Produk Agar-agar Definisi Konsumen Perilaku Konsumen Atribut Produk

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produk Agar-agar

Menurut Aslant 1998 produk agar-agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galactin linier. Bentuk gel diekstrak dari Agarophyt yang berasal dari kelompik Rhodophyceae. Rumput laut kelompok penghasil agar-agar antara lain : Gracilaria, Gellidium, Ahnfeltia, Pterocladia dan dari jenis Acan thopeltis. Agar- agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Pada temperatur 32 C-39 C berbentuk bekuan solid dan tidak mencair pada suhu di bawah 85 C. Agar-agar digunakan dalam pembuatan makanan, yaitu berfungsi sebagai thickneker menebal dan stabilizer menstabilkan.

2.2. Definisi Konsumen

Menurut Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Penelitian ini menggunakan konsumen produk agar-agar siap saji sebagai konsumen utama. Konsumen yang akan diteliti adalah konsumen yang membeli produk agar-agar siap saji atas kebutuhan dan keinginan sendiri.

2.3. Perilaku Konsumen

Menurut Engel et al 1994 perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Assael 1992 terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : 1 Konsumen individual, 2Lingkungan yang mempengaruhi konsumen dan, 3 Stimuli pemasaran atau yang disebut juga strategi pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat di Gambar 1. Konsumen Individu Pengaruh-pengaruh Lingkungan Pembuatan Keputusan Konsumen Penerapan Dari Perilaku Konsumen Pada Strategi pemasaran Tanggapan Konsumen Umpan balik bagi pemasaran Umpan balik bagi konsumen evaluasi pasca pembelian Gambar 1. Model Perilaku Konsumen

2.4. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan konsumen untuk menentukan jenis produk yang akan dibeli berkaitan erat dengan tingkat keterlibatan konsumen consumer behavior dalam pembuatan dan pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk. Menurut Mowen 1995 tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang memiliki tipe keterlibatan tinggi high involvement dalam pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah low involvement atas pembelian suatu produk. Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu keterlibatan situasional situational involvement dan keterlibatan tahan lama enduring involvement. Keterlibatan situasional adalah tipe ke terlibatan yang hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat temporer. Sedangkan tipe keterlibatan tahan lama memilki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih lama. Model keterlibatan konsumen dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber : Assael 1992 Pengenalan masalah atau kebutuhan konsumen Pencarian berbagai informasi Evaluasi berbagai alternatif merek produk Pilihan atas merek produk untuk dibeli Evaluasi pasca pembelian 1. Pentingnya produk terhadap citra diri konsumen. 2. Daya tarik yang terus menerus. 3. Daya tarik emosional 4. Badge Enduring involvement Tingkat Pemasaran yang Lebih Tinggi 1. Resiko yang dirasakan 2. Badge Situational Involvement Consumer Complex Decision Maker Kondisi-kondisi keterlibatan konsumen Sumber : Assael 1992 Gambar 2 . Model Keterlibatan Konsumen Menurut Assael 1992 proses keputusan konsumen tidak muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 3. Umpan balik Sumber : Sutisna 2001 Gambar 3 . Proses Pengambilan Keputusan

2.4.1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pengambilan keputusan oleh konsumen diawali dengan adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael 1992 disebut need arousal. Kesadaran pada kebutuhan terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dia rasakan saat ini dengan kondisi ideal yang diinginkan.

2.4.2. Pencarian Berbagai Informasi

Ketika pengenalan kebutuhan telah muncul, maka konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Informasi yang diperoleh dari sumber yang bemacam-macam. Menurut Kotler 1997, sumber informasi konsumen yang menjadi acuan konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: 1 Sumber pribadi keluarga, teman, tetangga, kenalan 2.Sumber komersial iklan, tenaga penjual, pedagang perantara 3 Sumber umum media massa, organisasi penilai konsumen dan; 4 Sumber pengalaman penanganan, pemeriksaan penggunaan produk. Menurut Engel et al 1994 faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran, dan produk itu sendiri.

