PengaruhBrand Image dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Tupperware Di Perumahan Universitas Sumatera Utara Jl.Dr.Mansyur
SKRIPSI
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
DI KOMPLEKS PERUMAHAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JL. Dr.MANSYUR
OLEH:
REZKY HIDAYAH 110502003
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
DI KOMPLEKS PERUMAHAN USU
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari brand imagedankelompokreferensi terhadap keputusan pembelian Tupperware di KompleksPerumahanUSU. Populasi adalah pengguna Tupperware yang bertempat tinggal di Kompleks Perumahan USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental samplingyaitu siapa saja yang secara kebetulanditemui. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan tingkat = 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand imagedankelompokreferensi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusanpembelian. Hasil uji parsial brand image dankelompokreferensimemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusanpembelian. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,507, berarti 50,7% keputusanpembelian sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand imagedankelompokreferensi sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 49,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .
(3)
ABSTRACT
THE EFFECT OF BRAND IMAGE AND THE REFERENCE GROUP IN PURCHASING DECISIONS TUPPERWARE
AT USU RESIDENCE
The purpose of this research is to identify and analize the effect of brand image and the reference group in purchasing decisions Tupperware at USU Residence. Population is user of Tupperware who live at USU Residence. The sampling technique used accidental sampling method that is sampled because anyone who met by chance. This research used multiple linier regression analysis with signifikan alpha 5%. The result showed that brand image and the reference group have significant effect to purchasing decisions. The partial test showed that brand image and the reference group have positive and signifficant to purchasing decisions. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R Square) obtained a value of 0,507 or 50,7% puchasing decisions as the dependent variable can be explained by brand image and the reference group as independent variables. While the remaining 49,3% can be explained by other variables not examined in this research.
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulisdapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi ini,
dengan judul “PengaruhBrand Image dan Kelompok Referensi Terhadap
Keputusan Pembelian Tupperware Di Perumahan Universitas Sumatera Utara Jl.Dr.Mansyur” guna memenuhi salah satu syarat dalammemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas SumateraUtara.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orangtua tercinta Bapak RUKUN dan mama tersayangRusmaliana.Spd yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan dukungan, baik materil maupun
moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum,S.E, M.Ec, Ak CA selaku Dekan
FakultasEkonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E, dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua
dan sekretaris Departemen ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si, dan Ibu Dra. Friska Sipayung,M.Si ,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
(5)
4. Bapak Liasta Ginting, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan
motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM selaku dosen pembanding yang telah
banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Kepada seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa–jasanya selama perkuliahan.
7. Adik tersayang Mela dan Raihan dan keluarga besar penulis, terima kasih
banyak atas do’a dan dukungan, semangat, dan perhatian bagi peneliti.
8. Terima Kasih untuk pacar tersayang Gilang Rizky yang udah 3 tahun lebih
menemani dan memberikan semangat, motivasi sampai selesai kuliah ini.
9. Terima kasih untuk sahabat Ririn, nova, Althea, Rasella, Hafiz, Riswan, Rona,
Risa, Melfy, Bila, Rizky dan semua teman-teman UKM Volly Usu yang telah
membantu dan memberikan dukungan yang begitu banyak sampai skripsi ini
selesai.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak –
pihak yang membutuhkan.
Medan, Oktober 2015
Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Uraian Teoritis ... 9
2.1.1 Merek ... 9
2.1.1.1 ManfaatMerek ... 10
2.1.1.2ElemenMerek ... 11
2.1.1.3Citra Merek ... 12
2.1.2KelompokReferensi ... 15
2.1.2.1JenisPengaruhKelompokReferensi ... 19
2.1.3 Keputusan Pembelian ... 20
2.1.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 21
2.1.3.2 Jenis-jenisPerilaku Keputusan Pembelian ... 22
2.2 Penelitian terdahulu ... 24
2.3 Kerangka konseptual ... 25
2.4 Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Batasan Operasional ... 27
3.4 Defenisi Operasional ... 28
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29
3.6 Populasi dan Sampel ... 30
3.6.1 Populasi ... 30
3.6.2 Sampel ... 30
3.7 Jenis Data ... 32
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.9 Uji Validitas dan Reabilitas ... 33
(7)
3.9.2 Uji Reabilitas ... 34
3.10 Metode Analisis Data ... 35
3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 35
3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 35
3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.10.3.1 Uji Normalitas ... 36
3.10.3.2 Uji Heteroskedatisitas ... 37
3.10.3.3 Uji Multikolinieritas ... 37
3.10.4 Pengujian Hipotesis ... 37
3.10.4.1 Uji-F (Uji Simultan) ... 37
3.10.4.2 Uji-t (Uji Parsial) ... 38
3.10.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 40
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 40
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 41
4.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 41
4.2 Analisis Deskriptif ... 43
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 43
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 45
4.3 Uji Asumsi Klasik ... 49
4.3.1 Uji Normalitas ... 49
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 52
4.3.3 Uji Multikoloniearitas ... 54
4.4 Analisis Regresi Berganda ... 55
4.5 Uji Hipotesis ... 56
4.5.1 Uji F ... 56
4.5.2 Uji t ... 57
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 58
4.6 Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
5.1 Kesimpulan ... 62
5.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 64
(8)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1Top Brand Award Plastic Container ... 2
2.1 ManfaatMerekbagiPelanggandan Perusahaan ... 11
2.2 EmpatTipePerilakuPembelian ... 22
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.2 Instrumen Skala Likert ... 29
3.3 Item Total Statistic ... 34
3.4 Reliability Statistic ... 35
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan JenisKelamin ... 43
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 44
4.4 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Image ... 46
4.5 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel KelompokReferensi ... 47
4.6 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel KeputusanPembelian ... 48
4.7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 52
4.8 Hasil Uji Glejser ... 54
4.9 Hasil Uji Multikoloniearitas ... 55
4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 56
4.11 Hasil Koefisien Determinasi ... 56
4.12 Hasil Uji F ... 56
(9)
(10)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 21
2.2 KerangkaKonseptual ... 26
4.1 Grafik Histogram ... 50
4.2 Grafik Normal Plot ... 51
4.3 Grafik Scatter Plot ... 53
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 67 2 Data Butir Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 69 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 71
(12)
ABSTRAK
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
DI KOMPLEKS PERUMAHAN USU
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari brand imagedankelompokreferensi terhadap keputusan pembelian Tupperware di KompleksPerumahanUSU. Populasi adalah pengguna Tupperware yang bertempat tinggal di Kompleks Perumahan USU. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidental samplingyaitu siapa saja yang secara kebetulanditemui. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan tingkat = 5%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand imagedankelompokreferensi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusanpembelian. Hasil uji parsial brand image dankelompokreferensimemiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusanpembelian. Melalui pengujian koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) diperoleh nilai sebesar 0,507, berarti 50,7% keputusanpembelian sebagai variabel terikat dapat dijelaskan oleh brand imagedankelompokreferensi sebagai variabel bebas. Sedangkan sisanya 49,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .
(13)
ABSTRACT
THE EFFECT OF BRAND IMAGE AND THE REFERENCE GROUP IN PURCHASING DECISIONS TUPPERWARE
AT USU RESIDENCE
The purpose of this research is to identify and analize the effect of brand image and the reference group in purchasing decisions Tupperware at USU Residence. Population is user of Tupperware who live at USU Residence. The sampling technique used accidental sampling method that is sampled because anyone who met by chance. This research used multiple linier regression analysis with signifikan alpha 5%. The result showed that brand image and the reference group have significant effect to purchasing decisions. The partial test showed that brand image and the reference group have positive and signifficant to purchasing decisions. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R Square) obtained a value of 0,507 or 50,7% puchasing decisions as the dependent variable can be explained by brand image and the reference group as independent variables. While the remaining 49,3% can be explained by other variables not examined in this research.
