Tabel 18. Sikap Responden Bila Tidak Mendapatkan Produk Agar-agar yang Dicari, Tahun 2005.
Sikap Jumlah
Orang Persentase
1. Membeli Produk Lain 2. Mencari di tempat
Lain 3. Tidak Jadi Membeli
4. Menunggu Sampai Ada
10 12
27 1
20 24
54 2
Total 50
100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 18 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak jadi membeli produk agar-agar apabila tidak mendapatkan produk
agar-agar dengan merek yang diinginkan. Responden yang mengambil sikap ini sebanyak 27 orang 54. Responden yang akan mencari di tempat lain sebanyak
12 orang 24, responden yang akan membeli produk dengan merek lain sebanyak 10 orang 20 sedangkan responden yang akan menunggu sampai
produk agar-agar dengan merek yang diinginkan ada hanya 1 orang 2. Hal ini menunjukkan produsen produk agar-agar harus selalu menjaga ketersediaan
produk guna mengantisipasi penurunan tingkat penjualan akibat calon konsumen yang tidak jadi membeli karena ketiadaan produk.
5.4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Produk Agar-agar.
5.4.1. Analisis Cochran Q Test
Analisis asosiasi dengan Cochran Q test digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen pada saat akan membeli
produk agar-agar. Analisis ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup kepada responden sehingga responden tinggal memilih atribut mana yang
dianggap berkaitan dengan produk. Analisis ini dijabarkan pada Tabel 19.
Tabel 19. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Responden Saat Akan Membeli Produk Agar-agar, Tahun 2005.
Faktor yang diuji Dipertimbangkan
Tidak dipertimbangkan 1. Rasa dan variasi rasa
2. Kandungan gizi 3. Lingkungan
4. Iklan dan promosi 5. Cara penyajian
6. Ketersediaan produk 7. Pendapatan
8. Kemasan 9. Harga
20 20
20 19
19 20
18 20
18 1
1
2
2
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005
81812 .
9 44
432 1522
174 9
174 1
9 3370
1 9
9
2
= =
− ×
× −
− ×
− ×
= Qhitung
Hipotesis: Ho : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.
H1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang berbeda. Pada penelitian ini, taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95 a =
0.05. Jumlah faktor yang diuji adalah sebanyak sembilan faktor yaitu faktor harga, faktor kemasan, faktor kandungan gizi, faktor rasa dan variasi rasa, faktor
cara penyajian, faktor iklan dan promosi, faktor pendapatan, faktor ketersediaan produk dan faktor lingkungan sehinggan nilai dk adalah 9-1 yaitu 8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Q hitung sebesar 9.81812 lebih kecil dari Q tabel a = 0.05, n = 9 dan dk = 8 yaitu sebesar 15.51, sehingga
keputusan adalah terima Ho, yaitu bahwa semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama.
5.4.2. Analisis Index Value
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk agar- agar dianalisis dengan alat analisis index value. Faktor-faktor yang telah
ditentukan diurutkan dengan analisis index value untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling berpengaruh dalam proses keputusan produk agar-agar. Nilai
hasil analisis index value menunjukkan tingkat pengaruh. Faktor-faktor yang diuji, semakin tinggi nilai index value, maka semakin besar pengaruhnya terhadap
proses keputusan pembelian produk agar-agar. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk agar-agar dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Urutan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Produk Agar-Agar, Tahun 2005
Faktor Peringkat
Index Value Rasa dan variasi rasa
Kandungan gizi Lingkungan
Iklan dan promosi Cara penyajian
Ketersediaan produk Pendapatan
Kemasan Harga
1 2
3 4
5 6
7 8
9 87.2
83.2 81.2
73.6 68.4
65.2 59.6
57.2 51.2
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005
Faktor rasa dan variasi rasa menempati peringkat teratas yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian produk agar-agar responden dengan nilai
index value sebesar 87.2. Faktor rasa biasanya akan mempengaruhi tingkat
keloyalan konsumen. Menurut sebagian besar responden apabila mereka merasa ada kesesuaian antara rasa dan variasi rasa yang mereka inginkan dengan produk
yang mereka beli maka mereka cenderung untuk membeli dalam jumlah lebih besar, melakukan pembelian ulang dan apabila dalam jangka panjang terjadi
kenaikan harga yang masih dalam batas kewajaran tidak akan mempengaruhi frekuensi pembelian mereka. Hal ini tidak mengherankan karena rasa adalah
tanggapan dari hati melalui panca indera terhadap rangsangan seseorang. Hal ini menyiratkan bahwa produsen produk agar-agar harus selalu menjaga kualitas rasa
dan variasi rasa untuk mencapai target penjualan dan tingkat loyalitas konsumen yang diinginkan.
