39
Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α =5
3.11.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t
Nilai-nilai koefisien regresi dalam pemasaran regresi merupakan hasil perhitungan berdasarkan sampel terpilih. Oleh karena itu, di samping uji-F
dilakukan uji-t untuk masing-masing nilai koefisien regresi dalam pemasaran regresi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Variabel bebas dikatakan berpengaruh terhadap variabel terikat bisa dilihat dari probabilitas variabel bebas dibandingkan
dengan tingkat kesalahannya α. Jika probabilitas variabel bebas lebih besar dari tingkat kesalahannya α maka variabel bebas tidak berpengaruh, tetapi jika
probabilitas variabel bebas lebih kecil dari t ingkat kesalahannya α maka variabel
bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat. H
: b
1
= b
2
= 0, artinya secara parsial tidak terdapat positif dan signifikan dari variabel bebas X
1
,X
2
yaitu Kelompok referensi, dan gaya hidup terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian Y.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas X
1
,X
2
, yaitu Kelompok referensi, dan gaya hidup terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian Y.
40
Kriteria pengambilan keputusan: H
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 H
a
diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
3.11.3.3 Koefisien Determinan R²
Koefisien determinan R
2
pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinan berkisar antara
nol sampai dengan 1 0 R² 1 . Jika R² semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R² semakin mengecil mendekati nol maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
terhadap variabel Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Warung Internet
Warung Internet adalah sebuah kata yang berkembang di antara para aktivis Internet Indonesia pada tahun 1997-1998 untuk sebuah kios yang memiliki
banyak komputer untuk disewakan bagi pengakses Internet. Pada masa itu, secara tidak sadar terjadi perebutan singkatan dari Warung Internet antara WARIN dan
WARNET. Seharusnya jika kita konsisten dengan proses menyingkat kata, seperti WARTEG Warung Tegal dan WARTEL Warung Telekomunikasi, maka yang
seharusnya dipilih adalah WARIN. Karena Internet, NET menjadi akhiran yang sangat menarik dalam jaringan Internet, maka kebanyakan rekan di masa itu lebih
memilih istilah WARNET daripada WARIN. Oleh karena 1 Juli 1995 di bentuk PT BoNet Utama yang merupakan
ISP swasta kedua setelah Indonet Jakarta. Kantor pertama BoNet terletak di Cafe Botanicus tengah Kebun Raya Bogor, yang secara naluriah
langsung membuat warnet yang dikhususkan untuk turis-turis yang sedang berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Oeh karena itu, cukup sepadan jika kita
mengatakan bahwa WARNET di Bogor dan juga di Indonesia adalah BoNet yang waktu itu terletak di tengah Kebun Raya Bogor. Beberapa WARNET awal
Indonesia lainnya antara lain adalah, BONET, CCF Surabaya, Cyber Corner Jakarta, Toko Gunung Agung Jkt, Maga Yogya, GAMA Net Yogya, Pujayo Cafe
Net Yogya, dan Pointer. Aktifitas pembuatan WARNET cukup marak di 1996-