Kriteria Halal Menurut Islam

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah: tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam. 6 Dalam buku Ensiklopedia Islam Indonesia disebutkan bahwa halal artinya tidak dilarang, dan diizinkan melakukan atau memanfaatkannya. Halal itu dapat diketahui apabila ada suatu dalil yang menghalalkannya secara tegas dalam al-Qur’an dan apabila tidak ada satu dalil pun yang mengharamkannya atau melarangnya. 7 Sedangkan thayyib berarti baik, lezat dalam arti bahwa suatu makanan tidak kotor dari segi zatnya atau rusak kadaluarsa atau dicampuri benda najis. 8

b. Kriteria Halal Menurut Islam

Pada prinsipnya semua bahan makanan dan minuman adalah halal, kecuali yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 9 Bahan makanan yang diharamkan Allah adalah bangkai, darah, babi dan hewan yang 6 www.lppommui.or.id 7 Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2002, h.346 8 Dr. Musthafa al-Bugha dan Muhyiddin Misto, Pokok-pokok Ajaran Islam, Jakarta: Robbani Press, 2005, h.107 9 Departemen Agama RI. Panduan Sertifikasi Halal, Jakarta, 2003, h.2  ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ⌦ ⌧ “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang ketika disembelih disebut nama selain Allah. Akan tetapi, barang siapa dalam keadaan terpaksa memakannya sedang ia tidak meginginkannya dan tidak pula melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Baqarah [2]: 173 Sedangkan minuman yang diharamkan Allah adalah semua bentuk khamar minuman beralkohol, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al- baqarah ayat 219: ☺ ☺ ☺ ⌦ ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: ”Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ”Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.” QS. Al- Baqarah [2]: 219 Hewan yang dihalalkan akan berubah statusnya menjadi haram apabila mati karena tercekik, terbentur, jatuh, ditanduk, diterkam binatang buas dan yang disembelih untuk berhala, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 3: ☺ ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ☺ “Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan diharamkan bagimu memakan hewan yang disembelih untuk berhala . . .” QS. Al- Maidah [5]: 3 Jika hewan-hewan tersebut sempat disembelih dengan menyebut nama Allah sebelum mati, maka akan tetap halal kecuali diperuntukkan bagi berhala. Segala sesuatu yang ada di bumi diciptakan untuk kepentingan manusia, kalaupun ada makanan tertentu yang diharamkan, hal ini ada hikmahnya dan larangan tersebut tidak lain hanya untuk manusia. Termasuk makanan dan minuman yang halal adalah: 10 10 Departemen Agama RI, Pedoman Pangan Halal bagi Konsumen, Importir dan Konsumen di Indonesia, Jakarta, Tim Penerbit Buku Pedoman Pangan Halal, 20002001, h.4 1. Bukan terdiri atau mengandung bagian atau benda dari binatang yang dilarang oleh ajaran Islam untuk memakannya atau yang tidak disembelih menurut ajaran Islam. 2. Tidak mengandung sesuatu yang dihukumi sebagai najis menurut ajaran Islam. 3. Tidak mengandung bahan penolong danatau bahan yang diharamkan menurut ajaran Islam. 4. Dalam proses pembuatan, menyimpan dan menghidangkan tidak bersentuhan atau berdekatan dengan makanan yang tidak memenuhi persyaratan atau benda yang dihukumkan sebagai najis menurut ajaran Islam. Al-Qardhawi menegaskan bahwa masalah makanan menurut al- Qur’an bukan masalah cabang furu’, melainkan masalah pokok ushul. Ayat-ayat tersebut diturunkan untuk menegakkan dan meneguhkan aqidah Islam serta menolak pandangan orang sesat. Penghalalan makanan yang diharamkan menandakan betapa kasih Allah kepada manusia. Makanan tersebut justru sangat baik untuk manusia. Dalam Islam memelihara jiwa dan akal adalah bagian dari prinsip dharuriyah pokok. Oleh karena itu, segala sesuatu yang akan mencelakakan jiwa maupun akal termasuk dalam hal makanan adalah haram.

c. Pengertian Labelisasi Halal