Pola Penghimpunan atau Retribusi Dana Zakat

31 ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana ”QS At Taubah : 60 10                                                         “ Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi,serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang- orang yang dalam perjalanan musafir, peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabiloa berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang- orang yang bertakwa” QS Al Baqarah : 177 Zakat pada hakikatnya adalah distribusi kekayaan di kalangan Ummat Islam untuk mempersempit jurang pemisah antara orang kaya dengan orang miskin dan menghindari pemupukkan kekayaan ditangan seseorang. 10 yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah sabilillah: yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya. 32 Penyaluran dana zakat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : a. Pola Tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat yang diberikan langsung kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada mustahik tidak disertai dengan target adanya kemandirian kondisi sosial maupun kemandirian ekonomi pemberdayaan. b. Pola Kontemporer Produktif Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktivitas suatu usaha atau bisnis. Pola penyaluran secara produktif adalah penyaluran dana zakat disertai target mengubah keadaan mustahik lebih dikhususkan kepada golongan faqir dan miskin dari kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Pola ini pernah dikembangkan oleh Nabi, yaitu beliau pernah memberikan zakat kepada seorang faqir sebanyak dua dírham untuk makan dan satu dírham untuk pembelian kapak sebagai alat untuk bekerja, supaya hidupnya tidak bergantung pada orang lain. Ada beberapa pendapat Fuqoha terkait dengan pola distribusi zakat, sebagai berikut 11 : 11 Husnul Khatimah, ”Pengaruh Zakat Produktif terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Para mustahik ”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami Oktober- Desember,2005, h.51