Gambaran umum Proses penelitian
50
sebagai pihak yang ingin mengumpulkan data terkait dengan bagaimana proses pengelolaan atau manajemen dana ummat yang berlaku di masjid tersebut.
Ada beberapa alasan yang diungkapkan oleh salah satu pengurus yang ditemui, untuk keberatan memberikan data dimaksud adalah pengurus yang
bersangkutan bendahara atau kepanitian amil zakat belum bisa dihubungi dan tidak kunjung muncul di masjid. Alasan lainnya adalah data yang terkait dengan
pengelolaan zakat khususnya jumlah dana ZIS yang terkumpul untuk beberapa periode terakhir ini raib atau hilang pasca terjadi bencana jebol tanggul Situ
Gintung. Pada peristiwa itu, dokumen serta file yang berhubungan dengan kepengurusan masjid termasuk data manajemen zakat dan jumlah dana ZIS yang
terkumpul pun hilang terbawa arus air. Data alternative yang ada disimpan oleh pengurus, dari informasi yang diperoleh Pengurus tersebut menempatkan data
penting tentang pengelolaan ZIS khususnya serta data-data lainnya di salah satu gedung fakultas UMJ Universitas Muhammadiyah Jakarta karena beliau
bekerja di tempat tersebut. Penulis secara pribadi tidak begitu mengerti apakah alasan yang diajukan adalah alasan klise atau benar-benar realitas. Peneliti coba
konfirmasi beberapa kali, namun hasilnya seperti tidak ada lampu hijau untuk bisa menjembatani proses penelitian yang sedang dilakukan.
Sementara itu, masjid Nurul Huda yang berada di bawah naungan Ustadz Dahlan, juga termasuk salah satu masjid yang tidak berkontribusi data dalam
proses penelitian ini. Pada saat awal penulis mengunjungi masjid Nurul Huda,
51
penulis tidak direspons dengan cukup baik. Pengurus DKM yang penulis datangi, nampaknya enggan untuk terbuka kepada penulis dalam memberikan data yang
penulis butuhkan.. Bahkan pengurus DKM menanyakan hal-hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan, seperti keluhan beliau
terhadap UIN secara kelembagaan. Beliau berkata bahwa UIN tidak berkontribusi langsung terhadap pengembangan dan pembangunan masjid Nurul
Huda. Lebih ekstrim lagi, keluhan beliau terhadap mahasiswa-mahasiswi UIN yang sudah tidak seperti dulu lagi red: akhlak dan sopan santunnya.
1
Penulis sempat terkejut dengan apa yang beliau sampaikan pada saat itu. Beliau juga berpendapat bahwa apa yang diminta khususnya dalam penelitian ini
terkait dengan laporan keuangan yang dimiliki kepanitiaan ZIS dan segala sesuatu yang terkait dengan keuangan merupakan hal yang sensitive. Karena sifat
data tersebut, beliau sangat keberatan untuk menyanggupi permintaan penulis. Sebelum berakhir perbincangan pada malam itu, beliau bertanya tentang asal
penulis. Setelah beliau mengetahui keberadaan penulis yang memang menjadi putera paerah Cireundeu, Pisangan Timur, akhirnya dengan nada perlahan
beliau menyanggupi untuk membantu penulis dalam proses penelitian. Sepekan berlalu, konfirmasi yang penulis lakukan dengan mendatangi kediaman beliau
langsung ternyata tidak kunjung mendapat hasil yang diharapkan. Beliau tetap tidak merespons checklist yang diberikan. Beberapa hari setelahnya, penulis
1
Wawancara dengan salah satu pengurus masjid Nurul Huda, Gintung : Ust. Dahlan
52
menawarkan proses wawancara langsung kepada beliau. Beliau pun membalas via sms yang intinya seluruh pihak terkait dalam kepanitian ZIS masjid Nurul
Huda tidak dapat membantu proses penelitian. Ada satu masjid lagi yang pada saat dikunjungi, ternyata masjid tersebut
telah memiliki UPZ unit pengelola zakat. Namun sayang, setelah dikonfirmasi beberapa kali terkait dengan pengumpulan data khususnya mengenai jumlah
dana ZIS yang terkumpul, pihak DKM tidak dapat memenuhi permintaan Penulis. Salah satu pengurus DKM yang ditemui menyatakan bahwa sebenarnya
masjid Jabalul Rahmah telah memiliki UPZ unit pengelolaan zakat namun saat ini kepengurusan internal UPZ sedang mengalami krisis, kendala internal.