(14)
12 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Saat ini, kondisi pasar bisnis sudah memasuki dunia global yangdidukung
oleh kemajuan teknologi. Seiring dengan kemajuan tersebut maka
perusahaan-perusahaan juga dihadapkan pada persaingan yang semakinkompetitif antara satu
sama lainnya. Tingkat persaingan yang semakin tinggimengakibatkan semakin
banyak perusahaan bermunculan yang bergerak dalambidang produk maupun
jasa. Persaingan bisnis memerlukan upaya-upaya yangstrategis yang mampu
dijadikan sebagai tindakan yang tepat di setiap kondisi, dansetiap perusahaan pun
harus dapat menyusun langkah-langkah yang matang agardapat bertahan dan terus
berkembang serta dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Di zaman sekarang, plastik sudah menjadi bagian keseharian manusia
dansering menggantikan bahan-bahan tradisional seperti kayu, logam, gelas,
kulit,kertas dan karet.Desain wadahnya yang menarik serta fungsinya yang serba
gunamenjadi salah satu alasan mengapa plastik digemari oleh masyarakat. Mulai
darimainan anak-anak, perabot rumah tangga, perlengkapan kedokteran, peralatan
tulis,bahkan hingga komponen atau suku cadang kendaraan/peralatan listrik pun
terbuatdari plastik. Plastikjuga sudah umum digunakan dalam berbagai industri
dan bisnis.
Dari semua kegunaan plastik yang bermacam-macam jenis dan bentuk
yaitu, fungsi plastik sebagai wadah makanan dan minumanlah yang
(15)
13
masyarakat akankesehatan, banyak pertanyaan yang muncul seputar plastik yang
aman digunakansebagai wadah makanan dan minuman, serta bagaimana cara
mengenalinya agarterhindar dari efek buruk bagi kesehatan. Dr. Yadi Haryadi,
pakar panganDepartemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor,
mengemukakanbahwawadah plastik yang aman selain memenuhi standar dari
lembaga berwenang juga diproduksi oleh perusahaan yang dipercaya memiliki
komitmen untukmenyediakan produk aman bagi masyarakat.
Tabel 1.1
Top Brand Award Plastic Container Merek Tahun 2012
( % )
Tahun 2013 ( % )
Tahun 2014 ( % )
Tahun 2015 ( % )
Tupperware 51,1 42,9 42,5 50,5
Lion Star 36,7 41,0 39,1 31,6
Maspion 1,5 12,7 - -
Claris 1,3 1,3 2,6 1,4
Lock & Lock 1,2 1,2 - 2,6
Sumber
Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa produk dari Tupperware dalam
Top Brand AwardPlastic Countainer mengalami fluktuasi (naik turun). Meskipun produk Tupperware berada di posisi puncak dalam hal brand, namun hal ini harus tetap diwaspadai oleh pihak Tupperware terhadap ancaman dari pihak pesaing
yang juga mengalami fluktuatif setiap tahunnya.
Persaingan produk plastik rumah tangga akhir-akhir ini sangat ketat dan
banyakbermunculan merek-merek baru yang masing-masing berlomba
memperlihatkan keunggulanproduknya masing-masing baik dari segi bentuk,
(16)
14
alami oleh setiap perusahaan senantiasa perlu memperhatikan mengenai
keunggulan persaingan perusahaan yang sangat ditentukan oleh kemampuanya
untuk memenuhi konsumen.Menurut Kertajaya (2002:195), konsumen sekarang
merupakan konsumen yang dalammenentukan pilihan pembeliannya selalu
dengan pertimbangan jangka panjang dan lebih sadarlingkungan serta sadar
kesehatan. Tupperware adalah nama merek terkenal dari peralatanrumah tangga
yang terbuat dari plastik, termasuk di dalamnya wadah penyimpanan,
wadahpenyajian dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak
umum padatahun 1946.
Masalah pemasaran pada hakekatnya tidak hanya diarahkan untuk
memuaskan pelanggan melainkan ditujukan untuk mempengaruhi keputusan
pembelian .
Menurut Kotler & Amstrong (2008: 226) keputusan pembelian adalah tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang di
tawarkan.
Dalam proses keputusan pembelian konsumen,merek merupakan suatu atribut
penting dari sebuah produk, selain itu merek merupakan identitas untuk
membedakan produk perusahaan dengan produk yang dihasilkan oleh
pesaing.Salah satu produk peralataan rumah tangga dengan brand image yang cukup besar adalah Tupperware.Produk Tupperware yang di keluarkan oleh
(17)
15
menjaga kualitasanya,produk Tupperware tidak di jual di pasar umum,tetapi
melakukan penjualan dengan sistem direct selling.
Tupperware menjual produknya dengan metode MLM (Multi Level Marketing). Metode ini cukup banyak ditemui di pasar Indonesia. Dengan adanyasistem bisnis yang seperti ini dapat memberikan penawaran yang
menggiurkanuntuk konsumennya agar bisa mudah mengkonsumsi produk tersebut
danmenjanjikan penghasilan yang tak terbatas untuk para customernya.
Kelompok wanita usia 25 tahun keatas merupakan kelompok referensi
yang paling banyak ditemukan dalam industri ini. Meskipun tupperware sempat
mengalami penurunan popolaritas, penjualan tetap berjalan dengan lancar karena
kelompok referensi tersebut juga berlaku sebagai distributor dari produk
Tupperware. Tupperware memanfaatkan personal selling dengan melakukan
pendekatan-pendekatanyaitu presentasi dan demonstrasi produk serta kesaksian
orang-orang(sales force) yang telah tergabung dan bisa mengubah hidupnya. Sehinggadiharapkan konsumen akan tertarik untuk membeli produknya.Produk
Tupperware tidak dapat ditemui di toko atau dimanapun, melainkan di distributor
dan disebarkan dengan memanfaatkan tenaga penjual.
Sebagai produk rumah tangga yang berkualitas dan bermanfaat,
peminatTupperware mayoritas wanita, dan melalui jaringan wanita inilah
Tupperwareberhasil dipasarkan. Dalam memasarkan produknya Tupperware
Indonesia berpegangpada tiga filosofinya, yaitu “Sharing and Caring”, “Devine and Grow” dan “Build people and people will build the buisness”, dengan filosofi inilah Tupperware terusmengembangkan sayapnya.
(18)
16
Persepsi Tupperware sebagai produk yang berkualitas,aman dengan kemasan
eklusif telah cukup kuat menempel di mata masyarakat Indonesia.Jika di tanya
wadah makanan dari plastik yang berkualitas prima, Tupperware lah yang
terlintas di benak mereka. Artinya brand awareness yang terbentuk mengenai produk sudah kuat. Penelitian ini di fokuskan pada masyarakat yang membeli
dan memakai produk Tupperware dalam kehidupan sehari-harinya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen terhadap pembelian
Tupperware adalah faktor brand image dan kelompok referensi. Kedua faktor tersebut di duga berpengaruh terhadap keputusan pembelian . Hal ini di sebabkan
dengan adanya kualitas yang terjamin dan brand image yang melekat selama ini pada produk Tupperware maka akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan
pembelian produk Tupperware.
Strategi yang dapat dilakukan adalah penciptaan citra merek.Menurut
Setiadi (2010:106), “Citra merekmempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu”. Citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan.Perusahaan harus dapat menciptakan merek yang menarik, mudah diingat serta menggambarkan manfaat dari produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.Persepsi pelanggan terhadap citra merek yang baik dapat menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian. Itulah sebabnya membangun citra merek yang baik menjadi tugas penting bagi perusahaan.
Persaingan yang sangat ketat dalam bisnis wadah plastik menuntut setiap
(19)
17
akan mempengaruhi eksistensi mereka di pasaran. Banyak hal yang dapat
membuat suatu produk dapat berada dalam jangka waktu yang lama di pasaran.
