Hambatan dalam Pemungutan Pajak

penyimpangan peraturan-peraturan tersebut dapat di eliminir sehingga lebih memberikan keadilan kepada wajib pajak sebagai pemikul beban pajak. 3. Rencana jangka panjang: berdasarkan masukan dan pengamatan tersebut, diberikan saran danatau masukan agar sistem hukum pajak yang terdiri dari legal substance peraturan perpajakan, legal structure institusi perpajakan dan legal culture sikap hukum wajib pajakkepatuhan wajib pajak berjalan dan terpenuhi dengan baik.

E. Hambatan dalam Pemungutan Pajak

Terlepas dari kewajiban rakyat untuk membayar pajak kepada negara, sebagian besar masyarakat tidak akan pernah mengerti kewajibannya untuk membayarkan pajak, bahkan bila ada sedikit kemungkinan, maka pada umumnya mereka cenderung meloloskan diri dari setiap pengenaan pajak. Hal ini ternyata telah ada sejak dulu. Masyarakat cenderung melakukan perlawanan terhadap pemungutan pajak, yang menjadi hambatan bagi negara dalam hal pemungutan pajak. Perlawanan ini terbagi atas dua jenis, yaitu perlawanan pasif dan perlawanan aktif. 86 1. Perlawanan pasif Perlawanan pajak secara pasif ini berkaitan erat dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat di negara yang bersangkutan. Pada umumnya masyarakat tidak melakukan suatu upaya yang sistematis dalam rangka menghambat 86 R. Santoso Brotodihardjo, Op.Cit., hlm.13. penerimaan negara, tetapi lebih dikarenakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. 87 Perlawanan pasif terdiri dari hambatan-hambatan yang mempersukar pemungutan pajak dan yang erat hubungannya dengan struktur ekonomi suatu negara, dengan perkembangan intelektual dan moral penduduk, dan dengan teknik pemungutan pajak itu sendiri. 88 Penjelasan atas hambatan tersebut berupa: 89 a. Struktur ekonomi Contoh: pajak penghasilan yang diterapkan pada masyarakat agraris. Padahal pajak ini diperuntukkan untuk masyarakat di negara industri. Dalam pajak ini, wajib pajak dituntut untuk menghitung sendiri pendapatan nettonya. Untuk itu diperlukan adanya pembukuan. Namun, menghitung pendapatan netto akan sangat sulit dilakukan oleh masyarakat agraris. Selain karena pencatatan pendapatan yang akurat sulit dilakukan, mereka juga tidak mampu melakukan pembukuan. Karena itu, timbullah perlawanan pasif terhadap pajak. Untuk menghindari hal ini, pajak ditentukan dengan perkiraan jumlah bulat atas dasar pendapatan kadastralnilai sewa, ataupun atas dasar luasnya tanah yang dikerjakan. Negara berkembang biasanya negara agraris menghubungkan besarnya penghasilan netto dengan luas kepemilikan atas tanah dan 87 Erly Suandy, Op.Cit., hlm.21. 88 R.Santoso Brotodihardjo, Loc.Cit. 89 Penghindaran Pajak, http:id.wikipedia.orgwikiPenghindaran_pajak diakses pada tanggal 14 Maret 2015. dihubungkan dengan tingkat kesuburan tanah. Indonesia mengambil jalan keluar untuk masyarakat kecil yang tidak bisa melakukan pembukuan dengan menggunakan norma perhitungan. Norma perhitungan dibuat oleh Dirjen pajak. Wajib pajak tinggal menghitung berapa omsetnya dikalikan dengan norma perhitungannya. b. Perkembangan intelektual dan moral penduduk Perlawanan pasif yang timbul dari lemahnya sistem kontrol yang dilakukan oleh fiskus ataupun karena objek pajak itu sendiri sulit untuk dikontrol. Contoh: pajak kepemilikan permata yang diterapkan di Belgia. Permata adalah benda yang kecil dan sulit dikontrol keberadaannya sehingga bisa saja pemilik permata menyembunyikan permata ini agar terhindar dari pengenaan pajak. c. Cara hidup masyarakat di suatu negara Contoh: masyarakat yang hidup di daerah tropis yang hanya memiliki dua musim sehingga memungkinkan mereka bekerja sepanjang tahun. Hal ini bisa mengakibatkan mereka bekerja lebih santai dan hasilnya tidak optimal. Pendapatan mereka lebih sedikit sehingga penerimaan negara pun kurang. Berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah subtropis yang memiliki empat musim. Sebelum teknologi berkembang, mereka tidak bisa bekerja di musim dingin. Karena itu, mereka harus bekerja keras di musim yang lainnya agar kebutuhan di musim dingin bisa terpenuhi. Hasilnya, mereka bisa menghasilkan pendapatan yang lebih banyak sehingga uang yang masuk ke kas negara pun lebih banyak. d. Teknik pemungutan pajak itu sendiri Contoh: untuk pajak yang cara perhitungannya rumit dan memerlukan pengisian formulir yang rumit pula, maka perlu diadakan penyuluhan pajak untuk menghindari adanya perlawanan pasif terhadap pajak. Jadi, setiap tahun, petugas pajak melakukan penyuluhan dari