belajar yang baik, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah, adanya disiplin dan tata tertib yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten[10].
Menurut Tu’u, sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah diadakan kegiatan pendidikan, pembelajaran dan
latihan. Di sekolah nilai-nilai etik, moral, mental, spiritual, perilaku, disiplin, ilmu pengetahuan dan ketrampilan ditabur, ditanam, disiram, ditumbuhkan
dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang
siswa. Sekolah dapat menciptakan suasana kondusif bagi proses pendidikan asalkan manajemen sekolah dikembangkan dengan perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi yang baik. Disiplin sekolah diorganisasikan oleh kepala sekolah
bekerja sama dengan para guru dan mendapat dukungan orangtua[9].
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
c. Lingkungan Masyarakat
Menurut Hakim, lingkungan masyarakat dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan non formal yang
melaksanakan kursus-kursus tertentu, seperti bahasa asing, ketrampilan tertentu, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan yang menunjang
keberhasilan belajar, sanggar majelis taklim, sanggar organisasi remaja di
masyarakat, sanggar karang taruna[10].
13
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi prestasi belajar. Lingkungan masyarakat merupakan
lingkungan dimana seseorang tinggal menetap. Lingkungan masyarakat yang dapat memberi pengaruh negatif dan positif tergantung bagaimana seorang
siswa dapat bergaul dengan lingkungan masyarakatnya. Ia harus pandai
memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk buat dirinya.
2.3 Prestasi Belajar
Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer, didefinisikan sebagai hasil
yang telah dicapai[3]. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar atau hasil belajar menurut
Muhibbin Syah, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu Abdullah adalah “taraf keberhasilan murid atau santri dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu”[3]. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru”[11]. Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha
14
yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu.
Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran di sekolah yang
dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai raport.
2.4 Teori Analisis Jalur