Distribusi Pembagian Dana Zakat

71 beberapa golongan yang memang berhak menerima dana Zakat sebelum khutbah iedul fitri dikumandangkan . Mengenai objek atau pihak yang menerima dana zakat, penulis ingin melihat apakah golongan atau pihak yang menerima dana Zakat dari masjid atau mushola terkait adalah orang-orang yang berada di sekitar lingkungan masjid dan mushola atau didistribusikan juga lintas wilayah setelah mustahik yang berada di sekitar masjid menerima zakat secara keseluruhan. Informasi yang penulis peroleh bahwa 65,22 amil masjid dan mushola juga mendistribusikan dana zakat fitrah yang terkumpul kepada mustahik yang berada di luar kawasan masjid atau mushola terkait setelah mereka mendistribusikan dana zakat yang terkumpul kepada mustahik yang berada di sekitar lingkungan masjid atau mushola yang bersangkutan. Berkenaan dengan pihak yang membantu dalam proses pendistribusian dana ummat, penulis memperoleh informasi bahwa 73,91 dalam hal proses pendistribusian atau pembagian dana ummat dibantu oleh segenap remaja masjid atau mushola setempat. Biasanya pada masjid atau mushola terdapat kalangan remaja yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, termasuk dalam hal sosial kemasyarakatan. Ibadah zakat merupakan ibadah yang selain memiliki aspek ibadah ilahiyah juga tetap memiliki implikasi sosial. Model lainnya yang dilakukan oleh sejumlah 47,83 amil pada masjid atau mushola di Kelurahan 72 Cireundeu dalam mendistribusikan dana zakat adalah dibantu dan bekerja sama dengan aparat lingkungan setempat. Ada hal menarik yang penulis temukan dalam proses penelitian yang dilakukan dalam kesempatan ini yaitu terkait dengan salah satu model pendistribusian dana zakat yang terkumpul. Amil pada masjid dan mushalla menyetorkan sebagian dana Zakat Fitrah yang berhasil terhimpun kepada aparat lingkungan setempat untuk kemudian akan disetorkan kepada Kelurahan atau kantor pemerintahan setempat. Penulis memperoleh informasi bahwa 26,09 amil pada masjid dan mushola di Kelurahan Cireundeu memberikan setoran zakat kepada pemerintah setempat dengan alasan pemerintah merupakan unsur yang membangun sebuah negara dan mesti ditaati keberadaan titah dan perintahnya termasuk dalam hal ini adalah menyetorkan sejumlah dana zakat yang berhasil terhimpun di masjid atau mushola kepada aparat pemerintahan setempat sesuai dengan amanah dari kantor pemerintahan setempat yang memiliki jenjang yang lebih tinggi. 4 Sedang sisanya sejumlah 73,91 amil pada masjid dan mushola di Kelurahan Cireundeu lainnya tidak memberikan sejumlah dana zakat yang terhimpun untuk disetorkan kepada pemerintah setempat dengan alasan ketidakjelasan alur distribusi dari jumlah dana zakat yang disetorkan, siapa yang akan menerima dana zakat tersebut, dan apakah dana 4 Wawancara langsung dengan salah satu pengurus amil yang memberikan setoran zakat,amil masjid Al Istiqomah :bapak Alex 73 zakat yang diserahkan itu betul-betul habis terdistribusikan sebelum khatib naik mimbar pada saat pelaksanaan sholat ‘Idul Fitri atau masih ada dana zakat fitrah yang tidak terdistribusikan karena sebagian besar dari mereka berkeyakinan bahwa jika dana zakat fitrah tidak habis terdistribusikan sebelum khatib naik mimbar pada saat pelaksanaan sholat ‘Idul Fitri maka dana tersebut tidak terhitung sebagai ibadah zakat namun berubah status menjadi dana shadaqoh. Faktor-faktor di atas memberikan kita banyak pelajaran, seperti harus ada evaluasi untuk memberikan penilaian yang lebih objektif mengenai sejumlah dana zakat fitrah yang disetorkan. Keberadaan dan alokasi atas sumber dana yang terhimpun dari masjid dan mushalla kepada aparat pemerintahan setempat, apakah hal ini masih dibenarkan secara syariat atau ada solusi lain yang lebih tepat. Misalnya dana yang disetorkan kepada pemerintah setempat bukan dana yang berasal dari dana zakat fitrah tapi dari dana sosial lain seperti zakat Mal, infaq atau shadaqoh. Kemudian agar terciptanya sinergi yang menghasilkan output yang maksimal, pemerintah setempat pun harus menjelaskan tentang alur distribusi dan alokasi dari dana ummat yang berhasil mereka himpun agar tercipta kepercayaan dari sub pengelola dana ummat dalam hal ini adalah amil pada masjid dan mushalla sehingga kedepan tidak ada lagi pertanyaan berkenaan dengan fungsi dana yang mesti disetorkan kepada aparat lingkungan setempat. Berkenaan dengan jumlah dana sisa dari dana sosial masyarakat yang berhasil terhimpun oleh amil pada masjid atau mushalla di Kelurahan Cireundeu, 74 sejumlah 60,87 amil masjid dan mushalla langsung mengalokasikan sisa dana ZIS yang masih ada ke dalam Kas Masjid atau Musholla. Setelah dialokasikan untuk kas masjid atau mushalla yang besangkutan, dana tersebut dialokasikan untuk beberapa kepentingan seperti untuk membiayai operasional masjid atau mushola, dan untuk keperluan renovasi beberapa bagian dari masjid atau mushola. Penulis juga menemukan 17,39 amil masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu yang mengelola dana sisa zakat mal untuk kepentingan usaha produktif, seperti amil pada masjid Baitul Ula Pisangan Timur yang mengelola dana zakat mal untuk kepentingan usaha produktif bagi para jama’ah sekitar. Namun pelaksanaan pengelolaan yang demikian setelah peneliti konfirmasi kepada pengurus zakat terkait, ternyata baru dilakukan untuk periode terakhir pelaksanaan pengelolaan ibadah zakat yaitu periode 2010-2011. Sedang untuk tahun-tahun sebelumnya, sisa dana zakat mal, infaq dan shadaqoh langsung dialokasikan ke dalam kas masjid. 5