2.4.3. Evaluasi Alternatif

Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus : 1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan 2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan 3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan 4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir Model tahapan evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 5. Menentukan kriteria investasi Menilai kinerja alternatif Menerapkan kaidah keputusan Menentukan alternatif pilihan Sumber : Sutisna 2001 Gambar 4 . Model Tahapan Evaluasi Alternatif

2.4.4. Pembelian

Menurut Engel et al 1995 pembelian diilustrasikan sebagai fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: 1 Produk dan merk, disebut sebagai pembelian yang terencana dimana konsumen lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga distribusi produk dapat lebih efektif, 2 Kelas produk, yaitu pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat ditempat penjualan. Sedangkan pada fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang menonjol.

2.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian

Kegiatan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah alternatif yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan yang diinginkan. Apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga diharapkan kepuasan konsumen yang berfungsi untuk mendapatkan loyalitas terhadap produk dapat tercapai dan konsumen akan melakukan kegiatan pembelian secara berulang-ulang. Hal ini akan bermanfaat untuk mempertahankan pelanggan lama dan bahkan mendapatkan pelanggan baru. Sedangkan, apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga dapat mengakibatkan menurunnya loyalitas konsumen terhadap produk. Hal ini akan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Engel et al 1994 faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terbagi menjadi tiga golongan, yaitu faktor pengaruh lingkungan, faktor perbedaan individu, dan faktor proses psikologis. Model lengkap proses keputusan konsumen yang memperlihatkan pembelian, dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5 tersebut, dapat dilihat bagaimana pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh lingkungan dan perbedaan individu berpengaruh terhadap setiap tahapan proses keputusan konsumen, yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. Sementara itu, proses psikologis lebih banyak terkait dengan tahapan pengenalan kebutuhan serta pencarian pada proses keputusan konsumen. Gambar 5 menunjukkan bahwa apabila proses pembelian selesai dilakukan tidak secara otomatis proses evaluasi alternatif ikut selesai. Pemakaian produk memberikan informasi baru, yang dibandingkan dengan kepercayaan dan sikap yang ada. Jika hasil yang didapat berupa kepuasan menunjukkan bahwa proses yang terjadi sesuai dengan harapan. Anak panah umpan balik yang terputus-putus pada Gambar 6 memperlihatkan bagaimana kepuasan menguatkan niat pembelian pada masa yang akan datang. Jika hasil yang didapat adalah ketidakpuasan, maka proses alternatif dinilai kurang memberikan harapan. Ketidakpuasan ini dapat dijadikan insentif untuk mencari informasi yang lebih baik.

2.5.1. Pengaruh Lingkungan

Menurut Engel et al 1994 konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan mereka adalah sebagai berikut: 1. Budaya Dalam studi perilaku konsumen, istilah budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran, dan evaluasi bagi anggota masyarakat. 2.Pengaruh Pribadi Pengaruh pribadi berkaitan dengan cara-cara dimana sikap, kepercayaan, dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan. 3. Kelas Sosial dan Status Sosial Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang terdiri dari individu-individu dengan berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama, yang membedakan mereka adalah perbedaan status sosial mulai dari yang rendah hingga yang tinggi. Status sosial dapat me nghasilkan berbagai macam bentuk perilaku konsumen yang berbeda. 4. Keluarga Menurut Engel et al 1994 keluarga adalah kelompok individu yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Studi tentang keluarga dalam hubungannya dengan pembelian dan konsumsi menjadi penting karena dua alasan. Pertama, banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Kedua, ketika keputusan dibuat oleh individu, keputusan individu yang bersangkutan mungkin dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. 5. Situasi Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul karena faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik objek. Pengaruh situasi dapat timbul karena : a. Lingkungan fisik sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. b. Lingkungan sosial ada tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan c. Waktu sifat sementara dari situasi d. Tugas tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam situasi e. Keadaan antiseden suasana hati sementara