Faktor kandungan gizi dalam produk agar-agar menempati urutan kedua sebagai faktor yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian responden
terhadap produk agar-agar dengan nilai index value sebesar 83.2. Berdasarakan hasil penelitian Tabel 4 sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan
yang cukup tinggi, hal ini akan mempengaruhi pada tingkat pengetahuan mereka mengenai kandungan gizi yang terkandung dalam produk agar-agar dan
manfaatnya untuk kesehatan. Melihat hasil ini, produsen produk agar-agar harus dapat menjaga dan menjamin agar kandungan gizi serat dalam produk agar-agar
tidak mengalami perubahan penurunan kualitas gizi. Faktor ketiga yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian responden
terhadap produk agar-agar adalah faktor lingkungan dengan nilai index value sebesar 81.2. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard 1994 ketika pembelian
dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan sangat mungkin dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Dalam penelitian ini, responden
yang sebagian besar telah berstatus pernikahan menikah Tabel 6 dalam mengambil keputusan pembelian dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga
responden. Hal ini dilihat dari alasan sebagian besar responden membeli produk agar-agar untuk dikonsumsi bersama keluaraga dan karena adanya permintaan
keluarga terutama anak mereka untuk mengkonsumsi produk agar-agar. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi frekuensi pembelian responden
dengan nilai index value sebesar 73.6 adalah faktor iklan dan promosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat sumber
informasi tentang produk agar-agar dan tertarik untuk membeli adalah dari iklan Tabel 9 yang merupakan salah satu strategi penjualan produsen. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi iklan ya ng dijalankan oleh produsen produk agar- agar efektif. Namun menurut sebagian besar responden promosi potongan harga,
pemberian produk gratis, pemberian sampel produk dan lain-lain yang dilakukan pihak produsen agar-agar masih kurang. Hal ini dapat menjadi masukan bagi
produsen produk agar-agar untuk melakukan promosi lebih gencar. Saran penyajian merupakan faktor kelima yang paling mempengaruhi
frekuensi pembelian responden. Faktor ini memiliki nilai index value sebesar 68.4.Perubahan pola konsumsi masyarakat yang menjadi cenderung lebih
menyukai produk makanan yang praktis dan mudah diolah meyebabkan faktor
kepraktisan dalam pengolahan produk agar-agar menjadi hal yang cukup dipengaruhi oleh responden.
Faktor keenam yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian produk agar-agar adalah faktor ketersediaan produk dengan nilai index value sebesar
65.2. Berdasarkan hasil penelitian Tabel 18, sebagian besar konsumen memutuskan tidak jadi membeli apabila produk yang mereka cari untuk dibeli
tidak mereka dapatkan. Hal ini harus diperhatikan pihak produsen produk agar- agar untuk senantisasa menjaga stok produk mereka untuk mengantisipasi
menurunnya tingkat penjualan akibat calon konsumen yang memutuskan tidak jadi membeli karena katiadaan produk yang dicari.
