KOMUNIKASI PEMASARAN II. 3.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran

II.3 KOMUNIKASI PEMASARAN II. 3.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Zaman modern sekarang ini, pendekatan Purel dapat dilihat pada awal- awal abad 20. Pers atau wartawanlah pencetus betapa penting bagi munculnya profesi public relations. Dengan kata lain, Purel dilahirkan oleh masyarakat pers. Pers, waktu itu, melihat bahwa perusahaan-perusahaan dalam rangka promosi memerlukan kegiatan publisitas. Di tahun 60-an, istilah ”purel” sebagai akronim public relations makin populer digunakan ketimbang term kehumasan. Salah seorang praktisi public relations yang notabene berlatarbelakang jurnalistik, Ivy Lee kemudian mengeluarkan suatu Declaration of Principles. Deklarasi ini menjadi semacam manivesto bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang public relations. Teori menurut Ivy Lee dengan “Declaration of Principles” yang intinya berisi tentang keterbukaan dalam informasi dan komunikasi dengan berterus terang dan jujur mengenai persoalan yang dihadapi kepada pers atau publik. Dengan keterbukaan, sikap masyarakat yang semula negatif dan siap fight berubah menjadi pengertian. William G. Nickels dalam bukunya Marketing Communication and Promotion, mendefinisikan komunikasi pemasaran sebagai berikut : proses pertukaran informasi yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Purba, 2006 : 126 Komunikasi pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga baik secara tatap muka maupun bermedia Universitas Sumatera Utara dalam rangka upaya meningkatkan penjualan, jasa atau hasil produksi Purwadi, 2006 : 216. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi promotional mix terdapat 5 jenis promosi yang bisa disebut sebagai bauran promosi yaitu : iklan advertising, penjualan tatap muka personal selling, pomosi penjualan sales promotion, hubungan masyarakat dan publisitas publicity dan public relation, serta pemasaran langsung direct marketing. Model komunikasi pemasaran yang biasa dikembangkan pada umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi sender atau juga disebut sumber atau source, kedua disebut dengan encoding yaitu proses menerjemah tujuan-tujuan komunikasi kedalam bentuk-bentuk pesan yang akan dikirim kepada penerima agency iklan, tenaga penjualan, iklan, personal selling, sales promotions, public relation dan direct marketing, ketiga adalah transmisi, yaitu penyampaian pesan melalui media radio, tv, surat kabar, majalah dan brosur, keempat adalah decoding yaitu tindakan konsumen sebagai peberima pesan respons dan interpretasi dari penerima, kelima adalah feedback tindakan yaitu umpan balik atas pesan yang dikirimkan. Ada tiga unsur pokok dalam struktur komunikasi pemasaran yaitu Tjipto, 1997 – 219-220 : 1. Perilaku Komunikasi, yang terdiri dari pengirim sender atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima receiver atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya yaitu produsenperusahaannya, sedangkan komunikannya adalah khalayak, Universitas Sumatera Utara seperti pasar pribadi, pasar organisasi, maupun masyarakat umum yang berperan sebagai initiator, influencer, decider, purchaser, dan user. 2. Material komunikasi, seperti : a Gagasan, yaitu materi pokok yang hendak disampaikan pengirim. b Pesan message, yaitu himpunan berbagai symbol oral, verbal, atau non verbal dari suatu gagasan. Pesan hanya dapat dikomunikasikan melalui suatu media. c Media, yaitu pembawa transporter pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non-personal. Media personal dapat dipilih dari tenaga penganjur misalnya konsultan, tenaga ahli professional, atau dari masyarakat umum. Media non-personal meliputi media massa radio, TV, internet, Koran, majalah, tabloid, kondisi lingkungan ruangan, gedung ataupun peristiwa tertentu hari-hari besar atau spesial. d Response, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima. e Feed-back, yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim kembali oleh penerima. f Gangguan noise, yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi. Paling tidak ada lima macam gangguan yang biasanya menghambat proses komunikasi pemasaran yakni, gangguan fisik, masalah semantikbahasa, perbedaan budaya, efek status dan ketiadaan umpan balik. Universitas Sumatera Utara 3. Proses Komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima maupun pengirim kembali respon dari penerima kepada pengirim yang akan memerlukan dua kegiatan yakni encoding fungsi mengirim yaitu proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima dan decoding fungsi menerima adalah proses menguraikan atau mengartian symbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami. Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu untuk menyebarkan informasi komunikasi informative, mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen komunikasi persuasif, dan meningkatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang komunikasi mengingatkan kembali. Respon atau tanggapan konsumen sebagai komunikan meliputi Tjiptono, 1997:220 : 1. Efek kognitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu. 2. Efek afeksi, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah realisasi pembelian. 3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang. Tujuan komunikasi dan respon khalayak berkaitan dengan tahap-tahap dalam proses pembelian yang terdiri atas Tjiptono, 1997:220-221 : 1. Menyadari awareness produk yang ditawarkan. 2. Menyukai interest dan berusahan mengetahui lebih lanjut. 3. Mencoba trial untuk membandingkan dengan harapannya. 4. Mengambil tindakan act membeli atau tidak membeli. Universitas Sumatera Utara 5. Tindak lanjut follow-up membeli kembali atau pindah merek.

II.4. EXTERNAL PUBLIC RELATIONS

Dokumen yang terkait

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Peranan Corporate Social Responbility Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Toba Samosir

8 76 101

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan II Dumai (Studi Deskriptif: Penerima Program CSR Masyarakat Kelurahan Jaya Mukti, Dumai).

13 105 123

Program Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasional Peranan Program Corporate Social Responsibility Bidang Pemberdayaan Masyarakat PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat De

1 27 152

Dampak Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Toba Samosir (Studi Kasus: Kecamatan Porsea)

17 118 108

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Implementasi Alokasi Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus pada PT Tugu Pratama Indonesia General Insurance)

0 15 0

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

0 0 13