Pola Distribusi Dana Zakat

32 Penyaluran dana zakat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu : a. Pola Tradisional yaitu penyaluran bantuan dana zakat yang diberikan langsung kepada mustahik. Dengan pola ini penyaluran dana kepada mustahik tidak disertai dengan target adanya kemandirian kondisi sosial maupun kemandirian ekonomi pemberdayaan. b. Pola Kontemporer Produktif Pola produktif adalah pola penyaluran dana zakat kepada mustahik yang dipinjamkan oleh amil untuk kepentingan aktivitas suatu usaha atau bisnis. Pola penyaluran secara produktif adalah penyaluran dana zakat disertai target mengubah keadaan mustahik lebih dikhususkan kepada golongan faqir dan miskin dari kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Pola ini pernah dikembangkan oleh Nabi, yaitu beliau pernah memberikan zakat kepada seorang faqir sebanyak dua dírham untuk makan dan satu dírham untuk pembelian kapak sebagai alat untuk bekerja, supaya hidupnya tidak bergantung pada orang lain. Ada beberapa pendapat Fuqoha terkait dengan pola distribusi zakat, sebagai berikut 11 : 11 Husnul Khatimah, ”Pengaruh Zakat Produktif terhadap Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Para mustahik ”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islami Oktober- Desember,2005, h.51 33 1 Pendapat minimalis distribusi minimal atau konsumtif, yaitu zakat diberikan kepada faqir miskin sesuai dengan jatah yang dapat memenuhi kebutuhan pangan untuk sehari semalam. 2 Pendapat standar menengah distribusi menengah yaitu zakat yang diberikan kepada faqir miskin dengan jatah yang menjadikan mereka tergolong kaya atau berkecukupan yaitu sebanyak nishab zakat. Dana zakat yang terkumpul yang dikelola oleh sebagian besar BAZ dan LAZ biasanya sudah terwujud dalam bentuk program pendayagunaan semisal : 1. Pemberian beasiswa dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi bagi kalangan yang termasuk kategori mustahik. 2. Pemanfaatan dana zakat untuk usaha-usaha yang sifatnya produktif, disamping yang bersifat konsumtif. 3. Mendirikan Rumah Sakit gratis untuk kaum dhuafa. 4. Mendirikan Lembaga pendidikan unggul bagi kaum dhuafa gratis 5. Mendirikan Balai Pelatihan Keterampilan. 6. Melalui dana bergulir dengan bekerja sama dengan BMT memberikan pembiayaan bagi usaha kaum dhuafa. 34 7. dan kegiatan lainnya bagi kepentingan mustahik disertai pengawasan dan pendampingan dari amil zakat. 8. BAZ dan LAZ pun terlibat aktif dalam penanggulangan berbagai musibah yang terjadi ditanah air, baik pada tahap emergency maupun pada tahapan pembangunan kembali. 9. Dalam mendayagunakan dana zakat, BAZ dan LAZ melaporkan secara terbuka kepada publik melalui berbagai media masa dan juga mempergunakan jasa auditor, baik internal atau eksternal. 35

BAB III PROFIL KELURAHAN CIREUNDEU

Dalam penelitian kali ini, penulis memilih Kelurahan Cireundeu sebagai wilayah atau tempat penelitian dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah berkenaan dengan faktor lokasi. Permasalahan yang berkenaan dengan manajemen pengelolaan dana sosial yang dilakukan oleh sejumlah amil masjid dan mushalla belum cukup tergali. Oleh karenanya, sebagai putera daerah penulis berkeinginan untukmencermati dan menganalisis tentang bagaimana pelaksanaan pengelolaan dana sosial masyarakat oleh amil masjid dan musholla di Kelurahan Cireundeu. Selain itu, Kelurahan Cireundeu sebagai salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Ciputat Timur merupakan Kelurahan yang bisa penulis kategorikan sebagai salah satu Kelurahan yang memiliki dinamika perkembangan yang cukup cepat. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya sarana dan prasarana masyarakat yang menunjang kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam pembahasan kali ini ada beberapa hal yang akan diangkat khususnya terkait dengan profil Kelurahan Cireundeu, yaitu seputar data wilayah, keadaan demografi dan potensi wilayah serta jumlah masjid dan mushalla. 36

A. DATA WILAYAH

ProfilKelurahan Cireundeu 2008 Orbitasi Orbitasi Jarak Km Ke Ibukota Kecamatan 5 Km Ke Ibukota Kabupaten Kota 15 Km Ke Ibukota Provinsi 130 Km Ke Ibukota Negara 25 Km Profil Kelurahan Cireundeu 2008 Di lihat dari posisinya, keberadaan Kelurahan Cireundeu merupakan satu kelurahan yang berdekatan langsung dengan perbatasan dengan wilayah DKI Jakarta. Ini berarti akses untuk menciptakan kemajuan di berbagai macam bidang adalah sangat memungkinkan karena secara geografis Kelurahan Cireundeu terletak berdekatan dengan pusat kegiatan dalam hal ini Ibukota Negara. Luas Wilayah : 320 HaKm2 Batas Wilayah: Utara : Kel. Lebak Bulus DKI Jakarta Selatan : Kel. Pisangan Barat : Kel. Pisangan, Kel Rempoa Timur : Kel. Lebak Bulus DKI Jakarta 37 Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan Luas Lahan Ha Lahan Daratkering 23 Ha 11,01 Lahan Perkebunan 11 Ha 5,26 Permukiman 175 Ha 83,73 Jumlah 209 Ha 100 Profil Kelurahan Cireundeu 2008 Dari keterangan di atas bisa diambil informasi bahwa sebagian besar lahan yang terdapat di Kelurahan Cireundeu dipergunakan untuk wilayah Permukiman Penduduk. Adapun sebagian kecil lainnya masih difungsikan untuk perkebunan. Sisanya berupa lahan darat atau kering.

B. KEADAAN DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin No. Nama Kelurahan Penduduk Jumlah Laki-laki Perempuan Cireundeu 11.936 11.492 23.428 Profil Kelurahan Cireundeu 2008 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur No. Kelompok Umur Jumlah 1. 0-09Tahun 1188 5,55 2. 10-19 Tahun 2440 11,40 3. 20-29Tahun 3616 16,89 4. 30-39 Tahun 4532 21,17 5. 40 -49 Tahun 5098 23,81 6. 50-60 Tahun 3122 14,58 7. 60 Tahun keatas 1412 6,60 Jumlah 21.408 100 Profil Kelurahan Cireundeu 2008