Hikmah dan Tujuan Zakat
26
musuh besar ekonomi ini baca:kemiskinan nampaknya tidak akan pernah terselesaikan namun dapat diminimalisir. Karena hakikat tujuan dari
pengelolaan dana zakat dan dana sosial lain yang terhimpun adalah mendistribusikan dengan cara yang seadil-adilnya. Keadilan distribusi menjadi
target yang paling relevan untuk dijalankan bagi setiap pengelola dana sosial masyarakat yang ada. Termasuk didalamnya adalah bagaimana meningkatkan
kesadaran bagi setiap mustahik untuk mengubah mindset pola fikir bahwa dengan adanya pendistribusian dana sosial yang terhimpun kepada mereka
harusnya bisa lebih diaktualisasikan untuk peningkatan kualitas pengembangan potensi diri termasuk dalam hal kemandirian ekonomi.
Untuk memaksimalkan pendayagunaan zakat, diperlukan mekanisme pengelolaan yang baik dan terarah sehingga bisa menjadi suatu system yang
dengannya keberadaan
zakat bisa
benar-benar menjadi
instrument penanggulangan kemiskinan. Manajemen atau tata kelola yang baik pada suatu
lembaga pengelola zakat menjadi tolak ukur pencapaian maksimal dari pendayagunaan zakat yang ada. Dengan manajemen yang terpola dengan baik
akan menghasilkan output yang maksimal. Zakat harus dikelola oleh Amil lembaga yang professional, amanah, bertanggung jawab, memiliki pengetahuan
yang memadai tentang zakat , dan memiliki waktu yang cukup untuk mengelolanya misal untuk melakukan sosialisasi, pendataan muzaki dan
mustahik, dan penyaluran yang tepat sasaran serta pelaporan yang transparan.
27
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat amil zakat, apalagi yang memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan
antara lain :
8
Pertama, lebih sesuai dengan tuntunan syariah dan sirah nabawiyah maupun sirah para sahabat dan tabiin. Kedua, untuk menjamin kepastian dan
disiplin membayar zakat. Ketiga, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik zakat apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para
muzakki. Keempat, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta sasaran yang tepat dalam penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada satu
tempat. Kelima, untuk memperlihatkan syiar dalam semangat penyelenggaraan pemerintah yang islami. Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki
kepada mustahik, merskipun secara hukum syariah adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-hal tersebut diatas, juga hikmah dan fungsi
zakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan ummat, akan sulit diwujudkan. Karena itu pula, pada zaman Rasulullah, para sahabat dan tabiin,
zakat selalu dikelola oleh petugas khusus yang mengatur pengambilan maupun pendistribusiannya. Dengan demikian, zakat disamping amal yang bersifat
karitatif kedermawanan yang harus dilandasi dengan keikhlasan, juga suatu kewajiban yang bersifat imperatif.
8
Didin Hafidhuddin,Dunia Perzakatan di Indonesia,dalam FOZ, ed., South East Asia Zakat Movement Jakarta:FOZ,2008h.79