xlviii Debt to equity ratio menunjukkan berapa kali besarnya debt dibandingkan
equity . Semakin besar rasio ini berarti semakin besar sumber dana yang berasal
dari hutang, sehingga aset yang dimiliki oleh perusahaan sebagian besar didanai oleh utang dan semakin besar risiko yang dihadapi perusahaan. Indikator
variabel ini diukur dengan: Total Debt
DER = Total Equity
C. Indikator Ekonomi Makro 1. Nilai Tukar
Salvatore 1997:49 Nilai tukar atau kurs Exchange Rate didefinisikan sebagai harga mata uang luar negeri dalam satuan mata uang domestik.
Krugman 2000:355 kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lain.
Nilai tukar exchange rate adalah perbandingan antara mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Kasmir 2001:213 Pasar valuta asing
adalah pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan baik antar Negara maupun dalam suatu negara. Transaksi tersebut dapat dilakukan oleh badan
atau perusahaan atau secara perorangan dengan berbagai tujuan. Dalam setiap kali melakukan transaksi valuta asing maka digunakan kurs nilai tukar. Nilai
tukar ini dapat berubah-ubah setiap saat sesuai kondisi dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi dan politik.
xlix Nilai tukar rupiah terhadap dollar termausk kedalam makro ekonomi yang
bisa mempengaruhi return yang didapat oleh investor. Nilai tukar rupiah terhadap dollar US ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar,
atau dengan perkataan lain kurs rupiah ditentukan oleh mekanisme pasar. Jika harga rupiah terhadap kurs dollar melemah, maka permintaan terhadap
mata uang dollar akan meningkat. Hal ini disebabkan karena investor cenderung melepas rupiah dan akan membeli dollar. Akibat dari beralihnya minat investor
kepada mata uang dollar atau investor lebih memilih option untuk menyimpan uangnya di bank daripada berinvestasi di pasar modal, maka harga saham
cenderung turun yang mengakibatkan menurunnya indeks harga saham yang berakibat lagi pada menurunnya kinerja pasar modal.
Hubungan secara teoritis antara nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat negatif yaitu apabila terjadi penurunan nilai tukar rupiah terhadap US
rupiah terdepresiasi, maka akan menurunkan tingkat pengembalian investasi saham. Dengan merosotnya nilai tukar rupiah menunjuk kepada merosotnya
kemampuan ekonomi nasional Indonesia, maka kemampuan fundamental perusahaan
juga cenderung merosot, sehingga menurunkan tingkat pengembalian saham. Sedangkan nilai tukar rupiah dengan harga saham bersifat
positif yaitu apabila terjadi sebaliknya. Ruhendi dan Johan A, 2003.
2. Inflasi
Pengertian inflasi dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu kenaikan relatif dalam tingkat harga umum. Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang
deposito dalam peredaran banyak, dibandingkan dengan jumlah barang-barang
l serta jasa-jasa yang ditawarkan atau bila karena hilangnya kepercayaan mata
uang nasional Winardi, dalam Setiawan:2006. Dalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi dua jenis Boediono,
dalam Setiawan: 2006, pertama demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh terlalu kuatnya peningkatan permintaan agregat dari
masyarakat terhadap komoditi-komoditi hasil produksi di pasar barang. Jenis yang kedua, adalah cost push inflation, yaitu inflasi yang disebabkan karena
meningkatnya harga-harga faktor produksi sehingga menaikkan harga komoditi di pasar komoditi.
Maulidah 2004, pada saat terjadi inflasi, harga barang-barang cenderung naik maka hal ini menyebabkan meningkatkan biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan. Peningkatan biaya produksi menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produk yang dijual, akibatnya
laba menurun. Dengan menurunnya kinerja keuangan perusahaan, menyebabkan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham berkurang, sehingga investor
enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham perusahaan. Kenaikan harga secara terus menerus dalam suatu periode diukur berdasarkan
Indeks Harga Konsumen IHK. Indeks harga konsumen merupakan indeks harga dari barang yang selalu digunakan para konsumen dengan memakai
indeks harga tahunan sebelumnya sebagai tahun dasar. Cara pengukuran inflasi yaitu:
IHK
t
- IHK
t-1
Laju inflasi = IHK
t-1
li Nasution dan Maharani 2006 inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-
harga yang berlaku dalam suatu perekonomian, tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan harga input produk naik sehingga biaya produksi naik, akibatnya
keuntungan yang diperoleh perusahaan akan turun, maka dapat dikatakan inflasi mempunyai hubungan negatif dengan harga saham.
Berdasarkan tingkatnya, inflasi dibagi menjadi: 1. Inflasi tingkat rendah, dibawah 10 setahun.
2. Inflasi tingkat sedang, antara 10 - 30 setahun. 3. Inflasi tingkat berat, antara 30 - 100 setahun.
4. Hiperinflasi, diatas 100 setahun. Sedangkan menurut penyebabnya inflasi terdiri dari :
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai uang dan barang yang terlalu kuat. Inflasi ini disebut Demand Inflation.
b. Inflasi yang timbul karena desakan biaya dan kenaikan ongkos produksi disebut Cost Inflation
Inflasi meningkat berdampak negatif bagi investor di pasar modal dan pasar uang, dan mempunyai dampak positif terhadap kinerja perusahaan, naiknya harga
jual produk dapat meningkatkan biaya per kapita, biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
3. Produk Nasional Bruto PNB
PNB Produk Nasional Bruto adalah indikator ekonomi yang paling sering digunakan untuk menggambarkan ekonomi nasional secara luas. PNB dapat
memberikan informasi yang sangat mendukung perusahaan dalam membuat
lii prediksi yang lebih baik mengenai harga saham yang dapat diperoleh di masa
depan. PNB memberikan informasi mengenai jumlah agregat barang dan jasa uang yang telah diproduksi oleh ekonomi nasional untuk suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Oleh karena itu PNB sebagai acuan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan
sebagai alat ukur dan pendapatan agregat konsumen dapat dijadikan indikator yang menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada pendapatan
masyarakat atau konsumen.
D. Return Saham