Salah satu faktor utama tersebut adalah merek (brand).Jika perusahaan dapat menjanjikan citra yang baik terhadap mereknya maka perusahaan akan dengan
mudah dalam menguasai pasar. Dalam hal ini, pengalaman dan perilaku
konsumen merupakan faktor terpenting dalam membangun citra merek dari suatu
perusahaan karena konsumen dapat merasakan puas atau tidak puas akan suatu
produk dan memberikan penilaian akan produk tersebut.
Selain itu faktor lingkunganpun memberi pengaruh penting dalam mengambil keputusan pembelian. Lingkungan sosial terbagi dua bagian yaitu lingkungan sosial makro dan mikro. Lingkungan sosial makro diantaranya budaya, subbudaya dan kelas sosial. Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu organisasi, keluarga, kelompok referensi dan media. Masing-masing dari faktor tersebut akan memberi pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sebagai contoh kecil, teman dekat kita akan memberikan pengaruh terhadap kita ketika dia menggunakan produk yang menarik, dan dengan senang hati teman kita akan menjelaskan dengan sukarela ketika kita bertanya tentang produk yang digunakannya, dan secara tidak langsung kita telah mendapatkan informasi tentang produk tersebut.
Mengingat bahwa Tupperware merupakan bisnis MLM, maka strategi pemasaran dan analisis konsumen tidak hanya dilakukan di kantor pusat saja akan tetapi dilakukan juga di setiap Business Centre (BC).
(20)
18
Sehubungan dengan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjutdengan judul: “Pengaruh Brand Image dan Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian Tupperware Di Kompleks Perumahan Universitas Sumatera Utara Jl.Dr.Mansyur”
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah,maka dapat di rumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah brand imageberpengaruh terhadap keputusan pembelian Tuppeware di Kompleks perumahan Universitas Sumatera Utara
Jl.Dr.Mansyur ?
2. Apakah Kelompok Referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
Tupperware di Kompleks perumahan Universitas Sumatera Utara
Jl.Dr.Mansyur ?
3. Apakah brand image dan kelompok referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Tupperwaredi Kompleks
perumahan Universitas Sumatera Utara Jl.Dr.Mansyur ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang di kemukakan di atas maka dapat di
sampaikan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian Tupperware di Kompleks perumahan Universitas
(21)
19
2. Untuk mengetahuidan menganalisis pengaruh kelompok referensi
terhadap keputusan pembelian Tupperwaredi Kompleks perumahan
Universitas Sumatera UtaraJl.Dr.Mansyur ?
3. Untuk mengetahuidan menganalisis pengaruh brand image dan kelompok referensi secara bersama-sama terhadap keputusan
pembelianTuppewaredi Kompleks perumahan Universitas Sumatera
UtaraJl.Dr.Mansyur ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping
memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya berkaitan dengan brand image dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian produk Tupperware.
2. Bagi PT.Tupperware
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan perencanaan aktivitas-aktivitas dan kebijakan perusahaan “Tupperware, Khususnya untuk produk tupperware dan kelompok referensi di masa yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dan informasi yang nantinya dapat memberi perbandingan dalam mengadakan penelitian yang lebih lanjut khususnya mengenai kelompok refernsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Merek
(22)
19
2. Untuk mengetahuidan menganalisis pengaruh kelompok referensi
terhadap keputusan pembelian Tupperwaredi Kompleks perumahan
Universitas Sumatera UtaraJl.Dr.Mansyur ?
3. Untuk mengetahuidan menganalisis pengaruh brand image dan kelompok referensi secara bersama-sama terhadap keputusan
pembelianTuppewaredi Kompleks perumahan Universitas Sumatera
UtaraJl.Dr.Mansyur ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti disamping
memberikan kontribusi pemikiran dalam bidang pemasaran, khususnya berkaitan dengan brand image dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian produk Tupperware.
2. Bagi PT.Tupperware
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penyusunan perencanaan aktivitas-aktivitas dan kebijakan perusahaan “Tupperware, Khususnya untuk produk tupperware dan kelompok referensi di masa yang akan datang.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan dan informasi yang nantinya dapat memberi perbandingan dalam mengadakan penelitian yang lebih lanjut khususnya mengenai kelompok refernsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Merek
(23)
20
Menurut Keller dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa istilah
brand berasal dari kata brand yang berarti “to brand”, yaitu aktivitas yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan member tanda pada ternak-ternak
mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual kepasar.
Sedangkan menurut Afiff dalam buku Sadat (2009:18) menyatakan bahwa kata
merek yang digunakan sebagai terjemahan kata brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran.
Dalam perkembangannya merek memiliki banyak defenisi. Menurut
Keagan dalam buku Sadat (2009:18) mendefinisikan bahwa merek sebagai
kumpulan citra dan pengalaman kompleks dalam benak pelanggan, yang
mengkomunikasikan harapan mengenai manfaat yang akan diperoleh dari suatu
produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Keegan et al. dalam Ferrinadewi (2008:137) berpendapat bahwa merek adalah sejumlah citra dan
pengalaman dalam benak konsumen yang mengkomunikasikan manfaat yang
dijanjikan produk yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Menurut Kotler dan
Keller (2009:258) menyatakan bahwa merek adalah produk atau jasa yang
dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk
atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Menurut Kotler dan Keller (2009:259) merek mengidentifikasi sumber
atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen, atau organisasi untuk
menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau distributor
tertentu. Konsumen dapa mengevaluasi produk yang sama secara berbeda
(24)
21
merek melalui pengalaman masa lalu dengan produk tersebut dan program
pemasarannya, menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan
mana yang tidak.
2.1.1.1 Manfaat Merek
Menurut Sadat (2009:21) merek-merek yang kuat akan memberikan jaminan kualitas dan nilai yang tinggi kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak luas terhadap perusahaan. Perusahaan yang mampu membangun mereknya
dengan baik akan mampu menangkal setiap serangan pesaing sehingga dapat terus mempertahankan pelanggannya. Melalui merek, perusahaan dapat memberikan berbagai sentuhan emosional atau eksperensial yang tidak dapat diberikan oleh produk. Berikut ini terdapat beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh pelanggan dan perusahaan:
Tabel 2.1
Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan
Pelanggan Perusahaan
a. Merek sebagai sinyal kualitas b. Mempermudah proses/memandu
pembelian
c. Alat mengidentifikasi produk d. Mengurangi risiko
e. Memberi nilai psikologis f. Dapat mewakili kepribadian
a. Magnet pelanggan
b. Alat proteksi dari para imitator
c. Memiliki segmen pelanggan
yang loyal
d. Membedakan produk pesaing e. Mengurangi perbandingan harga
sehingga dapat dijual premium f. Memudahkan penawaran produk
baru
g. Bernilai financial tinggi h. Senjata dalam kompetisi
Sumber: Sadat, (2009:21) 2.1.1.2 Elemen Merek
(25)
22
Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan elemen merek adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek. Menurut Sadat (2009:49) menyatakan bahwa elemen dari identitas suatu merek terdiri dari nama, logo, warna, desain dan kemasan, slogan dan tagline, endorser merek, karakter, situs web dan URL. Kotler dan Keller (2009:269) menyatakan dalam memilih elemen merek, ada enam kriteria utama, yaitu :
a. Dapat diingat
Yaitu seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali. Nama-nama pendek adalah elemen merek yang mudah diingat.
b. Berarti
Yaitu elemen merek kredibel dan mengindikasikan kategori yang berhubungan dengannya. Elemen merek menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe orang yang mungkin menggunakan merek.
c. Dapat disukai
Yaitu berkaitan dengan seberapa menarik estetika elemen merek. Dan elemen merek dapat disukai secara visual, verbal dan cara lain. d. Dapat ditransfer
Yaitu elemen merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama atau berbeda. Elemen merek menambah ekuitas merek melintasi batas geografis dan segmen pasar.
e. Dapat disesuaikan
Yaitu kemudahan elemen merek disesuaikan dan diperbarui. f. Dapat dilindungi
Yaitu kemudahan elemen merek untuk dapa dilindungi secara hukum dan secara kompetitif
2.1.2 Citra Merek
Menurut Keller dalam Ferrinadewi (2008:165) menyatakan bahwa citra merek atau brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut. Rangkuti (2004:244) menyatakan citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhada citra merek. Citra merek atau
brand image adalah konsep yang diciptakan konsumen karena alasan subyektif dan emosi pribadi. Oleh karena itu dalam konsep ini persepsi konsumen menjadi
(26)
23
lebih penting dari pada keadaan sesungguhnya, menurut Dobni dan Zinkhan dalam Ferrinadewi (2008:166).
