Gambar 13 Peta Kabupaten Bandung sebagai lokasi studi kasus Interpretasi Citra Landsat 7 ETM+ 2003
Dalam aspek pembangunan wilayah, keberhasilan pembangunan lebih ditekankan pada aspek pembangunan manusia. Tolok ukur pembangunan
manusia dengan menggunakan human development index HDI UNDP 2004. Pendekatan untuk melihat keberhasilan ini masih bersifat antropocentris.
Penataan ruang yang bertujuan untuk pembangunan, masih bersifat antropocentris. Penataan ruang yang merupakan kegiatan dengan objek ruang
atau lahan dan pelakunya manusia, perlu pendekatan dari kedua pihak. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu dilakukan penelitian.
3.3. Rancangan Penelitian
Penelitian dengan judul Model Perubahan Penggunaan Lahan untuk Penataan Ruang dalam kerangka Pembangunan Wilayah yang Berkelanjutan
Studi Kasus Kabupaten Bandung mengikuti beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut meliputi pemodelan spasial perubahan penggunaan
lahan, penghitungan indeks keberlanjutan, dan analisis prospektif dengan metode lokakarya. Tahapan penelitian tersebut digambarkan pada diagram tahapan
penelitian Gambar 14.
3.3.1. Pemodelan Perubahan Penggunaan Lahan
Pemodelan spasial untuk menganalisis perubahan penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Bandung, menggunakan program CLUE-S Conversion of
Land Use Changes and its Effect at small regional extent version 2.3 dari
Laboratory of Soil Science and Geology, Wageningen University, The Netherlands.
3.3.1.1. Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam pemodelan spasial adalah citra satelit Landsat Enhanced Thematic Mapper
+7 untuk wilayah Kabupaten Bandung. Data sosial ekonomi dan geo-fisik wilayah dari berbagai sumber
CLUE-S
Skenario
Simulasi
Peta penggunaan lahan di masa datang
Wellbeing index
Indeks keberlanjutan
wilayah Kondisi sosial
ekonomi biogeofisik wilayah
Analisis prospektif RTRW
Penataan Ruang dalam Kerangka Pembangunan yang Berkelanjutan
Gambar 14 Tahapan penelitian Modifikasi dari Verburg et al 2002, Presscott-Allen 2001
Kondisi eksisting penggunaan lahan