68
aparat lingkungan seperti ketua RW dan RT setempat beserta staff atau jajaran kepengurusannya. Kerja sama yang terjalin bisa terwujud dalam koordinasi dari
pihak amil mengenai jumlah dana zakat yang berhasil terhimpun dalam periode berjalan atau bahkan pihak amil pada masjid atau mushola tersebut memang
bekerja sama dengan aparat dalam menghimpun dana zakat dari masyarakat setempat. Data menunjukkan bahwa hampir seluruh masjid dan mushola yang
berada di Kelurahan Cireundeu melakukan proses kerja sama dengan aparat lingkungan setempat khususnya dalam koordinasi terkait dengan jumlah dana
zakat yang berhasil terhimpun. Adapun jenis dana yang diterima oleh amil di masjid atau mushalla
kelurahan Cireundeu yaitu zakat fitrah, zakat mal, infaq, shadaqoh dan fidyah. Namun dalam pelaksanaannya kriteria untuk dana infaq dan shadaqoh masih
tercampur. Hampir seluruh amil masjid dan mushalla yang diteliti tidak menjelaskan secara detail tentang perbedaan dana infaq dan shodaqoh khususnya
terkait dengan fungsi dan penggunaannya.
Pada umumnya, amil melakukan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana ZIS tidak disertai dengan pelatihan awal tentang
manajemen pengelolaan dana ZIS, oleh karenanya pelaksanaan kegiatan ini hanya bertolak dari pengalaman pengelolaan pada tahun-tahun sebelumnya, jadi
belum ada standar pencatatan tentang jumlah dana ZIS yang terhimpun sehingga
69
antara satu masjid dengan masjid lainnya menggunakan draft atau model pencatatan yang berbeda pula.
b. Distribusi Pembagian Dana Zakat
Model atau bentuk manajemen lain terkait dengan pengelolaan dana zakat khususnya dalam hal pelaksanaan actuating tata kelola tersebut adalah
mengenai hal distribusi dana sosial masyarakat yang telah terhimpun. Amil memiliki data mustahik yang mendapatkan zakat pada periode sebelumnya
sebagai acuan untuk proses distribusi atau pembagian dana ummat pada periode ZIS untuk tahun berjalan.
Kemudian selain data mustahik pada periode sebelumnya, ternyata
sejumlah 43,48 amil yang penulis datangi khususnya amil yang berada di masjid menerima proposal permohonan bantuan dana zakat yang diterima dari
pihak luar seperti yayasan pendidikan, ibnu sabil atau pihak lainnya ditujukan langsung kepada amil atau para pihak yang mengelola dana ummat. Menurut
informasi yang penulis peroleh bahwa biasanya dana yang dikeluarkan untuk alokasi semacam ini adalah dana yang bersumber dari dana zakat mal, infaq dan
shadaqoh.
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh 100 amil masjid
dan mushola pada lingkungan Kelurahan Cireundeu memiliki prioritas yang
sama dalam mendistribusikan dana zakat yang berhasil dihimpun. Golongan
70
fakir miskin memang menjadi prioritas utama bagi para amil dalam membagikan dana zakat khususnya yang diperoleh dari hasil dana zakat
fitrah. Konteks distribusi dana zakat khususnya pada bulan Ramadhan
dimaksudkan agar tidak ada lagi orang yang merasa kekurangan pada saat ‘idul
fitri. Hal tersebut merupakan target minimal yang ingin dicapai terkait dengan pengelolaan dana zakat fitrah. Ini target minimal yang bisa dimaklumi, namun
seharusnya keberadaan zakat dan fungsinya bisa dijadikan salah satu instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan dalam bentuk jangka panjang. Optimalisasi
zakat dengan memaksimalkan potensinya menjadi salah satu wacana yang harus diperhatikan keberlangsungannya.
Hal lain yang masih terkait dengan model pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqoh adalah terkait dengan waktu pendistribusian dana ZIS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh amil masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu memiliki acuan waktu yang sama khususnya dalam medistribusikan
dana ummat. Waktu yang dipilih oleh a mil adalah beberapa hari menjelang ‘Idul
Fitri tiba. Hal serupa yang masih terkait dengan pendistribusian dana ZIS adalah mengenai jumlah atau nominal dana ummat
yang tersalurkan sebelum ‘Idul fitri tiba, apakah dana zakat fitrah habis dibagikan sebelum khutbah ‘idul fitri atau
pengurus atau amil masih menyisakan sejumlah dana zakat fitrah yang berhasil
terhimpun. Penulis memperoleh informasi bahwa 100 amil masjid dan mushola mendistribusikan habis dana Zakat Fitrah yang terhimpun kepada
71
beberapa golongan yang memang berhak menerima dana Zakat sebelum khutbah iedul fitri dikumandangkan
. Mengenai objek atau pihak yang menerima dana zakat, penulis ingin
melihat apakah golongan atau pihak yang menerima dana Zakat dari masjid atau mushola terkait adalah orang-orang yang berada di sekitar lingkungan masjid dan
mushola atau didistribusikan juga lintas wilayah setelah mustahik yang berada di sekitar masjid menerima zakat secara keseluruhan. Informasi yang penulis
peroleh bahwa 65,22 amil masjid dan mushola juga mendistribusikan dana zakat fitrah yang terkumpul kepada mustahik yang berada di luar kawasan
masjid atau mushola terkait setelah mereka mendistribusikan dana zakat yang
terkumpul kepada mustahik yang berada di sekitar lingkungan masjid atau mushola yang bersangkutan.
Berkenaan dengan pihak yang membantu dalam proses pendistribusian
dana ummat, penulis memperoleh informasi bahwa 73,91 dalam hal proses pendistribusian atau pembagian dana ummat dibantu oleh segenap remaja
masjid atau mushola setempat. Biasanya pada masjid atau mushola terdapat
kalangan remaja yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, termasuk dalam hal sosial kemasyarakatan. Ibadah zakat merupakan ibadah yang selain memiliki
aspek ibadah ilahiyah juga tetap memiliki implikasi sosial. Model lainnya yang
dilakukan oleh sejumlah 47,83 amil pada masjid atau mushola di Kelurahan