internet telah terdaftar sebagai PKP, sehingga dengan terdaftarnya penjual sebagai PKP maka penjual itu dapat memungut pajak, misalnya pajak pertambahan nilai
atas transaksi yang dilakukan atau pembayaran harga jual atau penggantian.
173
C. Kewajiban Pajak Terhadap Pelaku Usaha dalam Perdagangan
Elektronik di Jejaring Sosial.
Pengelolaan usaha melalui e-commerce pada prinsipnya mendapatkan perlakuan perpajakan yang sama sebagaimana layaknya perdagangan biasa. Tidak
terdapatnya perbedaan dengan perdagangan biasa, tetapi hanya berbeda dalam pelaksanaannya yang menggunakan internet sebagai komunikasi elektronik yang
menggunakan internet sebagai infrastruktur utamanya.
174
Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif danatau objektif wajib mendaftarkan diri pada kantor Dirjen pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak selanjutnya disebut NPWP. Persyaratan
subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh, yaitu orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai suatu
kesatuan menggantikan yang belum berhak, badan usaha, dan bentuk usaha tetap. Sementara persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang
Perdagangan elektronik di jejaring sosial sama halnya seperti perdagangan konvensional seperti biasanya
tetapi hanya menggunakan internet sebagai media elektronik yang mempertemukan pembeli dan penjual secara online.
173
Edmon Makarim, Op.Cit., hlm.460.
174
Nufransa Wira Sakti, Op.Cit., hlm.72.
menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotonganpemungutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
175
Perlakuan perpajakan terhadap PPN menurut Dirjen pajak juga tidak dibedakan terhadap pengusaha e-commerce. Ketika pengusaha sebagai penjual
melakukan transaksi jual beli barang kena pajak atau jasa kena pajak melalui internet maka barang atau jasa kena pajak itu akan dikenakan PPN. Dengan syarat
yang disebutkan dalam Pasal 2 ayat 2 UU KUP yaitu bahwa si pengusaha wajib melaporkan usahanya pada kantor Dirjen pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat kedudukan pengusaha atau tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan sebagai PKP. Sehingga dapat dikatakan bahwa adanya kewajiban
untuk pengusaha melaporkan usahanya untuk terdaftar sebagai PKP sehingga dapat memungut pajak atas objek jual beli melalui internet sebagai barang kena
Kewajiban pajak terhadap pelaku usaha perdagangan elektronik di jejaring sosial dapat dikaitkan dengan Pasal 4 ayat 2 UU PPh yang membahas mengenai
pengenaan pajak yang bersifat final, di antaranya termasuk penghasilan dari objek tertentu yang diatur dalam peraturan pemerintah. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang memiliki Peredaran
Bruto Tertentu selanjutnya disebut PP No. 46 Tahun 2013, adanya perlakuan khusus terhadap orang pribadi atau badan hukum yang mempunyai peredaran
usaha atau omset satu tahun tidak melebihi 4,8 miliar rupiah, dikenakan tarif pajak yang bersifat final sebesar satu persen dari peredaran usaha.
175
Edmon Makarim, Op.Cit., hlm.461.
pajak atau jasa kena pajak dengan membuat faktur pajak sebagai bukti atas pemungutan pajak terutang.
176
PPN sebagai pajak tidak langsung yang beban pajaknya dilimpahkan kepada orang lain, memiliki tiga pihak yang berhubungan dengan pengenaan
pajak pertambahan nilai yaitu:
177
1. Pembayar pajak yang bertanggung jawab terhadap negara tentang pemasukan
pajak ke kas negara; 2.
pedagang yang merupakan penanggung untuk sementara pajak yang melekat pada barang yang belum terjual;
3. pihak konsumen yang merupakan pihak yang memikul beban pajak dari
barangjasa yang dibelinya. Pengenaan PPN terhadap konsumen bagi pengusaha e-commerce harus
terlebih dahulu ditetapkan menjadi PKP. Menurut Dirjen pajak, ketika pengusaha e-commerce
yang peredaran usaha omset nya tidak mencapai 4,8 miliar dalam setahun, maka pengusaha tersebut tidak boleh menjadi PKP, dan semua
penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang dilakukan tidak dikenakan PPN. Tetapi apabila pengusaha e-commerce yang peredaran usahanya
telah melebihi 4,8 miliar dalam setahun, semua penyerahan barang kena pajak atau jasa kena pajak yang dilakukan harus dilakukan pemungutan PPN. Pemikul
beban PPN adalah konsumen akhirnya, yaitu 10 dari harga yang diterima oleh konsumen akhir.
178
176
Edmon Makarim, Loc.Cit.
177
Ibid.
178
Dobbel Taxation, http:www.pajak.go.idcontenttidak-ada-dobbel-taxation-di-bidang- e-commerce diakses pada tanggal 6 April 2015.
