Conversion of Land Use and its Effect CLUE
produktivitas. Perubahan permintaan nasional tahunan mengakibatkan perubahan penggunaan lahan propinsi level grid. Perubahan di wilayah propinsi di
modelkan dalam suatu modul alokasi multi skala. Kerangka pikir dari model CLUE disajikan pada Gambar 6.
Verburg, Veldkamp dan Bouma 1999 mengaplikasikan model CLUE untuk mensimulasikan kondisi tekanan penduduk terhadap perubahan penggunaan
lahan di Pulau Jawa. Adanya tekanan penduduk di Pulau Jawa telah menyebabkan ekspansi dan intensifikasi lahan pertanian di Pulau Jawa. Hal ini
berlanjut dengan semakin banyak juga pengubahan lahan pertanian menjadi areal
Permintaan untuk komoditas
pertanian konsumsi
Ekspor impor
produktivitas
Pertumbuhan penduduk
Perubahan penggunaan
lahan Kondisi biofisik dan
sosio-ekonomi
Level nasional
Level grid
Gambar 6 Struktur Umum dari Model CLUE Veldkamp et al. 2001
permukiman dan industri. Data yang digunakan dalam pemodelan ini adalah dengan mengagregasikan enam jenis penggunaan lahan. Keenam jenis
penggunaan lahan adalah ladang berpindah shifting cultivation, sawah paddy field
, kebun dan tegalan dry agriculture, permukiman dan industri housing dan surroundings
dan perkebunan estate dan lainnya others. Hasil pemodelan ditunjukkan pada Gambar 7 berikut.
Kelas penggunaan lahan dan variabel yang digunakan dalam menjelaskan persebaran penggunaan lahan di Jawa disajikan pada Tabel 3 berikut. Dari hasil
simulasi tampak ada 4 kategori hasil yaitu penurunan tinggi strong decrease, penurunan sedang slight decrese, hampir tidak ada perubahan little change dan
peningkatan increase. Pada jenis ladang berpindah tampak bahwa terdapat penurunan tinggi di bagian barat Pulau Jawa. Untuk areal tanaman pangan
perubahannya relatif lebih banyak. Keempat kategori hampir terdapat di seluruh pulau. Pada areal persawahan penurunan areal diperkirakan lebih banyak di
bagian utara dan penurunan yang terjadi tinggi dan sedang. Penggunaan lahan untuk pemukiman meningkat di sebagian besar wilayah pulau terutama bagian
barat. Pada lahan perkebunan terdapat baik penurunan maupun peningkatan, tetapi peningkatan yang terjadi lebih banyak.
Gambar 6.
Hasil Simulasi dari Perubahan Penggunaan Lahan di Jawa pada tahun 1994-2010 Verburg et.al, 1999
Gambar 7 Hasil Pemodelan dengan CLUE di Pulau Jawa Verburg, Veldkamp dan Bouma 1999
Tabel 3 Kelas penggunaan lahan dan variabel yang digunakan dalam pemodelan CLUE di Pulau Jawa Verburg, Veldkamp dan Bouma1999
Variabel Deskripsi Sumber
Penggunaan lahan Perladangan berpindah
Lahan pertanian merupakan hasil penebangan hutan rakyat, atau hutan alam, kemudian ditanami dengan
tanaman pangan tahunan Sawah
Lahan sawah beririgasi dan sawah tadah hujan Kebun dan tegalan
Kebun dan lahan pekarangan biasanya ditanami palawija
Permukiman dan industri Lahan untuk pemukiman dan sarana serta prasarana
Perkebunan Perkebunan rakyat dan negara, meliputi karet, kelapa
sawit, teh, kopi, tebu, kelapa, tembakau, kapas, coklat dan rempah-rempah
Hutan dan lainnya Hutan dan lainnya yang meliputi padang rumput, rawa,
kolam, lahan yang diberakan, danau dan jalan. BPS 1979, 1994
Demografi Kepadatan penduduk
Kepadatan total populasi jiwa per km
2
BPS 1971,
1980, 1990,1995
Kepadatan penduduk pedesaan Kepadatan populasi yang diklasifikasikan sebagai
pedesaan jiwa per km
2
Fraksi populasi pedesaan Fraksi dari total populasi yang diklasifikasikan sebagai
pedesaan Kapadatan tenaga kerja
Kepadatan penduduk berumur di atas 10 tahun yang bekerja
Kepadatan tenaga kerja di bidang pertanian
Kepadatan penduduk berumur di atas 10 tahun yang bekerja di bidang pertanian
Fraksi tenaga kerja di bidang pertanian
Fraksi dari total tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian
Ekonomi dan infrastruktur Produk domestik regional bruto
Produk domestik bruto pada harga yang berlaku juta rupiah
BPS 1996 Jarak ke kota terdekat
Jarak langsung ke kota terdekat m Peta topografi
Jarak ke sungai terdekat Jarak langsung ke sungai utama terdekat m
ESRI 1993 Jarak ke jalan terdekat
Jarak langsung ke jalan utama terdekat m ESRI 1993
Iklim Cahaya matahari
Persen waktu tidak berawan Cramer
Kisaran presipitasi Perbedaan antara presipitasi bulan terbasah dan bulan
terkering mm data lapangan
Total presipitasi Rata-rata presipitasi tahunan mm
data lapangan Rata-rata temperatur
Rata-rata temperatur tahunan C data
lapangan Jumlah bulan basah
Jumlah bulan dengan presipitasi lebih dari 50 mm bulan
data lapangan Zona aroklimatik
Zonasi agroklimatik berdasarkan presipitasi musiman Oldeman 1975
Geomorfologi Rata-rata ketinggialn altitude
Rata-rata elevasi m dpl USGS 1996
Kisaran ketinggian altitude Kisaran ketinggian dalam grid berdasarkan 1 km DEM
USGS 1996 Rata-rata slope kemiringan
Rata-rata slope berdasarkan 1km DEM USGS 1996
Unit geologi Klasifikasi berdasarkan batuan induk
CSARFAO 1959 Tanah
Kelas kesuburan tanah Kesuburan tanah rendah, sedang, tinggi
PPT 1966 Kelas drainase tanah
Kelas drainase tanah baik, sedang, buruk PPT 1966
Kelas permeabilitas tanah Permeabilitas tanah cepat, sedang, lambat
PPT 1966 Tekstur tanah
Tekstur tanah kasar, sedang, halus PPT 1966