4. Pengawasan Controlling

Sebagai pengemban amanah yang melakukan kegiatan pengelolaan dana sosial masyarakat, amil pada masjid dan mushola diharuskan bertanggung jawab atas kinerja mereka selama melakukan kegiatan pengelolaan tersebut. Hal ini 5 Wawancara langsung dengan pengurus amil masjid Baitul Ula, Pisangan Timur :bapak Firmansyah Muntaqo 75 dimaksudkan agar kegiatan yang berlangsung tetap memiliki nilai pertanggung jawaban dan tidak bekerja sesuai dengan ego dari masing-masing pengurus demi kepentingan pribadi tetapi lebih mencari jalan untuk senantiasa mencari perbaikkan dan bahan evaluasi untuk mencapai output dan hasil yang maksimal. Selain hal tadi, membangun kepercayaan juga merupakan target antara yang ingin dicapai dari proses pengawasan kali ini. Laporan yang transparan terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana sosial masyarakat khususnya zakat, infaq dan shadaqoh akan menciptakan kepercayaan kepada lembaga pengelola zakat dalam hal ini adalah segenap pengurus amil pada masjid atau mushalla. Penulis memperoleh informasi bahwa 73,91 pengurus amil pada masjid dan mushalla di Kelurahan Cireundeu melakukan rapat konsolidasi dengan pengurus DKM terkait dengan kegiatan pengelolaan dana ZIS periode berjalan sebagai bentuk tanggung jawab internal antar pengurus. Lebih lanjut lagi 73,91 amil masjid dan mushalla membuat rekapitulasi penerimaan dana sosial masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqoh yang berhasil terhimpun untuk diketahui oleh seluruh kepengurusan amil. Informasi lain yang penulis peroleh adalah pada umumnya kepengurusan amil hanya membuat rekapitulasi pemasukkan dana zakat, infaq dan shadaqoh. Sedang untuk rekapitulasi pengeluaran atau distribusi dana sosial masyarakat berupa dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh tetap dibuat namun tidak sistematis seperti halnya laporan 76 rekapitulasi penerimaan. Hal ini mesti menjadi salah satu bahan renungan dan evaluasi khususnya bagi para pengelola atau amil karena hal ini terkait dengan transparansi pengelola dan memiliki dampak yang cukup signifikan dalam penilaian pihak luar terhadap kinerja dari pengelola dana. Hal lain yang masih terkait dengan pola tanggung jawab dan pengawasan terhadap kinerja pengelola dana sosial masyarakat oleh amil adalah model tanggung jawab eksternal pihak amil selaku pengelola dana sosial masyarakat kepada jama’ah atau pihak yang menyalurkan dana zakatnya pada amil masjid dan mushalla terkait. Informasi yang didapatkan terkait dengan hal ini adalah seluruh amil khususnya yang berada di masjid memberikan laporan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran dana ZIS dan diinformasikan kepada jama’ah pada saat menjelang sholat ‘Ied dimulai. Model tanggung jawab lain seperti pembuatan Laporan Pertanggung Jawaban LPJ atas kegiatan pengelolaan dana sosial masyarakat yang dikelola oleh Amil atau Panitia Zakat untuk kemudian diberikan kepada setiap muzakki yang membayarkan zakat Malnya melalui Amil atau Panitia Zakat pada masjid dan mushola tertentu. Biasanya perolehan dana zakat Mal lebih besar dibandingkan dana Zakat fitrah yang diperoleh. Namun data lapangan menunjukkan bahwa penyelenggara pengelolaan dana sosial masyarakat dalam hal ini yaitu Amil tidak atau belum membuat bundel Laporan Pertanggung Jawaban Zakat yang berisikan seluruh laporan mengenai pengelolaan dana