kantor perpajakan mulai dari pusat sampai ke daerah. Perlawanan pasif sangat kuat dirasakan oleh pajak langsung daripada pajak tidak langsung. Hal ini disebabkan oleh karena cara perhitungan pajak tidak langsung lebih sederhana dari pajak langsung. Di negara berkembang, pajak tidak langsung lebih besar dari pajak langsung. Sedangkan di negara maju, pemasukan negara dari pajak langsung lebih besar daripada pemasukan negara dari pajak tidak langsung. Namun, dari pajak tidak langsung ada masalah ketidakadilan. Sebagai contoh, cukai tembakau yang dikenakan kepada orang yang merokok. Jika ada konglomerat dan tukang becak yang merokok, mereka dikenakan cukai tembakau yang sama besarnya walaupun mereka memiliki kemampuan ekonomi yang jauh berbeda. 90 Tingkat pendidikan dan intelektualitas warga masyarakat juga dapat menjadi penghambat di dalam pemungutan pajak. Masyarakat yang diharapkan untuk sadar dalam memenuhi kewajiban pajaknya terlebih dahulu perlu memahami arti penting pajak, dan kaitannya dengan kewajiban sebagai 90 Ibid. anggota masyarakat. Hal lain yang tidak kalah penting adalah sistem pajak itu sendiri. Hal ini antara lain meliputi aturan, pelaksana, sampai penegakan hukumnya. 91 2. Perlawanan aktif Perlawanan pajak secara aktif ini merupakan serangkaian usaha yang dilakukan oleh wajib pajak untuk tidak membayar pajak atau mengurangi jumlah pajak yang seharusnya dibayar. 92 Ada tiga cara perlawanan aktif terhadap pajak, yaitu: 93 a. Penghindaran pajak tax avoidance Penghindaran pajak terjadi sebelum Surat Ketetapan Pajak selanjutnya disebut SKP keluar. Dalam penghindaran pajak ini, wajib pajak tidak secara jelas melanggar undang-undang sekalipun kadang-kadang dengan jelas menafsirkan undang-undang tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembuat undang-undang. Penghindaran pajak dilakukan dengan 3 cara, yaitu: 1 Menahan diri Menahan diri berarti wajib pajak tidak melakukan sesuatu yang bisa dikenai pajak, contoh: tidak merokok agar terhindar dari cukai tembakau. 2 Pindah lokasi 91 Y.Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak Yogyakarta: Penerbit Andi, 2009, hlm.197-198. 92 Erly Suandy, Op.Cit., hlm.22. 93 Penghindaran Pajak, http:id.wikipedia.orgwikiPenghindaran_pajak, Loc.Cit. Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya rendah. Contoh: di Indonesia diberikan keringanan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia Timur. Namun pindah lokasi tidak semudah itu dilakukan oleh wajib pajak. Hal ini harus sesuai dengan keuntungan yang akan mereka dapatkan dan keringanan pajak yang mereka peroleh. Tapi biasanya hal ini jarang terjadi, pengusaha hanya akan membuka cabang baru di tempat yang tarif pajaknya lebih rendah. 3 Penghindaran pajak secara yuridis Perbuatan dengan cara sedemikian rupa sehingga perbuatan-perbuatan yang dilakukan tidak terkena pajak. Biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kekosongan atau ketidakjelasan undang-undang. Hal inilah yang memberikan penghindaran pajak secara yuridis. Celah undang-undang merupakan dasar potensial penghindaran pajak secara yuridis. Suatu undang-undang dirumuskan tidak jelas karena: a Kesengajaan pembuat undang-undang Hal ini terjadi karena latar belakang pembuat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan parlemen, di mana parlemen mewakili berbagai kepentingan yang berbeda dan bisa saling bertolak belakang antara satu dan yang lainnya. Dua kepentingan yang paling dominan di parlemen adalah anggota parlemen yang mewakili kelompok buruh dan pemilik modal. b Ketidaksengajaan pembuat undang-undang. Contohnya adalah pada akhir tahun 1800-an, undang-undang anti trust atau undang-undang anti monopoli di Amerika Serikat yang ditujukan untuk pemilik modal yang berbunyi “Apabila ada yang menghambat atau menghalangi perdagangan antar negara bagian, bisa dijatuhi hukuman berdasarkan undang-undang ini”. b. Pengelakan pajak tax evasion Pengelakan pajak terjadi sebelum SKP dikeluarkan. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap undang-undang dengan maksud melepaskan diri dari pajakmengurangi dasar penetapan pajak dengan cara menyembunyikan sebagian dari penghasilannya. c. Melalaikan pajak Melalaikan pajak adalah menolak membayar pajak yang telah ditetapkan dan menolak memenuhi formalitas-formalitas yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dengan cara menghalangi penyitaan. BAB III PERDAGANGAN ELEKTRONIK DALAM JEJARING SOSIAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