Menurut Susanto dalam Nugroho (2011:11) citra merek adalah apa yang
dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek. Pembangunan sebuah citra
merek, terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab
tanpa citra kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik
pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang sama
meminta mereka membayar harga yang tinggi.
Simamora dalam Sulistian (2011:33) mengatakan citra adalah persepsi
yang relatif konsisten dalam jangka waktu panjang. Sehingga tidak mudah untuk
membentuk citra, citra sekali terbentuk akan sulit untuk mengubahnya. Citra yang
dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan
pesaingnya, saat perbedaan dan keunggulan merek dihadapkan dengan merek lain.
Menurut Keller dalam Ariadi ( 2010:42) bahwa pengukuran citra merek
dapat dilakukan pada aspek sebuah merek, yaitu : strength, uniqueness, dan favourable.
a. Strength
Mengarah pada berbagai keunggulan-keunggulan yang dimiliki merek
bersangkutan yang bersifat fisik, dan tidak ditemukan pada merek lainnya.
Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek
bersangkutan sehingga bisa dianggang sebagai sebuah kelebihan
(27)
24
b. Uniqueness
Yaitu kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara
merek-merek lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk, kesan unik berarti
terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk lainnya. Termasuk
dalam kelompok unik ini antara lain: variasi layanan, dan harga serta
differensiasi.
c. Favourable
Mengarah pada kemampuan merek tersebut untuk mudah diingat oleh
pelanggan. Termasuk dalam kelompok favourable ini antara lain : kemudahan merek untuk diucapkan, kemampuan mereka untuk tetap
diingat pelanggan, maupun kesesuaian antara kesan mereka dibenak
pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek
bersangkutan.
Schiffman dan Kanuk dalam Sulistian (2011:33) menyebutkan faktor faktor
pembentuk citra merek sebagai berikut:
1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.
2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang
(28)
25
3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk barang
atau jasa yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.
4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani.
5. Resiko, berkaitan dengan besar-kecilnya akibat atau untung-rugi yang
mungkin dialami oleh konsumen.
6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi-rendahnya atau
banyak-sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi
suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.
7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk
tertentu.
Menurut Timmerman dalam Ratri (2007:50), citra merek sering
terkonseptualisasi sebagai sebuah koleksi dari semua asosiasi yang berhubungan
dengan sebuah merek yang terdiri dari:
1. Faktor fisik, karakteristik fisik dari merek tersebut, seperti desain kemasan,
logo, nama merek, fungsi, dan kegunaan produk dari merek itu.
2. Faktor psikologis, dibentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai, kepribadian yang
dianggap oleh konsumen menggambarkan produk dari merek tersebut.
Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang pikirkan, rasakan
terhadap suatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor psikologis lebih
banyak berperan dibandingkan faktor fisik dari merek tersebut.
(29)
26
Kelompok referensi disebut juga kelompok acuan. Menurut
Sumawarman(2004:250), kelompok referensi (reference group) adalah seorang individu atausekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seseorang. Dalamperspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok
yang berfungsisebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan
konsumsi.
Menurut Setiadi (2003:266), kelompok referensi merupakan pengaruh
sosialdalam suatu perilaku konsumen. Kelompok referensi adalah aspek
lingkungan sosialmikro bagi konsumen. Kelompok referensi juga melibatkan satu
atau lebih orangyang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensi
dalam membentuktanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku
seseorang.
Menurut Kotler dan Keller (2009:170), “kelompok referensi adalah
semuakelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadapsikap atau perilaku orang tersebut”.Kelompok yang mempunyai
pengaruhlangsung disebut kelompok keanggotaan.Beberapa dari kelompok ini
merupakankelompok primer, dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa
adanya secaraterus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga,
dan rekan kerja.Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder, seperti agama,
profesional, dankelompok persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi
(30)
27
Kelompok referensi mempengaruhi anggotasetidaknya dengan tiga cara.
Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidupbaru kepada seseorang, mereka
mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan merekamenciptakan tekanan
kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk danmerek.Orang juga
dipengaruhi oleh kelompok diluar kelompoknya.
Kelompokaspirasional adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu,
kelompokdisosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh
orang lain.Jikapengaruh kelompok referensi kuat, pemasaran harus menentukan
caramenjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini kelompok.Pemimpin opini
adalah orang yang menawarkan nasihat atau infomasi informal tentang
produkatau kategori produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari beberapa
merekatau bagaimana produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari beberapa
merek atau bagaimana produk tertentu dapat digunakan, pemimpin opini
seringkali memiliki kepercayaan diri yang tinggi, aktif secara sosial, dan terlibat
dalamkategori produk.Pemasaran berusaha menjangkau para pemimpin opini
denganmengindentifikasi karakteristik demografis dan psikografis,
mengidentifikasimedia yang mereka baca dan mengarahkan pesan kepada mereka.
Menurut Supranto dan Limakrisna (2011:58), suatu kelompok
referensimeliputi satu orang atau lebih yang dipergunakan oleh seseorang sebagai
basisatau dasar untuk perbandingan atau titik referensi didalam membentuk
responafektif, kognitif dan pembentukan perilaku. Kelompok referensi dapat
(31)
28
terwujud(tangible) seperti orang sebenarnya (actual people) atau tak terwujud (intangible)atau simbolik (kesuksesan pengusaha/pebisnis).
Isu yang penting untuk pemasaran berkenaan dengan pengaruh
kelompokreferensi meliputi hal-hal berikut:
1. Pengaruh jenis apa yang bisa ditimbulkan oleh kelompok referensi
terhadapindividu (perorangan).
2. Bagaimana pengaruh kelompok referensi bisa berbeda lintas produk
danmerek.
3. Bagaimana pemasar dapat menggunakan konsep kelompok referensi
untukmengembangkan strategi pemasaran yang efektif.
Menurut Setiadi (2003:229) sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Pengaruh Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam
keputusanpembelian. Dengan mengabaikan kecenderungan anak usia belasan tahunyang sering memberontak pada orang tua, sebenarnya terdapat hubunganyang kuat antara sikap orang tua dan sikap anaknya. Dari data yang adaterbukti bahwa sekitar kurang lebih 58% keputusan pembelian dipengaruhioleh anak-anak.
2. Pengaruh Kelompok Kawan Sebaya
Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kawan sebaya
mampumempengaruhi dalam perilaku pembelian. Kazt dan Lazarsfeld yang dikutipAssel dalam Setiadi (2003:229) menemukan bahwa pengaruh kelompokkawan sebaya lebih memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilakupembelian dari pada iklan. Anak-anak usia belasan tahun sering melakukanpembelian terhadap suatu produk karena teman sekolahnya telah membeliproduk itu.
