64
yang memenuhi kriteria sebagai mustahik. Kepengurusan amil atau panitia ZIS umumnya hanya meminta data mustahik dari aparat lingkungan terkait karena
data demografi. Namun ada juga masjid atau mushola masjid Al Irfan, masjid Baitul Ula, masjid Al Mujahidin, masjid Al Barkah, masjid Jabalul Rahmah,
m asjid Darus Sa’adah, masjid Ruhama, masjid Al Istiqomah, mushalla Nurus
Sajidin, mushalla As Syifa, mushalla Al Muhajirin, mushalla Al Falah, mushalla Nurul Iman, mushalla Al Huda yang memang berinisiatif melakukan pencatatan
tentang daftar mustahik dari lingkungan sekitar untuk kemudian dikompromikan dengan data yang diperoleh dari aparat lingkungan.
Dari hasil pengumpulan data yang diperoleh, tidak ditemukan adanya model yang terkait dengan kepanitiaan ZIS menggunakan jasa tenaga amil zakat
profesional. Hal ini juga memberikan gambaran bahwa pelaksanaan atau pengelolaan dana ZIS masih bersifat sederhana, baik dilihat dari segi struktur
pelaksana tugas maupun proses kerja yang dilakukan. Namun mestinya, bukan berarti karena sifat pengelolaannya yang masih sederhana kemudian pelaksanaan
kegiatan tersebut tidak dilakukan secara maksimal dan lebih terarah. Karena pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana ZIS oleh amil atau panitia ZIS
merupakan suatu rangkaian dari proses ibadah pula yang mengintegrasikan unsur ketuhanan dan sosial masyarakat. Sehingga diperlukan proses tanggung jawab
dan tuntutan untuk melakukan yang terbaik demi terciptanya output atau hasil yang maksimal.
65
Berkenaan dengan distribusi atau pembagian tugas, diperoleh informasi
bahwa 91,3 amil atau panitia pengelola dana ummat masjid dan mushola yang mengelola dana ZIS melakukan proses kerja atau distribusi tugas yang jelas.
Maksudnya adalah walaupun pengelolaan dana ZIS yang ada di masjid atau mushola masih bersifat sederhana, namun deskripsi tugas job description sudah
jelas. Pada setiap pengelola dana masyarakat di Masjid dan Musholla terdapat pelaksana tugas yang menghimpun dana ZIS melalui pembukaan stand Zakat,
petugas yang melakukan pendistribusian dana ZIS kepada mustahik, petugas yang melakukan pencatatan serta pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana ZIS. Semua pelaksana tugas bisa dinilai jelas siapa pelaku dan model kerjanya. Namun seperti yang telah diungkap
sebelumnya, pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan ZIS tetap saja masih dalam cakupan sederhana, belum adanya aturan yang tetap dan mengikat mengenai
teknis pelaksanaan pengelolaan dana ZIS tersebut.
3. Pelaksanaan Actuating
Pelaksanaan merupakan salah satu unsur yang juga memiliki peranan penting dalam mengintegrasikan beberapa tujuan penyelenggaraan suatu
kegiatan atau kinerja organisasi. Kegiatan inti dalam mengorganisasi suatu kegitan yang di dalamnya berisi teknis atau aplikasi yang diterapkan dari ide atau
wacana yang diungkapkan Dalam kesempatan penelitian kali ini, pelaksanaan diwujudkan melalui beberapa pembahasan diantaranya mengenai kegiatan
66
penghimpunan dana ZIS retribusi, Kegiatan penyaluran dana ZIS distribusi dan pengelolaan terkait.
a. Retribusi Penghimpunan Dana Zakat
Diperoleh informasi bahwa 82,61 masjid dan mushalla yang diteliti memiliki data Muzakki pada periode sebelumnya. Data yang dibuat melalui
proses pencatatan manual bukan merupakan hasil pendataan ulang atau update data muzakki oleh amil pada tahun berjalan. Dalam hal sosialisasi atau informasi
mengenai keberadaan Amil ZIS yang ada di masjid atau mushalla, sebagian besar
masjid atau mushalla menggunakan pola sosialisasi yang sederhana. Sejumlah 82,61 masjid dan mushalla memasang spanduk yang berisikan
pemberitahuan kepada masyarakat bahwa pada masjid atau mushola tersebut menerima dan mendistribusikan dana sosial masyarakat berupa dana zakat, infaq
dan shodaqoh. Salah satu masjid yang diteliti masjid Al Istiqomah memiliki cara yang bisa dibilang sedikit lebih maju. Artinya kepengurusan Amil setempat
membuat semacam proposal zakat untuk kemudian disebarkan kepada segenap donatur atau pihak-pihak yang dianggap akan memberikan donasinya berupa
zakat mal atau dari alokasi lainnya seperti infaq dan shodaqoh. Hal lainnya terkait dengan proses model penghimpunan dana zakat, infaq
dan shadaqoh adalah yang berkenaan dengan cara menghimpun dana masyarakat
yang bersumber dari ZIS. Alternatif cara yang dilakoni oleh 95,65 panitia amil
67
ZIS adalah dengan membuka stand penerimaan dana ZIS pada masjid atau mushola yang bersangkutan. Adapun waktu pembukaan stand penerimaan dana
ZIS sekitar pertengahan bulan ramadhan dengan aktifitas yang makin intens menjelang hari Iedul Fitri. Cara lain yang digunakan adalah dengan cara
langsung mendatangi rumah warga dan mengambil langsung sesuai dengan apa yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW dan apa yang telah Allah gariskan
dalam Al Qur’an dalam Surat At taubah ayat 103 bahwa konteks pengumpulan dana zakat merupakan suatu kewajiban yang mesti dijalankan oleh amil atau
panitia pengelola dana ummat dengan cara mendatangi langsung warga, mengambil langsung harta penduduk yang telah terkena kewajiban zakat dan
mengumpulkannya untuk kemudian akan dikelola oleh Amil untuk tujuan mensejahterakan masyarakat dan perbaikan ekonomi ummat. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa hampir seluruh masjid dan mushalla hanya menggunakan metode membuka stand di masjid atau mushola sebagai satu-
satunya sarana untuk menghimpun dan mengumpulkan dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh.
Dalam menjalankan amanah atau tugas sebagai amil, diperlukan kerja sama dari berbagai macam pihak. Termasuk dalam hal ini adalah kerja sama
dengan kepengurusan aparat lingkungan setempat dalam hal penghimpunan dana zakat. Keberadaan amil pada masjid dan mushalla yang berada di lingkungan
Kelurahan Cireundeu sebagian besar melakukan kerja sama dengan segenap