A. Perkembangan Perdagangan Elektronik di Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis Mengenai Tanggung Jawab Pelaku Usaha Dalam Memberikan Informasi Produk Melalui Transaksi E-Commerce (Studi Pada AUTO 2000-Medan)

1 79 106

Tinjauan Yuridis Pemberian Kuasa Direktur Terhadap Pemenuhan Hak Dan Kewajiban Perusahaan Dalam Pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan

1 50 128

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYEBARAN PORNOGRAFI MELALUI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK

0 12 17

ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYEBARAN PORNOGRAFI MELALUI SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK

0 10 17

Protokol Izin Usaha Perdagangan Secara Elektronik Di Indonesia.

0 5 64

REGISTER PERDAGANGAN DI JEJARING SOSIAL BUKALAPAK: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Register Perdagangan di Jejaring Sosial Bukalapak: Kajian Sosiolinguistik.

0 2 17

REGISTER PERDAGANGAN DI JEJARING SOSIAL BUKALAPAK: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK Register Perdagangan di Jejaring Sosial Bukalapak: Kajian Sosiolinguistik.

0 4 13

Tinjauan Yuridis Terhadap Tanggung Jawab Badan Usaha Dalam Pelaksanaan Kewajiban Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Lingkungan Dalam Sistem Hukum Indonesia.

0 0 31

BAB II SISTEM PERPAJAKAN DALAM DUNIA USAHA MENURUT HUKUM POSITIF DI INDONESIA A. Definisi Pajak - Analisis Yuridis Mengenai Kewajiban Pajak Terhadap Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Elektronik Di Jejaring Sosial

1 21 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. - Analisis Yuridis Mengenai Kewajiban Pajak Terhadap Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Elektronik Di Jejaring Sosial

0 0 17