(32)
29
Pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek. Pengalamanpenggunaan suatu merek produk pada masa lalu akan memberikan evaluasiatas merek produk tersebut, bergantung apakah pengalaman itumenyenangkan atau tidak. Jika pengalaman masa lalu itu menyenangkanmaka sikap konsumen dimasa mendatang akan positif, tetapi jika pengalamanpada masa lalu itu tidak menyenangkan maka sikap konsumen di masamendatang pun akan negatif.
4. Kepribadian
Kepribadian konsumen mempengaruhi sikap. Sifat-sifat seperti sukamenyerang, terbuka, kepatuhan atau otoritarianisme mungkin mempengaruhisikap terhadap merek dan produk. Individu yang agresif mungkin lebihmungkin terlibat dalam persaingan olah raga dan akan membeli peralatanyang paling mahal dalam usahanya untuk mengungguli lawannya.
2.1.2.1 Jenis Pengaruh Kelompok Referensi
Sebagian besar orang menjadi anggota beberapa kelompok informal
primerdan keanggotaan kelompok yang sedikit formal. Sebagai tambahan, orang
sadartentang banyak kelompok sekunder lainnya, keduanya formal dan informal.
Padadasarnya orang mengenali dan mengafiliasi dengan kelompok referensi
tertentuuntuk alasan, yaitu :
1. Mendapatkan pengetahuan yang berguna
2. Mendapatkan ganjaran (rewards) atau menghindari hukuman
3. Memperoleh makna untuk membentuk, memodifikasi atau
mempertahankankonsep diri mereka
2.1.3 Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:158), konsumen membuat banyak
keputusan pembelian setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti
(33)
30
tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, dan mengapa mereka
membeli.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:181), keputusan pembelian
(purchase decision) konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain, dan faktor kedua adalah faktor situasional yang
tidak diharapkan. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu
menghasilkan pembelian yang aktual.
Menurut Morissan (2010:111), keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun
keputusan pembelian adalah tidak sama dengan pembelian sebenarnya (actual purchase).Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek,ia masih harus melaksanakan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya.
Menurut Nugroho (2010:331), mendefinisikan suatu keputusan (decision) melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku.
Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda.
Inti dari pengambilan keputusan konsumen (cunsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi
dua alternatif, dan memilih satu diantaranya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan individu dalam
(34)
31
dianggap sebagai tindakan yang paling tepat dalam membeli dengan terlebih
dahulu melalui tahapan proses pengambilan keputusan.
2.1.3.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:179), proses keputusan pembelian
terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, perilaku pascapembelian. Adapun penjelasan dari
tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 : Proses Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Armstrong (2008:179)
Keterangan :
1. Pengenalan kebutuhan (need recognition) yaitu tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal dan
rangsangan eksternal.
2. Pencarian informasi (information search) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin mencari informasi lebih
banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau
melakukan pencarian informasi secara aktif.
3. Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Pencarian
Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca pembelian Pengenalan
(35)
32
4. Keputusan pembelian (purchase decision) yaitu keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli.
5. Perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan
selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau
ketidakpuasan mereka.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 177), perilaku pembelian sangat
berbeda untuk berbagai produk.Keputusan yang lebih kompleks biasanya
melibatkan peserta pembelian dan pertimbangan pembeli yang lebih banyak.
Tabel 2.3 akan menunjukkan empat tipe perilaku pembelian.
Tabel 2.3
Empat Tipe Perilaku Pembelian
Keterlibatan Tinggi Keterlibatan Rendah Banyak Perbedaan
Antar Merek
Perilaku pembelian kompleks
Perilaku pembelian yang mencari keberagaman
Sedikit Perbedaan Antar Merek
Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian kebiasaan
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008: 177)
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks (complex buying behavior) ketika mereka sangat terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika
produk itu mahal, berisiko, jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri.
(36)
33
Perilaku pembelian pengurangan disonansi (dissonance-reducing buying behavior) terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang mahal, jarang dilakukan, atau berisiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar
merek.
3. Perilaku Pembelian Kebiasaan
Perilaku pembelian kebiasaan (habitual buying behavior) terjadi dalam keadaan keterlibatan konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek.
Konsumen memiliki keterlibatan rendah dengan sebagian besar produk murah
yang sering dibeli.
4. Perilaku Pembelian Mencari Keberagaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keberagaman ( variety-seeking buying behavior) dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi anggapan perbedaan merek yang signifikan.
(37)
34 2.2 Penilitian Terdahulu
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu Penulis
Tahun Judul Penelitian
Teknik
Analisis Hasil Penelitian
Winda Sembiring
(2011)
Pengaruh Ekuitas Merek Tupperware Terhadap Keputusan Konsumen
Membayar Harga Premium (Studi Kasus Pada Orangtua Murid SD
St. Yoseph Jl. Pemuda Medan) Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan variabel kesadaran merek (brand
awareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand
loyalty) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membayar
harga premium. Frena Azany
(2014)
Analisis Pengaruh Desain Produk,
Motivasi Konsumen dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Bellagio (Studi Pada Konsumen Toko Sepatu Bellagio Java Supermall
Semarang) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan variabel Desain Produk, Motivasi
Konsumen Dan Citra Merek mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian
Lusia Oktaviani
(2014)
Analisis Pengaruh Brand Image (Citra Merek), Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Mie Instan
Supermi ( Studi Kasus Pada Konsumen Mie Instan Supermie di Kota
Semarang ) Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan variabel
Brand Image (Citra Merek), Kualitas Produk,
Dan Harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Minat
Beli Bagas
Airlangga Dwiyanda (2015)
Pengaruh Gaya Hidup, Merek, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Produk Ipad Pada Mahasiswa/I Di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera utara Regresi Linear Berganda Hasil penelitian menunjukkan variabel Gaya Hidup, Merek, Dan
Kelompok Referensi mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dan Loyalitas
(38)
35 2.3 Kerangka Konseptual
Adanya persepsi pelanggan terhadap kualitas mencerminkan perasaan pelanggan terhadap produk. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan citra dari produk atau jasa tersebut. Citra yang dibangun haruslah kuat tertanam di benak konsumen karena keputusan konsumen sering sekali didasari oleh kesan dari citra merek yang meliputi manfaat yang ditawarkan produk dan kualitas tersirat yang diungkapkan melalui merek. Saat Persepsi Pelanggan terhadap Merek sudah tertanam dengan baik, maka kemungkinan pelanggan melakukan pembelian akan semakin tinggi.
Kelompok Referensi adalahseorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi (Sumawarman, 2004:250). Beberapa
kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan,yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Kelompok Referensi adalah salah satu faktor pendorong Keputusan Pembelian yang sangat efektif bagi calon pelanggan.
Keputusan Pembelianadalah suatu proses dimana seseorang rela menukarkan uang atau alat pembayaran lainnya untuk sebuah barang ataupun jasauntuk dapat
memuaskan kebutuhannya. Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dan dipengaruhi oleh dua variabel bebas yaitu Citra Merek,dan Kelompok Referensi
Kerangka konseptual dalam penulisan ini dapat digambarkan secarasistematis, sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Brand Image (X1) Keputusan Pembelian (Y) Kelompok Referensi(X2)
(39)
36
1. Brand Imageberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian tupperwaredi Kompleks perumahan Universitas Sumatera
Utara Jl.Dr.Mansyur.
2. Kelompok Referensi berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan
pembelian tupperware di Kompleks perumahan Universitas Sumatera
Utara Jl.Dr.Mansyur.