2.5.2. Perbedaaan Individu

Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku konsumen. Terdapat lima determinan penting yang menjadi pembeda konsumen yaitu: 1. Sumber daya konsumen Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang digunakan dalam proses pertukaran, yaitu ekonomi, temporal dan kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa pemasar konsumen bersaing untuk mendapatkan waktu, uang dan perhatian. Biasanya terdapat keterbatasan yang jelas untuk ketersediaan masing-masing, sehingga memerlukan pengalokasian yang cermat. 2. Motivasi dan keterlibatan Menurut Engel et al 1994, perilaku yang termotivasi didorong oleh pengaktifan dan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan merupakan perbedaan yang didasari keadaan ideal dan keadaan sebenarnya yang menandai untuk mengaktifkan perilaku. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau disukai. 3. Pengetahuan Menurut Engel et al 1994 dalam bidang pemasaran, tipologi pengetahuan seringkali dibedakan dalam tiga bidang umum : pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk dalam kategori produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk, serta kepercayaan tentang kategori produk secara umum. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi mengenai di mana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. 4. Sikap Engel et al 1994 mendefinisikan sikap sebagai suatu evalauasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap konsumen terhadap berbagai atribut produk menentukan peranan penting dalam menentukan sikap terhadap suatu produk. 5. Kepribadian, gaya hidup dan Demografi. Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan salah satu hal yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku di antara manusia. Oleh karena itu strategi pemasaran harus berfokus pada kecocokan kepribadian konsumen dengan kepribadian produk. Faktor demografik antara lain mencakup ukuran pertumbuhan, kepadatan, dan distribusi.

2.5.3. Proses Psikologis

Menurut Engel et al 1995 proses psikologis mencakup bagaimana orang menerima, mengolah, dan mengerti komunikasi pemasaran, serta proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap atau perilaku, dapat diteliti untuk memahami perilaku konsumen. Proses psikologis membentuk aspek motivasi dan perilaku konsumen. Terdapat tiga proses sentral dalam pembentukan motivasi dan perilaku tersebut, yaitu : pemrosesan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku. Masukan Pemrosesan Informasi Stimulus didominasi pemasar lain-lain Pencarian informasi Ingatan Pemaparan Perhatian Pemahaman Penerimaan Retensi Pencarian eksternal Ketidakpuasan Kepuasan Hasil Pembelian Evaluasi Alternatif Pencarian Pengenalan kebutuhan Pemrosesan Keputusan Nilai Sikap Keperca yaan Perbedaan individu Sumber Daya Konsumen Motivasi dan keterlibatan Pengetahuan Sikap Kepribadian Gaya Hidup Demografi Pengaruh Lingkungan Budaya Kelas Sosial Keluarga Situasi Sumber : Engel, Blackwell, dan Miniard 1995 Gambar 5 : Model Lengkap Perilaku Konsumen yang Memperlihatkan Pengembalian dan Hasil 15

2.6. Atribut Produk

Suatu Produk pada dasarnya adalah sekumpulan atribut-atribut dan setiap barang atau jasa dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Simamora 2003 menyatakan bahwa pengambilan keputusan berdasarkan atribut memerlukan pengetahuan tentang apa saja atribut suatu produk dan bagaimana kualitas atribut tersebut. Asumsinya adalah bahwa keputusan diambil secara rasional dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap atribut yang akan digunakan Limbong dan Sitorus 1987 mendefinisikan barang dalam arti sempit yaitu kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. Sedangkan definisi barang dalam bidang tataniaga adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk terdiri dari: 1. Features ciri-ciri atau rupa, dapat berupa ukuran , karakteristik estetis, komponen atau bagiannya, bahan dasar, proses manaufaktur, penampilan dan lain-lain. 2. Functions lebih sering disebutkan sebagai ciri-ciri atau manfaat 3. Benefit dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan panca indera.

2.7. Kajian Penelitian Terdahulu