Sehingga segala data khususnya yang terkait nominal jumlah dana ZIS yang terkumpul sepenuhnya dikuasai oleh pengurus UPZ dan karenanya, pihak DKM
tidak mengetahuinya dengan detail. Dalam kesempatan penelitian yang dilakukan, pengurus DKM hanya dapat membantu untuk mengisi daftar checklist
yang telah dibuat dan konfirmasi wawancara untuk pengumpulan data kualitatif terkait dengan gambaran pengelolaan manajemen dana ZIS yang ada pada masjid
Jabalul Rahmah. Untuk mushola, dari 13 mushola yang tercantum pada data daftar masjid
dan mushola yang ada di wilayah Kelurahan Cireundeu, sebagian mushola tidak melakukan kegiatan penghimpunan dan pendistribusian dana sosial zakat, infak
dan shodaqoh. Berikut tabel mushola yang ada di Kelurahan Cireundeu.
53
Tabel IV.2 : Mushola di Kelurahan Cireundeu menurut Alamat dan Pengurus
No. Nama Mushola
Alamat Ketua
1. As-syifa
Cireundeu Rt 0101 H. Mudassir
2. Al- Muttaqin
Cireundeu Rt 0201 Ustadz Kasmani AR
3. Al- Huda
Poncol Rt 0402 H. Hatta Abidin
4. Al-Inayah
Poncol Rt 0202 H. Dana
5. Al- Muhajirin
Gunung Selatan Rt 0103 Sumardi
6. Nurul Yaqin
Pisangan Timur Rt 0104 H. Endang Supriatna,SE
7. Al- Ittihad
Pisangan Barat Rt 0105 M. Noor
8. Nurus Sajidin
Pisangan Barat Rt 0305 Mustofa Y.
9. Al- Fallah
Pisangan Barat Rt 0405 Judi Asidi
10. Al- Muqarrabin
Kp. Baru Rt 0306 H. Matalih
11. Nurul Iman
Gintung Rt 0108 H. Muslim
12. Al- Kabadiyah
Pisangan Barat Rt 0309 Drs. Syamsuddin Dasan
13. Al- Misbah
Gunung Utara Rt 0311 Abd Syukur
Sumber : Data Lapangan Beberapa mushola target penelitian tidak melakukan pengelolaan dana
zakat, infak dan shodaqah. Mushola-mushola tersebut adalah mushola Al Misbah, Al Kabadiyah, Al Muqarrabin, dan Al Muttaqin. Mushola Al Misbah
dan mushola Al Muqarrabin memiliki alasan yang sama, yakni letak kedua mushola yang berdekatan dengan salah satu masjid yang terdapat di sekitar
mushola di mana pengelola dana zakat infak dan sedekah tersebut dipusatkan di masjid. Mushola Al Muqarrabin letaknya berdekatan dengan masjid Al Barkah di
Kampung Baru sedang mushola Al Misbah letaknya berdekatan dengan masjid Al Istiqomah di Kampung Gunung Utara. Menurut pengurus mushola yang
54
dikunjungi, kedua mushola ini tidak menyelenggarakan kegiatan penghimpunan dana ZIS, karena masyarakat sekitar mushola biasanya menyalurkan zakat
melalui masjid. Mushola Al Kabadiyah yang terletak di Pisangan Barat sebenarnya
menerima dana zakat dari masyarakat namun pengelolaannya masih dalam jumlah yang sangat sedikit, terbatas, dan sangat sederhana. Jika ada warga yang
datang ke mushola untuk membayarkan zakatnya, pengurus akan menerima dan langsung memberikan zakat tersebut kepada mustahik yang ada di sekitar
mushola. Jumlah dana ZIS yang terkumpul pun tidak sampai nominal Rp 500.000. Pengelolaan semacam ini tanpa adanya pencatatan dan rekapitulasi di
akhir. Begitu informasi yang didapatkan dari salah satu pengurus mushola Al Kabadiyah.
Sedang untuk mushola Al Muttaqin, di bawah naungan pengurus Ustadz Kasmani, tidak melakukan kegiatan penghimpunan dana Zakat, Infaq dan
Shodaqoh karena di sekitar lingkungan mushola untuk kegiatan semacam ini langsung dikelola sepenuhnya oleh aparat lingkungan setempat. Di mushalla Al
Muttaqin memang tidak menyelenggrakan langsung pengelolaan dana ummat seperti penghimpunan dan pendistribusian dana zakat, infaq dan shadaqoh, hanya
saja pada saat menjelang proses pendistribusian, pihak aparat dalam hal ini sebagai pihak yang menghimpun dan mendistribusikan dana zakat, infaq dan
shsdaqoh berkumpul untuk duduk bersama pengurus mushola guna
55
menginformasikan berapa jumlah dana ZIS yang terhimpun, dan kepada siapa dana akan dialokasikan dan didistribusikan. Kemudian dalam kesempatan yang
sama, pengurus mushola melakukan suatu tradisi yaitu menyebutkan daftar nama para muzakki kemudian mendoakannya. Intinya, dalam kegiatan penghimpunan
dan pendistribusian dana ZIS, mushola Al Muttaqin tidak menyelenggarakan kegiatan tersebut secara khusus dan langsung, namun lebih mempercayakan
pengelolaannya pada aparat lingkungan setempat dalam proses dan penghimpunan dana ZIS tersebut.
2