xliv 2 Kantor akuntan publik dan akuntan dapat menerima penugasan
audit kembali untuk klien tersebut setelah tiga tahun buku atau berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut, dan
3 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b diatas tidak berlaku bagi laporan keuangan interim yang diaudit untuk
kantor akuntan publik secara umum.
e. Jasa Non Audit
Semakin besarnya peranan akuntansi pada dunia bisnis, maka dalam prakteknya kantor akuntan publik tidak hanya memberikan jasa
audit dalam pelayanan mereka terhadap masyarakat. Jasa-jasa lain yang disediakan misalnya jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen,
serta jasa akuntansi dan pembukuan Messier, 2006. Pemberian jasa lain ini memungkinkan hilangnya integritas dan obyektivitas akuntan
publik karena akuntan publik cenderung memihak kepada kliennya. Ketika
auditor mempertimbangkan
peraturan yang
berhubungan pada jasa non audit dan independensi, maka memerlukan pemahaman mengenai pengaplikasian peraturan yang berbeda untuk
perusahaan auditor yang publik dengan perusahaan auditor yang privat Elder, Beasly dan Arens, 2006:120. Disamping itu, menurut Cosseral
2005:19 bahwa pendapatan jasa konsultasi manajemen merupakan proporsi yang signifikan dari total pendapatan atas banyak akuntansi.
f. Audit Fee
xlv Audit fee
adalah imbalan yang diterima dari suatu kantor akuntan publik dari klien tertentu. Audit fee mungkin merupakan
sebagian kecil dari total pandapatan kantor akuntan publik tersebut, karena meskipun pendapatan atau imbalan atas jasa audit bukan satu-
satunya sumber pendapatan dari sebuah kantor akuntan, namun imbalan dari klien tertentu dapat menjadi bagian yang besar bahkan
terbesar dari total pendapatannya. Sebaliknya, imbalan dari klien tertentu mungkin saja tidak signifikan dan merupakan bagian kecil
dari total pendapatan kantor akuntan. Menurut Novianty dan Indra Wijaya 2001:5 audit fee yang
jumlahnya besar kemungkinan akan mengakibatkan berkurangnya independensi akuntan publik. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan,
yaitu: 1 kantor akuntan yang melakukan audit merasa tergantung pada klien sehingga cenderung segan untuk menentang kehendak
klien, 2 jika tidak memberikan opini yang sesuai dengan keinginan klien, kantor akuntan merasa khawatir akan kehilangan kliennya
mengingat pendapatan yang akan diterima realtif besar. Menurut Pernyataan Etika Profesi Nomor: 1 dalam Mulyadi
dan Kanak Puradiredja 1998:349 Auditor harus memperhatikan imbalan jasa professional diantaranya adalah:
a. Imbalan jasa profesional tidak boleh tergantung pada hasil atau temuan audit,
xlvi b. Akuntan publik tidak boleh mendapatkan klien yang telah diaudit oleh
kantor akuntan publik lain dengan cara menawarkan atau menjanjikan imbalan yang jauh lebih rendah,
c. Jika klien belum membayar imbalan jasa seorang akuntan publik sejak beberapa tahun lalu lebih dari 1 tahun, maka dapat dianggap bahwa
akuntan publik tersebut memberikan pinjaman kepada kliennya, dan hal tersebut dapat mempengaruhi integritas dan obyektivitasnya,
d. Jika akuntan publik bertindak sebagai financial consultant dari suatu perusahaan yang akan go public, maka akuntan publik tidak boleh
menentukan imbalan jasa profesionalnya berdasarkan persentase tertentu dari hasil emisi saham, dan
e. Seorang akuntan publik tidak boleh memberikan jasa profesionalnya tanpa
menerima imbalan,
kecuali untuk
yayasan non-
profitorganization .
Halim 2001:89 membagi beberapa cara dalam penetapan fee audit, yaitu:
1 Per Diem Basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang
digunakan oleh tim auditor pertama kali per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam yang
dihabiskan oleh tim. 2 Flat atau Kontrak Basis
xlvii Pada cara ini fee audit dihitung sekaligus secara borongan tanpa
memperhatikan waktu audit yang dihabiskan, yang penting pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian.
3 Maksimum Fee Basis Cara ini merupakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali
tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu, tetapi dengan batasan maksimum.
Selain itu, Halim 2001:89 mengungkapkan beberapa faktor penentu besarnya fee audit, yaitu:
1 Karakteristik keuangan, seperti tingkat penghasilan, laba, aktiva, modal dan lain-lain,
2 Lingkungan, seperti persaingan, pasar tenaga profesional dan lainnya,
3 Karakteristik operasi, seperti jenis industri, jumlah lokasi perusahaan, jumlah lini produk dan sebagainya, dan
4 Kegiatan eksternal auditor, seperti pengalaman, tingkat koordinasi dengan internal auditor.
g. Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP