xlvi Tabel di atas menunjukkan adanya latar yang cukup jelas dalam setiap pesan
dakwah yang terdpat dalam buku kumpulan cerpen “BH”.artinya, penceritaan dalam teks sesuai dengan alur cerita atau plot yang disesuaikan juga dalam konteks
masyarakat, yakni dengan adanya latar belakang masalah tersebut dan harus bertindak seperti apa dan bagimana. Tentunya ada pencapaian maksud dari setiap pesan dakwah
dalam kumpulan cerpen “BH” tersebut., yakni penyampain pesan dakwah tersebut kepada pembaca untuk dijadikan sebagai cerminan dari I’tibar dalam menjalani
kehidupan ini.
d. Sintaksis
Dijelaskan bagaimana pendapat yang disampaikan berkaitan dengan bentuk kalimat, koherensi dan kata ganti yang dipilih. Berikut penjabarannya:
xlvii
Tabel 5 Kerangka Data Analisis Teks Sintaksis
Hal yang diteliti Temuan
1. Bentuk kalimat Dari sebagian besar pesan-pesan dakwah yang
diampaikan menggunakan kalimat aktif. Namun ada beberapa
yang menggunakan
kalaimat pasif.
Disamping itu ada juga bentuk kalimat langsung dan tidak langsung. Contohnya sebagai berukut:
G Aku membolak-balik al-Quran…BH
G Aku menambah jumlah sembahyangku…Kepala
Kampung G
….Beliau dilempari batu hingga luka-luka...Kepala Kampung
G ….Dari keikhlasannya dari yang ditakdirkan Tuhan
baginya…BH G
Jangna takut sesungguhnya Tuhan bersama kita, kata Nabi Kepala Kampung
G Bapak mengatakan Tuhan itu tidak mungkin lebih
dari satu Di belakangku 2. Koherensi,
adalah pertalian antar kata,
proposisi atau
kaliamat. Ini
dapat ditampilkan
melalui hubungan sebab-akibat,
bisa juga
sebagai penjelas.
Beberapa pesan
yang tedapat
koherensi kata
penghubung: G
Maha adil Tuhan, karena terhadap orang macam Niken ini, ia lebih memberikan kemurahan.BH
G Tapi tak mustahil ia bisa memperoleh kebahagiaan
yang lebih tinggi darinya, dari keikhlasaannya dari yang ditakdirkan Tuhan baginya. BH
G Aku menambah jumlah sembahyangku dan di mana-
mana tak pernah henti memohon tambahan kekuatan agar
menghadpai dan memenangkan kenyataan yang menggelisahkan ini. Kepala Kampung
G Seperti Nabi Muhammad ketika berkunjung ke Taif,
xlviii beliau dilempari batu hingga luka-luka, namun
beliau berdo’a: Tuhan ampunilah mereka, sebab mereka tidak mengeri apa yang mereka kerjakan.
Kepala Kampung G
Jangan takut, sesungguhnya Tuhan bersama kita, kata Nabi. Dan adalah contoh
yang kini kurencanakan, yakni pembasmian tikus-tikus itu,
tiada lain adalah mencontoh perbuatan luhur dan perkasa Nabi. Kepala Kampung
G Aku tak pernah menbayangkan, sejauh keinsyafanku
atas segala wajah dan kotor dan dosa hidupku Ambang
G Segalanya niscaya kembali kepada-Nya, juga setiap
kebanggaan yang dapat menggelincirkan. Podium G
Mana Samiraan? Cepat ia mulai berdobat dan mulai sembahyang. Jangan suka mencopet lagi dan curi
tebu di kebun atau ketela di telaga. Podium G
“Sunyi dan rasa takut akan mempertemukan lebih cepat dengan Allah. Kata Gus Nur Podium
G kita memang harus menyebut nama Tuhan dengan
kata-kata, karena untuk beromong-omong tentang Tuhan antara kita, kita harus memakai kata-kata Di
belakangku. 3. Kata Ganti, ada yang
merupakan penggantiaan ataau sikap resmi dari
komunikator semata-mat dan
yang merupakan
representasi dari sikap bersama
komunitas tertentu.
61
Untuk kata ganti yang dipakai dalam pesan-pesan dakwah tersebut adalah: Aku, Ia, Kita.
61
Ibid., h. 82
xlix Dari tabel di atas, kita ketahuai bahwa bentuk kalimat yang dipakai dalam
pesan-pesan dakwah dalaam kumpulan cerpen “BH” adalah kalimat aktif, pasif, langsung dan tidak langsung. Kemudian adanya koherensi antar kalimat, sehingga tidak
terdapat kejanggalan dalam setiap pertautan antar kalimat yang terdapat dalam pesan- pesan tersebut. Dan kata ganti sebagai penggantian dimaksudkan agar tidaka ada
pemborosan dalam setiap kata dalam kalimat yang digunakan.
e. Stilistik