3. Brand image dan kelompok referensi berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Tupperwaredi Kompleks
(40)
37 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi assosiatif,
yaitu penelitian yang menjelaskan tentang seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat (Situmorang dan Ginting, 2008 : 57). Adapun variabel
yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel brand image (X1), kelompok referensi (X2), terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan diKompleks perumahan Universitas Sumatera Utara.Penelitian ini dilakukan Juli 2015 sampai dengan Oktober 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya peneliti
membatasi masalah, hanya pada :
a. Variabel bebas (X) :
X1 = Brand Image
X2 = Kelompok Referensi
(41)
38 3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak terganatung pada
variabel lain.Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah
Brand Image dan Kelompok Reverensi.
a. Brand Image (X1)merupakan Kesan atau pemikiran seseorang yang didasarkan pada pengalaman membeli yang akhirnya akan terbentuk
dan melekat dibenak konsumen.
b. Kelompok Referensi (X2) yaitu Semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
orang tersebut.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat,karena adanya variabel bebas.Pada penelitian ini yang menjadi
variabel terikat (Y) adalah Keputusan Pembelian.Keputusan yang dilakukan
konsumen untuk membeli Tupperware.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur Brand
Image
(X1)
Kesan atau pemikiran seseorang terhadap Tupperware yang didasarkan pada pengalaman membeli yang akhirnya akan terbentuk dan melekat dibenak konsumen terhadap Tupperware
1. Merek Tupperware mudah diingat 2. Merek Tupperware
mudah diucapkan 3. Tupperware memiliki produk dengan kualitas baik 4. Produk Tupperware bervariasi Likert
(42)
39 Variabel Definisi Operasional Indikator Skala
Ukur
Kelompok Referensi
(X2)
Semua kelompokyang mempunyai pengaruh langsungatau tidak langsungterhadap
sikap atauperilaku orangtersebut
terhadapTupperware
1. Pengaruh Keluarga terhadap Tupperware 2. Pengaruh Kelompok Kawan Sebaya terhadap Tupperware 3. Pengalaman terhadap Tupperware Likert Keputusan Pembelian (Y) Membeli merek Tupperware yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ditawarkan.
1. Sesuai Kebutuhan 2. Mempunyai Manfaat 3. Melakukan Pembelian Berulang Likert
Sumber : Rangkuti (2004), Kotler Keller (2009), Kotler Amstrong (2008) 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skalaLikert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2012:132). Untuk keperluan kuantitatif penelitian maka peneliti
memberikan lima alternatif jawaban untuk dijawab oleh para responden dapat
dilihat dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 dapat dilihat dari Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert untuk Variabel X
No Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2012:134)
(43)
40 3.6 Populasi Dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115).
Populasi dalam penelitian ini adalah Pengguna Tupperware yang bertempat
tinggal di Kompleks Perumahan USU Jl. Dr. Mansyur.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:116). Dalam penelitian ini, sampel diambil
dengan rancangan sampel non-probabilitas dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
Menurut Supramono (2003:63), untuk setiap populasi yang sulit diketahui,
maka digunakan rumus:
�= (Z∝)
2(p)(q) d2
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Zα = Nilai standar normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 Z = 1,67
(44)
41
p = Estimator proporsi populasi
q = 1- p
d = Penyimpangan yang ditolerir
Berdasarkan pra survey yang dilakukan peneliti terhadap 30 orang,
ditemukanada 21 orangyang pernah melakukan pembelian Tupperware. Sehingga
dapat ditemukan estimasi proporsi populasi (p) sebesar 70% atau samadengan 0,7.
Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalampenelitian ini
adalah :
�= (Z∝)
2 (p)(q) d2
� =(1, 96)
2(0,7)(0,3) (0,1)2
� = 80,67 = �������
Maka sampel dalam penelitian ini adalah 80,67 responden atau
dapatdibulatkan menjadi 81 orang responden.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2009:139). Adapun kriteria sampel untuk penelitian ini adalah yang telah melakukan pembelian ulang terhadap tupperware minimal dua kali untuk pemakaian pribadi dan berusia minimal 20 tahun. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan pengalaman yang cukup dan usia yang dianggap mampu untuk mengambil keputusan.
(45)
42 3.7Jenis Data Penelitian
1. Data Primer
Data Primer (primary data) yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yangdapat berupa interview, observasi, Situmorang dan Lufti (2015:3). Data primer diperoleh dengan memberikan kuisioner kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Ekonomi.
2. Data Sekunder
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, Situmorang dan Lufti(2015:3). Data yang di peroleh melalui studi
dokumentasi baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Kuisioner
Peneliti menyebarkan daftar pernyataanpada orang yang sedang berada di
sekitar kompleks perumahan Universitas Sumatera Utara yang menjadi
sampel atau responden dalam penelitian ini.
2. Wawancara
Peneliti mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi
apakah responden yang ditemui adalah yang pernah membeli produk
Tupperware.
(46)
43
Merupakan pengumpulan data yang menggunakan buku-buku literatur
yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2015:86) validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti
ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner
yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner
tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang
terkumpulkan adalah data yang valid.
Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner
kepada 30 orang responden yang diambil dari luar sampel dan dilakukan di
Kompleks perumahan Universitas Sumatera Utara. Pengukuran dikatakan valid
jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Pengujian validitas dilakukan
dengan kriteria sebagai berikut :
Jika r hitung ≥ r tabel, maka pernyataan dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas
diberikankepada 30 responden di luar dari responden penelitian, tetapi
memilikikarakteristik yang sama dengan responden penelitian yaituyang tinggal di
(47)
44
Tupperware.Nilai r tabel dengan ketentuan df =jumlah kasus = 30 dan tingkat
signifikansi sebesar 5% maka angka yang diperoleh= 0.361.
Tabel 3.3 Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 33.2667 51.444 .675 .901
VAR00002 33.0667 56.271 .530 .909
VAR00003 33.1000 55.679 .479 .910
VAR00004 33.4667 52.740 .537 .908
VAR00005 33.7333 49.926 .722 .898
VAR00006 33.7000 48.286 .814 .893
VAR00007 33.9333 49.995 .631 .904
VAR00008 33.9333 49.513 .686 .901
VAR00009 34.0000 48.207 .799 .894
VAR00010 34.2333 50.047 .735 .898
VAR00011 34.5667 52.392 .640 .903
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2015:89) Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai
berikut:
Jika r alpha positif atau ≥ r tabel maka pernyataan reliabel Jika r alpha negatif atau < r tabel maka pernyataan tidak reliable
(48)
45 Tabel 3.4
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.910 11
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Pada 11 pertanyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
koefisien alpha (Cronbach’s Alpha) adalah sebesar 0,910. Ini berarti 0,910> 0,80
sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat
disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.
3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
belaku untuk umum atau generalisasi.
3.10.2 Metode Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian ini. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
menganalisi pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari : X1, X2,
terhadap variabel dependen Y. Rumus matematis dari regresi linear berganda yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
(49)
46
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
X1 = Brand Image
X2 = Kelompok Referensi
e = error
3.10.3 Uji Asumsi Klasik
Agar mendapat regresi yang baik maka harus memenuhi asumsi yang
disyaratkan yaitu memenuhi uji asumsi normalitas,multikolinieritas , dan bebas
dari heteroskedastisitas.
3.10.3.1 Uji Normalitas
Situmorang dan Lufti (2015:114) menyatakan bahwa tujuan uji normalitas
adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik
adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data
tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes
normalitas maka hasil penelitian kita bias digeneralisasikan pada populasi. Dalam
pandangan statistik itu sifat dan karakteristik populasi adalah terdistribusi secara
normal.
3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Situmorang dan Lufti (2015:122) menyatakan bahwa uji
heteroskedastisitas pada prinsipnya juga ingin menguji apakah sebuah grup
(50)
47
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan
jika varians tidak sama dikatan terjadi heterokedastisitas.
3.10.3.3 Uji Multikolinieritas
Situmorang dan Lufti (2015:147) menyatakan bahwa multikolinieritas
menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna. Interpensi
dari persamaan regresi ganda secara implisit bergantung pada asumsi bahwa
variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling berkorelasi.
