2. Konsumsi produk agar-agar adalah jumlah dan merek produk agar-agar yang dimanfaatkan dalam satuan bungkus gram .
3. Pasar Swalayan adalah suatu pranata penjualan eceran yang bersifat besar dan mempunyai struktur fundamental.
4. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan total rumah tangga responden yang berasal dari pendapatan anggota rumah tangga yang me mpunyai
penghasilan, yang dinyatakan dalam rupiah perbulan. 5. Atribut produk adalah karakteristik atau sifat suatu produk, umumnya
mengacu pada karakteristik yang berfungsi sebagai kriteria evaluatif selama pengambilan keputusan.
6. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli produk agar-agar dalam rupiah perbungkus gram.
7. Promosi adalah informasi produk agar-agar yang disebarkan produsen melalui berbagai media cetak dan elektronik.
8. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi untuk memberikan ciri kepada produk dari seseorang atau sekelompok penjual, serta
untuk memberikan perlindungan hukum. 9. Rasa adalah sensasi empirik yang dialami melalui indera perasa.
10. Keamanan Produk adalah sifat dari sebuah produk yang dicirikan aman untuk dikonsumsi seperti tidak menggunakan bahan pengawet.
11. Umur adalah usia responden yang dinyatakan dalam tahun. 12. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh
oleh responden. 13. Jumlah anggota rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal
dalam satu atap atau rumah atas tanggungan kepala keluarga yang dinyatakan dalam jumlah orang.
4.7. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Market Place Matahari di kota Bogor. Hari dan waktu penelitian adalah pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu pada bulan
November dan bulan Desember pada pukul 12.30 WIB – pukul 17.00 WIB.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Keadaan umum lokasi penelitian dilihat dari tiga faktor. Ketiga faktor yang dilihat ini adalah faktor sejarah, faktor visi, misi, dan tujuan perusahaan serta
faktor struktur organisasi perusahaan.
5.1.1. Sejarah Singkat Matahari
Matahari didirikan pada tahun 1958 oleh Bapak Hari Darmawan dan istrinya Anna Janti yang pada waktu itu masih berupa sebuah toko kecil yang
menjual pakaian di area Pasar Baru Jakarta. Nama Matahari baru digunakan pada tahun 1973 sebagai nama dari toko tersebut. Pada tahun 1986 PT. Matahari Putra
Prima Tbk telah termasuk sebagai department store dengan format toko Matahari Departement Store. Lima buah toko beroperasi di daerah Jakarta, Bandung, Bogor
dan Surabaya. PT. Matahari Putra Prima Tbk mulai membuat variasi operasional di luar
Pulau Jawa dengan membuka toko di Medan, Sumatra Utara di tahun 1989. Kemajuan ekonomi pada tahun 1993 dan 1994 mendukung pertumbuhan Matahari
yang mulai membuka toko-toko baru di Indonesia. Me mbuka toko Galeria yang ditujukan kepada kalangan menengah ke atas di tahun 1993 dan toko Super
Ekonomi pada tahun 1994 yang memiliki sasaran pelanggan toko-toko kecil. Pertumbuhan ekonomi yang kontinue pada tahun 1995 mendukung
Matahari untuk agresif mengembangkan rencana dengan membuka lebih banyak toko-toko pada banyak lokasi di Indonesia. Memperkenalkan konsep hypermarket
Eropa dengan membuka toko hypermarket Mega M di daerah Metropolitan. Pada tanggal 13 Juni 1995, kerusuhan sosial terjadi di daerah Senen, Jakarta
menyebabkan sebuah toko Matahari terbakar dan pada bulan Mei 1998 kerusuhan semakin meluas yang menyebabkan 6 toko dibakar dan 6 toko lainnya rusak.
Tahun perbaikan untuk Matahari, formulasi dan tahap implementasi inisial dari blue print
produk jangkauan kemajuan, operasi toko, HRD dan lain-lain. Nama toko Galeria dan Mega M diubah kembali ke Matahari. Pembukaan
kembali dari toko Lippo Karawaci setelah dibakar pada kerusuhan bulan Mei