Pengusaha e-commerce baik berupa orang pribadi atau badan, yang memiliki peredaran usaha tidak melebihi 4,8 miliar dalam setahun, maka tidak
dikenakan PPN dan dikenakan tarif pajak yang bersifat final sebesar 1 dari omset usaha setahun. Namun apabila pengusaha e-commerce yang memiliki
peredaran usaha melebihi 4,8 miliar dalam setahun, maka wajib mendaftar sebagai PKP dan dikenakan PPN, tarif pajak penghasilan dihitung berdasarkan tarif pajak
progresif sesuai Pasal 17 ayat 1 UU PPh. Masyarakat Indonesia menganggap bahwa jika seseorang tidak memiliki
NPWP, maka tidak memiliki hak perpajakan serta tidak akan dikenai kewajiban perpajakan. Tanpa NPWP dianggap tanpa masalah pajak, tidak perlu membayar
pajak, tidak perlu melapor pajak, tidak perlu takut ditagih pajak, tidak perlu dipenjara karena pajak, dan berbagai macam keuntungan lainnya.
179
Penjelasan Pasal 2 ayat 1, dijelaskan lebih lanjut bahwa NPWP merupakan suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak. Oleh karena itu, kepada Pendaftaran NPWP adalah merupakan hal yang wajib bagi setiap orang
pribadi dan badan. Menurut UU KUP Pasal 2 ayat 1, orang pribadi dan badan yang lazimnya disebut sebagai wajib pajak, apabila telah memenuhi persyaratan
subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor Dirjen pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan kepadanya diberikan NPWP.
179
Pidana Pajak NPWP, http:www.pajak.go.idcontentarticlepidana-pajak-bagi-yang- belum-ber-npwp diakses pada tanggal 13 April 2015.
setiap wajib pajak hanya diberikan satu NPWP. Selain itu, NPWP juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, wajib pajak diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya.
Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Penjelasan di atas menyatakan bahwa baik orang pribadi ataupun badan apabila sudah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif maka seharusnya
mendaftarkan NPWP. Namun menurut UU KUP Pasal 2 ayat 4 dinyatakan bahwa Dirjen pajak menerbitkan NPWP danatau mengukuhkan PKP secara
jabatan apabila wajib pajak atau PKP tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 danatau ayat 2.
Penjelasan ayat 4 tersebut dinyatakan, terhadap wajib pajak atau PKP yang tidak memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri danatau melaporkan
usahanya dapat diterbitkan NPWP danatau pengukuhan PKP secara jabatan. Hal ini dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh
Dirjen pajak ternyata orang pribadi atau badan atau pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh NPWP danatau dikukuhkan sebagai PKP.
Syarat untuk menjadi wajib pajak adalah syarat subjektif dan syarat objektif. Dasar dari syarat subjektif adalah Pasal 2 ayat 1 UU KUP; Pasal 2 dan
Pasal 3 UU PPh beserta perubahannya. Dasar dari syarat objektif adalah Pasal 4 UU PPh. Penjelasan lebih lanjut merujuk pada aturan pelaksanaan, diantaranya
Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan PMK RI Nomor 73 Tahun 2012 tentang
Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, Pemberian, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
180
Pengertian mengenai syarat subjektif wajib ber-NPWP menyebutkan jika wajib pajak adalah Warga Negara
Indonesia WNI, maka syarat subjektif serta merta telah terpenuhi, sedangkan bagi Warga Negara Asing WNA, syarat subjektif telah terpenuhi jika wajib
pajak berada di Indonesia selama 183 seratus delapan puluh tiga hari dalam 12 bulan.
181
Pengertian sederhana untuk syarat objektif adalah syarat yang berkenaan dengan penghasilan, baik penghasilan wajib pajak sendiri maupun penghasilan
orang lain yang berhubungan dengan pekerjaan wajib pajak. Hal yang berkenaan dengan penghasilan tidak saja berupa jumlah nominal penghasilan, tetapi juga
jenis dan sifat usaha atau kegiatan wajib pajak yang dengannya timbul penghasilan. Sebagai contohnya, bagi wajib pajak karyawan, syarat objektif
terpenuhi apabila jumlah nominal penghasilan dalam setahun lebih dari Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP yang berjumlah Rp.24.300.000 per tahun
untuk status lajang, sedangkan bagi wajib pajak orang pribadi non karyawan yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas, syarat objektif telah
terpenuhi sejak dia menjalankan pekerjaannya atau melakukan kegiatannya namun kewajiban ber-NPWP baru diberlakukan 1 satu bulan kemudian.
182
180
Pidana Pajak NPWP, http:www.pajak.go.idcontentarticlepidana-pajak-bagi-yang- belum-ber-npwp, Ibid.
181
Ibid.
182
Ibid.
D. Penanganan Terhadap Pelaku Usaha yang Menghindari Pajak dalam