xli l risiko yang terjadi bagi kualitas audit yang jelek dan m peraturan
tentang penugasan adanya fee auditor. Dalam penelitian ini, membatasi faktor-faktor yang mempengaruhi
integritas dan obyektivitas auditor yakni kualitas auditor, ukuran klien, ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien, ketaatan
tehadap ketentuan, jasa non audit, audit fee, ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit dan jangka waktu audit:
a. Kualitas Auditor
Menurut Wurangian 2005:400 kualitas auditor merupakan kemampuan
profesional individu
auditor dalam
melakukan pekerjaanya. Disamping itu menurut Wurangian 2005:400 kualitas
auditor ini diukur melalui indikator pendidikan formal atau informal, pelatihan, pengalaman, dan penguasaan ilmu diluar akuntansi pajak,
komputer, impor ekspor dan lainnya. Kualitas auditor berarti auditor yang mempunyai keahlian
yang kompeten untuk melakukan audit. Pengertian keahlian menurut Bedard 1986 dalam Murtanto dan Gudono 1999:39 adalah
seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Beberapa
peneliti selanjutnya dalam Murtanto dan Gudono 1999:39 telah memasukkan unsur kemampuan ability, pengetahuan knowledge,
dan pengalaman experience kedalam penelitian mereka Bonner dan
xlii Lewis, 1990; Libby dan Luft, 1993; Libby dan Tan, 1994; Libby,
1995.
b. Ukuran Klien
Menurut Wurangian 2005:411 ukuran klien meliputi nama besar klien dan klien dengan rata-rata aset dengan nilai yang cukup
besar. Apabila akuntan publik melakukan audit terhadap klien yang mempunyai nama yang cukup besar yang dapat dikategorikan
perusahaan yang sudah go public, ada kemungkinan auditor dapat lebih integritas dan obyektivitas.
c. Ikatan Kepentingan Keuangan dan Hubungan Usaha dengan
Klien
Hubungan keuangan dengan klien dapat mempengaruhi obyektivitas dan bisa mengakibatkan bahwa obyektif tidak dapat
dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan seorang akuntan publik jelas berkepentingan dengan laporan audit yang akan
dikeluarkan. Ikatan hubungan usaha juga dapat diperoleh melalui
kepemilikan saham pada perusahaan klien, kepemilikan tersebut baik secara langsung atau tidak langsung mungkin diperoleh melalui
warisan, perkawinan dengan pemegang saham atau pengambilalihan Resi, 2009. Dalam hal seperti itu, penugasan pemeriksaan
xliii berhubungan tidak boleh diterima, atau dilanjutkan kecuali jika
hubungan keuangan tersebut diputuskan. Menurut Novianty dan Indra Wijaya Kusuma 2001:4 ada
beberapa jenis ikatan keuangan dan hubungan usaha tersebut diantaranya selama periode perjanjian kerja atau saat menyatakan
opininya, akuntan publik atau kantornya memiliki kepentingan keuangan langsung atau tidak langsung yang material di dalam
perusahaan yang menjadi kliennya, memiliki utang atau piutang yang diauditnya, dan sebagainya.
d. Ketaatan terhadap Ketentuan