Koefisien-koefisien regresi biasanya diinterprestasikan sebagai ukuran perubahan
variabel terikat jika salah satu variabel bebasnya naik sebesar satu unit dan
seluruh variabel bebas lainnya dianggap tetap.Namun, interprestasi ini menjadi
tidak benar apabila terdapat hubungan linier antara variabel bebas.
3.10.4 Uji Hipotesis
3.10.4.1 Uji F (Uji Serentak)
Uji F (uji serentak) yaitu untuk melihat apakah variabel independent
secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap variabel dependent. Melalui uji statistic dengan langkah-langkah sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent yaitu Brand Image (X1), Kelompok Referensi (X2),terhadap variabel dependent yaitu Keputusan Pembelian.
(51)
48
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel independent yaitu Brand Image (X1), Kelompok Referensi (X2),terhadap variabel dependent yaitu Keputusan Pembelian
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :
H0 diterima apabila Fhitung< Ftabel pada α = 5% H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabelpada α = 5%
3.10.4.2 Uji t (Uji Parsial)
Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel
independent yaitu Brand Image (X1), Kelompok Referensi (X2),terhadap variabel
dependent yaitu Keputusan Pembelian. Bentuk pengujiannya yaitu :
H0 : b1 = b2 = 0
Artinya variabel independent yaitu Brand Image (X1), Kelompok Referensi (X2), secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel variabel dependent yaitu Keputusan Pembelian.
H0 : b1≠ b2= 0
Artinya variabel independent yaitu Brand Image (X1), Kelompok Referensi (X2), secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
variabel dependent yaitu Keputusan Pembelian
Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :
(52)
49
H0 ditolak apabila thitung> ttabelpada α = 5%
3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel.
Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2< 1. Bila nilai R2 semakin mendekati nilai 1 maka
menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dan apabila nilai R2 semakin mendekati 0 maka menunjukkan hubungan variabel
(53)
50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Tupperware Corporation yang berpusat di Orlando Amerika Serikat adalah
perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas
untuk keperluan rumah tangga.Dengan sistem penjualan langsung (direct selling),
Tupperware berkembang dan berada di lebih dari 100 negara. Di banyak Negara, di antara
perusahaan direct selling lain Tupperware berhasil menempati ranking atas.
Berkat penemuannya yang gemilang tahun 1937 di Amerika & dikembangkan tahun
1946, Earl Tupperware melahirkan berbagai produk innovatif bermerek Tupperware.
Kehadirannya mempermudah dan memperindah kehidupan para ibu rumah tangga di
Amerika. Home party Tupperware yang dikenal sebagai Tupperware Party adalah cara
penjualan yang unik, informatif dan menghibur. Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh
Brownie Wise.Kejeliannya memanfaatkan teknologi membuat Tupperware tanggap dengan
berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Diperkirakan hampir setiap 2,3 detik
diselenggarakan Tupperware Party di salah satu sudut dunia. Tupperware selalu melahirkan
produk baru berkualitas yang innovatif, berdesain unik dengan warna warni yang khas, trendy
dan menarik.
Bahan yang digunakanpun berkualitas terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah
lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA, EFSA dan FS. Sesuai dengan
komitmennya dalam memberi kepuasan maksimal kepada semuapencinta danpenggunanya,
Tupperware tak ragu untuk memberikan garansiseumur hidup (sesuai pemakaian
(54)
51
Jakarta merupakan distributor resmi pertama Tupperware, dan kini sudah lebih dari
74Distributor resmi yangtersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.
Didukung lebih dari 190.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil
menembus berbagai kalangan. Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal
untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang
ekonomi dan pendidikan, namun ada satu persamaannya yaitu bisa menyisihkan waktu untuk
keluarga, sekaligus memiliki karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi Company of Choice dan Brand of Choice. Sedangkan misinya adalah merubah hidup lebih banyak orang menjadi lebih baik lagi.
3.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan oleh Tupperware
1. Produk Let’s Cook Together, yang terdiri dari:
a. Speedy Chef
b. Lolly TUP
c. Miss Belle
d. Shallow Pak N’ Stor
e. Fun Tumbler Forest
f. Tote Bag Miss Belle
g. Caravella Set
h. Family Mate 800ml
i. TCef Sauce Pan
j. Jumbo Modular Keeper
k. Fridgesmart Set
(55)
52
2. Produk Baru, yang terdiri dari:
a. Smart Saver
b. Smart Saver Square 1
c. Smart Saver Square 2
d. Smart Saver Square 3
e. Smart Saver Oval 1
f. Smart Saver Oval 2
g. Tweeny Girl
h. Tweeny Boy
i. Giant Canister
j. Juist
k. Mosaic Snak Stor
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil
pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden dalam penelitian.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar pernyataan kuesioner.
Kuesioner disebarkan kepada pengguna produk Tupperware yang dijadikan sebagai
responden. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Tupperware yang bertempat
tinggal di sekitar komplek perumahan Universitas Sumatera Utara Jalan Dr. Mansyur.
Karakteristik responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
(56)
53
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden %
Pria 16 19,8
Wanita 65 80,2
Total 81 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 81 responden, jumlah responden terbanyak adalah
wanita yaitu sebanyak 65orang (80,2%), pria sebanyak 16orang (19,8%). Berdasarkan data di
atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik berdasarkan jenis kelamin, wanita adalah
responden yang paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 80,2%.
2. Pembagian Responden berdasarkan Usia
Berikut ini adalah tabulasi karakteristik responden berdasarkan usia:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden %
19-25 42 51,8
26-32 25 30,8
>33 14 17,4
Total 81 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 81 responden, jumlah responden
yang berumur 19-25 tahun sebanyak 42 orang (51,8%), 26-32 tahun sebanyak 25orang
(30,8%), lebih dari 33 tahun sebanyak 14orang (17,4%). Berdasarkan data di atas dapat
disimpulkan bahwa usia 19-25 tahun adalah responden yang paling banyak dalam penelitian
ini yaitu sebesar 51,8%.
3. Pembagian Responden berdasarkan Pekerjaan
(57)
54 Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Responden %
Mahasiswa 42 51,8
Dosen 17 20,9
Ibu Rumah Tangga 22 27,3
Total 81 100
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 81 responden, jumlah responden
yang berprofesi sebagai mahasiswa yaitu sebanyak 42orang (51,8%), dosen sebanyak 17
orang (20,9%), ibu rumah tangga sebanyak 22orang (27,3%). Berdasarkan data di atas dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa adalah responden yang paling banyak dalam penelitian ini
yaitu sebesar 51,8%.
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel
Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap
variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian Tupperware di Kompleks Perumahan
Universitas Sumatera Utara Jalan Dr. Mansyur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 4 butir variabel brand image (X 1), 3 butir variabel kelompok referensi (X
2), dan 4 butir variabel keputusan pembelian (Y). Jadi jumlah seluruh pernyataan adalah 11 butir. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan skala Likert dengan tanggapan responden sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Ragu-Ragu (RR) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
(58)
55 1. Variabel Brand Image sebagai X1
Tabel 4.4
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Brand Image
Pernyataan STS TS RR S SS
Total
F % F % F % F % F %
1 3 3,7 1 1,2 12 14,8 39 48,1 26 32,1 81 2 1 1,2 2 2,5 15 18,5 37 45,7 26 32,1 81
3 3 3,7 1 1,2 8 9,9 37 45,7 32 39,5 81
4 1 1,2 8 9,9 17 21 41 50,6 14 17,3 81
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden terdapat 32,1% responden yang menyatakan
sangat setuju merek Tupperware mudah dikenali dan produknya mudah diingat, 48,1%
menyatakan setuju, 14,8% menyatakan ragu-ragu, 1,2% menyatakan tidak setuju dan 3,7%
menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 81 responden, 32,1% responden menyatakan sangat setuju
Tupperware adalah merek yang disebutkan saat ditanyai tentang perabotan makan plastik,
45,7% menyatakan setuju, 18,5% menyatakan ragu-ragu, 2,5% menyatakan tidak setuju
(59)
56
c. Pada pernyataan ketiga, dari 81 responden, 39,5% responden menyatakan sangat setuju
produk Tupperware memiliki kualitas bagus, 45,7% menyatakan setuju, 9,9% menyatakan
ragu-ragu, 1,2% menyatakan tidak setuju dan 3,7% menyatakan sangat tidak setuju.
d. Pada pernyataan keempat, dari 81 responden terdapat 17,3% responden menyatakan sangat
setuju produk Tupperware bervariasi, 50,6% menyatakan setuju, 21% menyatakan
ragu-ragu, 9,9% menyatakan tidak setuju dan 1,2% menyatakan sangat tidak setuju.
