RUU OJK Terkait Pengawasan Pasar Modal Syariah

5 6 Pasal 47 ayat 1 Pasal 47 ayat 2 tindakan lain terhadap pelaku dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dam peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan; d. Mengeluarkan perintah tyertulis kepada pihak tertentu; e. Melakukan penunjukan pengelola statuter; f. Menetapkan penggunaaan pengelola statuter; g. Menetapkan sanksi administrative kepada pihak yang melakukan pelanggaran di bidang jasa keuangan; dan h. Member dan atau mencabut: 1. Izin usaha; 2. Izin orang perseorangan; 3. Efektifnya pernyataan pendaftaran; 4. Surat tanda terdaftar; 5. Persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6. Pengesahan; dan 7. Persetujuan pembubaran penetapan pembubaran. Tugas wewenang pengaturan dan pengawasan dibidang pasar modal dan IKNB yang dilaksanakan oleh menteri keuangan atau badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan secara bertahap beralih kepada otoritas jasa keuangan paling lama 3 tiga tahun terhitung sejak tanggal undang-undang ini diundangkan. Untuk tahun pertama setelah tugas dan wewenang pengaturan pengawasan sebagaimana dimaksud pada 7 8 9 Pasal 48 ayat 2 Pasal 50 ayat 2 Pasal 52 angka 4 ayat 1 beralih, pembiayaan penyelenggaraan tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan dibidang pasar modal. Terhitung sejak wewenang pengaturan dan pengawasan dibidang pasar modal dan IKNB sebagaimana dimaksud dalam pasal 47 ayat 1 beralih kepada otoritas jasa keuangan, status kepegawaian pegawai negeri sipil pada badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan, kementerian keuangan dialihkan menjadi pegawai otoritas jasa keuangan. Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Kementerian Keuangan bertugas mempersiapkan perangkat dan infrastruktur yang dibutuhkan bagi pengalihan tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan dibidang pasar modal dan IKNB dari Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608. Dan peraturan undang-undang lainnya dibidang jasa keuangan dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan undang- undang ini. 32

BAB III Gambaran Umum Tentang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Bapepam-Lk A. Sejarah Umum Berdirinya Bapepam-Lk Terbentuknya Bapepam berawal dari dibentuknya tim persiapan pasar modal PM dan pasar uang PU di Bank Indonesia BI berdasarkan keputusan direksi BI No. 416 tanggal 26 juli 1968. Dari penelitian Tim tersebut didapatkan bahwa PM di Indonesia benihnya sudah ada sejak tahun 1952, akan tetapi karena pengaruh situasi politik yang terjadi dan masih awamnya pengetahuan masyarakat tentang pasar modal, maka pertumbuhan bursa efek di Indonesia mengalami kelesuan. Tim persiapan PM dan PU dibubarkan setelah melakukan tugasnya dengan dikeluarkannya surat keputusan Kep-Menkeu No. Kep-25MKIV172 tanggal 13 Januari 1972. Pada tahun 1976 dibentuklah Bapepam Badan Pelaksana Pasar Modal yang secara umum bertugas membantu menteri keuangan yang diketuai oleh gubernur Bank Sentral. Dengan dibentuknya Bapepam selain membantu menteri keuangan juga bertugas membentuk kembali PU dan PM. Bapepam juga memiliki fungsi ganda yaitu sebagai penyelenggara serta pengawas bursa efek. Namun, dengan adanya keppres No. 531990 dan SK Menkeu No. 15481990 maka dualisme fungsi Bapepam di hapus terfokus pada pengawasan pasar modal. Sedangkan pasar uang diserahkan kepada Bank Indonesia. Sejak tahun 2005 Bapepam disempurnakan menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan disingkat Bapepam-LK berdasarkan keputusan menteri keuangan RI Nomor KMK 606KMK.01.2005tanggal 30 Desember 2005. Bapepam-LK merupakan gabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dan Direktorat Jendral Lembaga Keuangan Departemen Keuangan. Bapepam-LK berada di bawah departemen Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur, mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan kebijakan dan standarisasi teknis dibidang lembaga keuangan. 1 Diawali dengan diterbitkannya reksadana syariah oleh PT.Dana Reksa pada pertengahan tahun 1997 merupakan awal dari berkembangnya instrumen investasi syariah di Pasar Modal. Hal tersebut menarik perhatian lembaga- lembaga yang terlibat dalam pasar modal syariah diantaranya Bapepam-Lk dan DSN-MUI untuk membuat nota kesepahaman MoU dalam mengembangkan pasar modal berbasis syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah 1 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan, Jakarta: Kencana, 2009, h. 110 masuk dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III. 2

B. Dasar Hukum Pembentukan Bapepam-Lk

GBHN 1999–2004 telah merespon dinamika perubahan industri jasa keuangan tersebut, dimana dinyatakan bahwa dalam rangka menciptakan industri pasar modal yang efektif dan efisien, perlu dibentuk suatu lembaga independen yang mengawasi kegiatan di bidang Pasar Modal dan lembaga keuangan. Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 34 ayat 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, disebutkan bahwa pengawasan industri jasa keuangan dilakukan oleh lembaga pengawas sektor jasa keuangan yang independen selambat-lambatnya dibentuk pada Desember 2010. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KMK 606KMK.01.2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam dan unit eselon I Direktorat 2 “Sejarah Pasar Modal Syariah”, diakses pada tanggal 13 juni 2011 dari http:www.bapepam.go.idsyariahsejarah_pasar_modal_syariah.html