Nilai index value dari faktor pendapatan adalah sebesar 59.6. Menurut responden hal ini dikarenakan pada umumnya mereka membeli kebutuhan agar-
agar disesuaikan dengan kebutuhan biasanya disesuaikan dengan jumlah orang yang ada di rumah. Sehingga walaupun pendapatan mereka mengalami kenaikan
mereka tidaka akan secara otomatis menaikkan frekuensi pembelian. Faktor kemasan adalah faktor kedelapan yang mempengaruhi frekuensi
pembelian produk agar-agar responden dengan nilai index value sebesar 57.2 adalah faktor kemasan. Menurut responden, yang mereka perhatikan dari kemasan
produk agar-agar bukan dari warna, gambar, simbol ataupun desain kemasan melainkan dari keutuhan kemasan tidak ada cacat pada kemasan dan tanggal
kadarluasa produk. Menurut responden, warna, gambar, simbol ataupun desain kemasan produk agar-agar tidak berpengaruh karena pada umumnya memiliki
karakter yang sama, bahkan hal tersebut membuat mereka merasa agak kesulitan untuk membedakan. Hal ini dapat menjadi masukan bagi produsen produk agar-
agar untuk mendesain kemasan produk mereka dengan lebih inovatif dan kreatif, sehingga masing-masing merek produk memiliki karakter dan ciri khas agar lebih
diingat dan berkesan di mata konsumen. Keutuhan kemasan yang sangat diperhatikan konsumen karena apabila produk agar-agar dengan kemasan yang
sudah tidak utuh lagi diyakini telah tidak layak untuk dikonsumsi walaupun tanggal kadarluasa belum habis.
Faktor yang memiliki peringkat terakhir yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian responden adalah harga dengan nilai index value sebesar
51.2. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih mementingkan kualitas produk, sehingga apabila harga produk mengalami kenaikan dalam taraf yang masih wajar
tidak akan mempengaruhi frekuensi pembelian mereka. Hal ini dikarenakan motivasi awal mereka membeli produk agar-agar lebih didominasi oleh rasa yang
enak dan kandungan gizi. Selain itu, hal ini juga dikarenakan sasaran konsumen
Market Place Matahari adalah kalangan menengah dan menengah atas.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Karakteristik umum responden produk agar-agar di Market Place Matahari adalah berjenis kelamin perempuan 90, berusia pada selang usia 21-30
tahun 48, memiliki tingkat pendidikan SLTA 36, pekerjaan sebagai karyawan swasta 21, berpendapatan rumah tangga Rp2.000.000,0026
dan dengan status menikah 82 2. Proses keputusan pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari
melalui lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
a. Pada tahap pengenalan kebutuhan motivasi awal responden untuk membeli produk agar-agar dengan persentase terbesar 62 adalah karena rasa produk
agar-agar yang enak sedangkan manfaat yang dicari responden dengan persentase terbesar 90 adalah untuk kesehatan.
b. Pada tahap pencarian informasi mayoritas responden 66 memperoleh sumber informasi eksternal mengenai produk agar-agar adalah dari iklan.
c. Pada tahap evaluasi alternatif persentase terbesar 72 faktor yang menjadi pertimbangan utama responden membeli produk agar-agar adalah rasa.
Responden produk agar-agar yang memilih Market Place Matahari sebagai tempat berbelanja sebagian besar 46 dikarenakan tempat dan suasana yang
nyaman. d. Pada tahap pembelian merek agar-agar yang memiliki persentase terbesar
90 dibeli responden adalah agar-agar dengan merek Swallow Globe. Frekuensi pembelian responden yang terbesar 44 adalah sebanyak 1-2
bungkus perbulan. Cara responden memutuskan pembelian sebagian besar 80 adalah terencana.
e. Pada tahap evaluasi pasca pembelian sebagian besar 90 responden menyatakan puas dengan alasan rasa enak 96 dan mengambil sikap tidak
jadi membeli apabila tidak mendapatkan merek produk agar-agar yang dicari 54.