2. Variabel Kelompok Referensi sebagai X2 Tabel 4.5
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Kelompok Referensi
Pernyataan STS TS RR S SS
Total
F % F % F % F % F %
1 1 1,2 20 24,7 16 19,8 34 42 10 12,3 81 2 3 3,7 29 35,8 15 18,5 24 29,6 10 12,3 81 3 6 7,4 32 39,5 12 14,8 22 27,2 9 11,1 81 Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden terdapat 12,3% responden yang menyatakan
sangat setuju anggota keluarga mereka menggunakan produk Tupperware sehingga
mereka tertarik untuk menggunakan produk Tupperware, 42% menyatakan setuju, 19,8%
menyatakan ragu-ragu, 24,7% menyatakan tidak setuju dan 1,2% menyatakan sangat tidak
setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 81 responden, 12,3% responden menyatakan sangat setuju
kawan-kawan sebaya mereka menggunakan produk Tupperware sehingga mereka tertarik
untuk menggunakan produk Tupperware, 29,6% menyatakan setuju, 18,5% menyatakan
(60)
57
c. Pada pernyataan ketiga, dari 81 responden, 11,1% responden menyatakan sangat setuju
merasa senang menggunakan produk Tupperware, 27,2% menyatakan setuju, 14,8%
menyatakan ragu-ragu, 39,5% menyatakan tidak setuju dan 7,4% menyatakan sangat tidak
setuju.
3. Variabel Keputusan Pembelian sebagai Y Tabel 4.6
Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian
Pernyata an
STS TS RR S SS
Total
F % F % F % F % F %
1 6 7,4 18 22,2 20 24,7 29 35,8 8 9,9 81
2 3 3,7 21 25,9 16 19,8 28 34,6 13 16 81
3 8 9,9 23 28,4 11 13,6 30 37 9 11,1 81
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa :
a. Pada pernyataan pertama, dari 81 responden terdapat 9,9% responden yang menyatakan
sangat setuju membeli produk Tupperware karena sesuai kebutuhan, 35,8% menyatakan
setuju, 24,7% menyatakan ragu-ragu, 22,2% menyatakan tidak setuju dan 7,4%
menyatakan sangat tidak setuju.
b. Pada pernyataan kedua, dari 81 responden, 16% responden menyatakan sangat setuju
membeli produk Tupperware karena bermanfaat, 34,6% menyatakan setuju, 19,8%
menyatakan ragu-ragu, 25,9% menyatakan tidak setuju dan 3,7% menyatakan sangat tidak
setuju.
c. Pada pernyataan ketiga, dari 81 responden, 11,1% responden menyatakan sangat setuju
membeli produk Tupperware adalah keputusan yang tepat, 37% menyatakan setuju, 13,6%
menyatakan ragu-ragu, 28,4% menyatakan tidak setuju dan 9,9% menyatakan sangat tidak
(61)
58 4.3 Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas residual bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan
desain grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut
memberikan pola distribusi normal, karena kurvanya tidak miring ke kiri atau ke kanan.
(62)
59
dengan grafik normal probability plot yang menunjukkan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Gambar 4.2 Grafik Normal Plot
Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji
Kolmogorov-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka jika nilai
Asymp Sig(2-tailed) diatas 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.7 :
(63)
60 Tabel 4.7
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Absut
N 81
Normal Parametersa,,b Mean 2.0732
Std. Deviation 1.53849
Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .114
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026
Asymp. Sig. (2-tailed) .244
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Pada Tabel 4.7 memperlihatkan nilai Asym Sig. (2-tailed) adalah 0,244 dan diatas nilai signifikansi (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,
2013:139). Beberapa cara untuk mendekteksi ada atau tidaknya heteroskedasitas dengan cara
(64)
61
Sumber: Hasil Penelitian (Data Diolah, 2015)
Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot
Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar
baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedasitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak untuk
digunakan.
Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser
(65)
62 Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.527 1.844 -.286 .776
Brand_image .377 .126 .261 2.983 .075
Kelompok_referensi .734 .113 .567 6.481 .088
a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)
Berdasarkan hasil Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai signifikansi variabel brand image
dan kelompok referensi lebih besar dari 0,05 sehingga pada ketiga variabel independen
tersebut tidak terjadi heteroskedasitas.
4.3.3 Uji Multikoloniearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini uji multikoloniearitas
dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) (Ghazali, 2013:105). Multikoloniearitas tidak terjadi jika VIF<10 dan nilai tolerance> 0,10.
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.527 1.844 -.286 .776
(1)
82
VAR00009
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 3 3.7 3.7 3.7
2 21 25.9 25.9 29.6
3 16 19.8 19.8 49.4
4 28 34.6 34.6 84.0
5 13 16.0 16.0 100.0
Total 81 100.0 100.0
VAR00010
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 8 9.9 9.9 9.9
2 23 28.4 28.4 38.3
3 11 13.6 13.6 51.9
4 30 37.0 37.0 88.9
5 9 11.1 11.1 100.0
Total 81 100.0 100.0
VAR00011
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 11 13.6 13.6 13.6
2 28 34.6 34.6 48.1
3 15 18.5 18.5 66.7
4 20 24.7 24.7 91.4
5 7 8.6 8.6 100.0
(2)
83
(3)
84
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Absut
N 81
Normal Parametersa,,b Mean 2.0732
Std. Deviation 1.53849 Most Extreme Differences Absolute .114
Positive .114
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z 1.026
Asymp. Sig. (2-tailed) .244
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(4)
85
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.527 1.844 -.286 .776
Brand_image .377 .126 .261 2.983 .075 Kelompok_referensi .734 .113 .567 6.481 .088 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
(5)
86
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.527 1.844 -.286 .776
Brand_image .377 .126 .261 2.983 .075 .806 1.240 Kelompok_referensi .734 .113 .567 6.481 .088 .806 1.240 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficientst Sig. B Std. Error Beta
1(Constant) -.527 1.844 -.286 .776
Brand_image .377 .126 .261 2.983 .004
Kelompok_referensi .734 .113 .567 6.481 .000 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
KOEFISIEN DETERMINASI (R
2)
Model SummarybModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .721a .519 .507 2.62506
a. Predictors: (Constant), Kelompok_referensi, Brand_image b. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
(6)
87
UJI F
ANOVAbModel
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 580.385 2 290.193 42.112 .000a
Residual 537.491 78 6.891
Total 1117.877 80
a. Predictors: (Constant), Kelompok_referensi, Brand_image b. Dependent Variable: Keputusan_pembelian
UJI t
CoefficientsaModel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.527 1.844 -.286 .776
Brand_image .377 .126 .261 2.983 .004 Kelompok_referensi .734 .113 .567 6.481 .000 a. Dependent Variable: Keputusan_pembelian