Metode Analisis Data Penghitungan indeks keberlanjutan Kabupaten Bandung

3.4. Definisi Operasional

1. Model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah obyek atau situasi aktual. Model digunakan bila bekerja dengan pengganti tersebut lebih mudah dibandingkan dengan sistem aktual Eriyatno 1999. 2. Penataan ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, berazaskan pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan serta keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum Undang-undang No 24 tahun 1992 3. Ruang space dalam ilmu geografi di definisikan sebagai seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuhan, hewan dan manusia Jayadinata 1986. 4. Berkelanjutan sustainable merupakan penterjemahan dari kata sustainable yang berasal dari terminologi sustainable development pembangunan berkelanjutan. Istilah pembangunan berkelanjutan dipopulerkan oleh World Commission on Environment Development The Brundtland Commission pada tahun 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu konsep upaya pemenuhan kebutuhan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan sumberdaya tanpa mengurangi potensi generasi yang akan datang untuk memanfaatkan sumberdaya tersebut. Oleh karena itu konsep pembangunan berkelanjutan adalah pertukaran trade off antara generasi kini dengan generasi mendatang dalam pemanfaatan sumberdaya guna peningkatan kesejahteraan Munasinghe 1993, Grunkermeyer Moss 1999. 5. Conversion of Land Use and its Effect at small regional extent atau CLUE-S terdiri dari dua modul, yaitu modul non-spatial demand dan prosedur alokasi spasial. Modul non spasial menghitung perubahan area untuk seluruh jenis land use pada level agregat. Pada modul non spasial, permintaan demand ini diterjemahkan pada perubahan land use pada lokasi-lokasi wilayah penelitian dengan berdasar sistem raster Veldkamp et.al. 2001 6. Analisis Prospektif merupakan suatu cara atau pendekatan untuk menganalisis beragam kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan berdasarkan situasi saat ini Godet 2000.

IV. KEADAAN UMUM

4.1. Regulasi Penataan Ruang

Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan presiden. Hasil inventarisasi peraturan perundangan ini disajikan pada Lampiran 13. Ketiga undang-undang tersebut adalah Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria; Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang; Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang pokok-pokok agraria memberikan kewenangan yang besar kepada negara pemerintah. Juga dengan adanya paradigma baru pada pemerintahan Indonesia, yaitu pengalihan kewenangan kepada daerah sesuai dengan UU No. 322004 tentang pemerintahan daerah maka dibutuhkan perubahan peraturan, kebijakan dan administrasi pertanahan, termasuk penyelarasan UUPA. Hal yang sama terjadi pada Undang-undang Nomor 24 tentang Penataan Ruang yang kurang relevan dengan kondisi pemerintahan Indonesia saat ini dengan adanya Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan kewenangan terhadap daerah. Peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penataan ruang ada lima buah yaitu Peraturan pemerintah Nomor 69 tahun 1996 tentang pelaksanaan hak dan kewajiban serta bentuk peran serta masyarakat dalam penataan ruang; Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2004 tentang Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional; Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah dan Peraturan Pemerintah nomor 34 tahun 2002 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Inventarisasi keputusan presiden diperoleh empat keputusan yang mengatur pengelolaan kawasan lindung, pembentukan BKTRN, kebijakan pertanahan dan pembangunan kawasan industri serta pembentukan KAPET. Keputusan-