12
BAB II Gambaran Umum Tentang RUU OJK
A. Latar Belakang Pemikiran OJK
Secara historis, ide pembentukan OJK sebenarnya adalah hasil kompromi untuk menghindari jalan buntu pembahasan undang-undang tentang Bank
Indonesia oleh DPR. Pada awal pemerintahan Presiden Habibie, pemerintah mengajukan RUU tentang Bank Indonesia yang memberikan independensi
kepada bank sentral. RUU ini disamping memberikan independensi tetapi juga mengeluarkan fungsi pengawasan perbankan dari Bank Indonesia. Ide
pemisahan fungsi pengawasan dari bank sentral ini datang dari Helmut Schlesinger, mantan Gubernur Bundesbank bank sentral Jerman yang pada
waktu penyusunan RUU kemudian menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 bertindak sebagai konsultan. Mengambil pola bank sentral Jerman yang
tidak mengawasi bank.
1
Meski kelahiran OJK ini tengah digodok, tapi sampai kini
2
masih banyak yang mempertanyakan gagasan pokok pendirian OJK. Sampai saat ini tidak ada
satu latar belakangpun yang dapat meyakinkan, terutama para pelaku pasar keuangan baik diperbankan, asuransi maupun pasar modal, bahwa OJK ini perlu
1
Diakses pada tanggan 28 Juni 2011 dari http:www.ojk-indonesia.infotentang_ojk
2
Tulisan dimuat dimajalah Investor pada September 2002
ada dan dibuat sekarang
3
. Sejauh ini alasan yang sering dilontarkan terhadap pembentukan OJK ini agar Bank Indonesia BI sebagai bank sentral dengan
pengelolaan moneter negara tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah pengawasan perbankan yang terlalu bersifat teknis.
4
Alasan lain menyebut bahwa OJK perlu dibuat karena undang-undang perbankan secara implisit telah mengarahkan seluruh jasa keuangan berada
dibawah satu pengawasan. Tapi alasan ini terlampau berpihak, karena semua undang-undang jasa kauangan yang ada saat ini –UU No. 8 tahun 1995 tentang
pasar modal misalnya- mempunyai kedudukan yang setara. Koordinasi dan pengelolaan industri jasa keuangan secara lebih terpadu juga terlalu mengada-
ada untuk dijadikan latar belakang karena itu dianggap hanyalah masalah managerial yang tidak konseptual.
5
Pada tahun1997, Indonesia dihantam krisis moneter yang membuat bank Indonesia BI oleng dan nyaris bangkrut. Akibat intervensi yang berlebihan
yang dilakukan pemerintah, BI dipaksa untuk memberikan dana talangan kepada bank umum nasional yang terkena rush. Dana talangan itu kemudian dikenal
dengan liquidity support atau bantuan likuiditas bank Indonesia BLBI. Selain ke bank umum swasta, BLBI juga diberikan ke Bank exim, bank milik
3
Tahun 2002
4
Tito Sulistio, Mencari Ekonomi Pro Pasar: Catatan Tentang Pasar Modal, Privatisasi Dan Konglomerasi Lokal, Jakarta: The Investor, 2004, h. 252
5
Ibid., h. 252