Berisikan kesimpulan dan saran.

ada dan dibuat sekarang 3 . Sejauh ini alasan yang sering dilontarkan terhadap pembentukan OJK ini agar Bank Indonesia BI sebagai bank sentral dengan pengelolaan moneter negara tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah pengawasan perbankan yang terlalu bersifat teknis. 4 Alasan lain menyebut bahwa OJK perlu dibuat karena undang-undang perbankan secara implisit telah mengarahkan seluruh jasa keuangan berada dibawah satu pengawasan. Tapi alasan ini terlampau berpihak, karena semua undang-undang jasa kauangan yang ada saat ini –UU No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal misalnya- mempunyai kedudukan yang setara. Koordinasi dan pengelolaan industri jasa keuangan secara lebih terpadu juga terlalu mengada- ada untuk dijadikan latar belakang karena itu dianggap hanyalah masalah managerial yang tidak konseptual. 5 Pada tahun1997, Indonesia dihantam krisis moneter yang membuat bank Indonesia BI oleng dan nyaris bangkrut. Akibat intervensi yang berlebihan yang dilakukan pemerintah, BI dipaksa untuk memberikan dana talangan kepada bank umum nasional yang terkena rush. Dana talangan itu kemudian dikenal dengan liquidity support atau bantuan likuiditas bank Indonesia BLBI. Selain ke bank umum swasta, BLBI juga diberikan ke Bank exim, bank milik 3 Tahun 2002 4 Tito Sulistio, Mencari Ekonomi Pro Pasar: Catatan Tentang Pasar Modal, Privatisasi Dan Konglomerasi Lokal, Jakarta: The Investor, 2004, h. 252 5 Ibid., h. 252 pemerintah yang saat ini sudah dilebur ke bank mandiri.jumlahnya sekitar Rp 20 triliun. Ditambah dana penjaminan Rp 53,8 triliun, total dana talangan yang dikucurkan BI mencapai Rp 218,3 triliun. 6 Perlu kiranya dibentuk OJK di Indonesia berawal dari amanat Undang- undang tentang Bank Indonesia BI No.3 tahun 2004 yang menyatakan bahwa: 1 tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang. 2 pembentukan lembaga pengawasan sebagaimana yang dimaksud ayat 1, akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010. Banyak pakar ekonomi yang menyatakan telah gagalnya BI dalam menjalankan tugasnya sebagai pemilik otoritas pengawas perbankan di Indonesia terlihat dari banyaknya kasus perbankan yang mulai muncul pasca krisis ekonomi global tahun 2010 yang disebabkan oleh kegagalan pembayaran kredit perumahan subrime morgage default di Amerika Serikat meskipun dampaknya tidak secara langsung dirasakan oleh Indonesia. Sebut saja di antaranya kasus Bank Century yang kesulitan likuiditas, gagal kliring karena gagal menyediakan dana refund bagi nasabah, yang pada akhirnya Bank Century diambil alih oleh pemerintah melalui bantuan yang diberikan LPS Lembaga Penjamin Simpanan dengan memberikan suntikan 6 Dewi Gemala, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 119