Prinsip Profesionalisme Prinsip Perencanaan

4. Prinsip Musyawarah

Dalam hal pengambilan keputusan yang terdapat dalam RUU OJK Bab III Pasal 17 angka 6 dilakukan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat. Sebagaimana yang dijelaskan pula dalam Al-Qu’an surat Al-Imran ayat 159:                                    Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. Dan dijelaskan pula apabila terjadi pertentangan pendapat dalam surat An-nisa 04 ayat 59:                                Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”.

5. Prinsip Keterbukaan

Dalam Bab VI Pasal 36 tentang pelaporan dan akuntabilitas, dijelaskan bahwasanya OJK wajib menyusun laporan kegiatan maupun laporan keuangan dan wajib melaporkannya kepada DPR. Hal tersebut senada dengan surat Al-Baqarah ayat 283 yang mengajarkan untuk mencatatkan semua pemasukan ataupun pengeluaran keuangan:                                       Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya hutangnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu para saksi menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

6. Prinsip Kerjasama

Pada Bab VII tentang hubungan dengan lembaga lain Pasal 37, OJK wajib berkoordinasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan maupun Lembaga Penjamin Simpanan dalam hal bertukar informasi terkait dengan