Perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari di Kota Bogor
Oleh :
MUTMAINAH C44102039
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
(2)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh : Mutmainah (C44102039)
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
(3)
Produk Agar-Agar Di Market Place Matahari Di Kota Bogor. Dibimbing oleh POPONG NURHAYATI dan NARNI FARMAYANTI.
Jumlah penjualan produk akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan. Untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan, produsen produk agar harus mengetahui bagaimana perilaku konsumen produk agar-agar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis karakteristik umum konsumen, perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk agar-agar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan satuan kasus adalah konsumen produk agar-agar di Market Place Matahari di kota Bogor. Pengambilan sampel purpossive sampling digunakan untuk
memilih Market Place Matahari di kota Bogor sebagai lokasi penelitian, sedangkan pengambilan sampel accidental sampling digunakan untuk memilih responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif, analisis cochran Q test dan analisis index value.
Karakteristik umum responden adalah berjenis kelamin perempuan (90%), berusia pada selang usia 21-30 tahun (48%), memiliki tingkat pendidikan SLTA (36%), pekerjaan sebagai karyawan swasta (21%), berpendapatan rumah tangga >Rp2.000.000,00(26%) dan dengan status menikah (82%).
Proses keputusan pembelian melalui lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan produk motivasi awal responden untuk membeli produk agar-agar dengan persentase terbesar (62%) adalah karena rasa produk agar-agar yang enak sedangkan manfaat yang dicari responden dengan persentase terbesar (90%) adalah untuk kesehatan. Pada tahap pencarian informasi mayoritas responden (66%) memperoleh sumber informasi eksternal mengenai produk agar-agar adalah dari iklan. Pada tahap evaluasi alternatif persentase terbesar (72%) faktor yang menjadi pertimbangan utama responden membeli produk agar-agar adalah rasa sedangkan alasan responden memilih Market Place Matahari sebagai tempat berbelanja sebagian besar (46%)
dikarenakan tempat dan suasana yang nyaman. Pada tahap pembelian merek agar-agar yang memiliki persentase terbesar (90%) dibeli responden adalah agar-agar-agar-agar dengan merek Swallow Globe. Frekuensi pembelian responden yang terbesar (44%) adalah sebanyak 1-2 bungkus perbulan. Cara responden memutuskan pembelian sebagian besar (80%) adalah terencana. Pada tahap evaluasi pasca pembelian sebagian besar (90%) responden menyatakan puas dengan alasan rasa enak (96%) dan mengambil sikap tidak jadi membeli apabila tidak mendapatkan merek produk agar-agar yang dicari (54%).
Faktor-faktor yang paling mempengaruhi frekuensi pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari responden dan diurutkan dengan nilai index value masing-masing adalah rasa (87.2), kandungan gizi (83.2), lingkungan (81.2), iklan dan promosi (73.6), cara penyajian (68.4), ketersediaan produk (65.2), pendapatan (59.6), kemasan (57.2) dan harga (51.2).
(4)
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :
PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AGAR-AGAR DI MARKET PLACE MATAHARI DI KOTA BOGOR.
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 13 Februari 2006
Mutmainah C44102039
(5)
Pembelian Produk Agar-Agar Di Market Place Matahari Di Kota Bogor.
Nama : Mutmainah
Nrp : C44102039
Program Studi : Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan
Disetujui ,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Popong Nurhayati, MM Ir. Narni Farmayanti, M. Sc. NIP. 131995654 NIP. 131918658
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP. 130805031
(6)
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir. Popong Nurhayati, MM dan Ir. Narni Farmayanti, M. Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf karyawan Market Place Matahari kota Bogor dan responden yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan selama penelitian, kepada keluarga tercinta dan teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan. Perbaikan atas Skripsi ini masih sangat diperlukan. Penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, 13 Februari 2006
(7)
Penulis dilahirkan pada tanggal 3 Februari 1984 dari ayah Maksidin dan Ibu Mujizah. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui adalah SMUN 1 Bekasi. Pada tahun 2002 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor. Penulis memilih program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan-kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di Instiut Pertanian Bogor penulis aktif di beberapa organisasi mahasiswa yaitu DPM TPB IPB (2002-2003) sebagai sekretaris bidang Seni Budaya dan Olahraga, HIMASEPA IPB (2002-2003) sebagai staf ahli bidang Infokom, BEM FPIK (2003-2004) sebagai staf ahli bidang PSDM dan UKM AIKIDO IPB 2006) sebagai bendahara (2002-2005). Penulis juga aktif sebagai asisten dosen beberapa mata kuliah yaitu Dasar-dasar Pengolahan Data Perikanan (2004/2005,semester alih tahun dan 2005/2006), Apresiasi Komputer (2004/2005 dan 2005/2006), Biologi Laut (2004/2005) dan Metode Pemrograman (2004/2005).
(8)
Halaman
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR...xi
DAFTAR LAMPIRAN...xii
I. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 3
1.4. Hipotesis Penelitian... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Produk Agar-agar ... 5
2.2. Definisi Konsumen... 5
2.3. Perilaku Konsume n ... 5
2.4. Proses Keputusan Pembelian ... 6
2.4.1. Pengenalan Kebutuhan... 8
2.4.2. Pencarian Berbagai Informasi ... 8
2.4.3. Evaluasi Alternatif ... 8
2.4.4. Pembelian ... 9
2.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian ... 9
2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 10
2.5.1. Pengaruh Lingkungan ... 11
2.5.2. Perbedaan Individu ... 12
2.5.3. Proses Psikologis... 13
2.5. Atribut Produk... 15
2.6 Kajian Penelitian Terdahulu...15
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 17
IV. METODOLOGI... 19
4.1. Metode Penelitian ... 19
4.2. Metode Pengambilan Sampel... 19
4.3. Jenis dan Sumber Data ... 20
4.4. Metode Analisis Data ... 20
4.4.1. Metode Analisis Deskriptif ... 20
4.4.2. Metode Analisis Cochran Q Test ... 21
4.4.3. Metode Analisis Index Value ... 22
4.5. Definisi Operasional, Batasan dan Pengukuran ... 23
(9)
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25
5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian... 25
5.2. Karakteristik Umum Responden ... 29
5.2.1. Jenis Kelamin ... 29
5.2.2. Usia ... 30
5.2.3. Tingkat Pendidikan ... 31
5.2.4. Pekerjaan ... 32
5.2.5. Pendapatan ... 33
5.2.5. Status Pernikahan ... 34
5.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 34
5.3.1. Pengenalan Kebutuhan... 34
5.3.2. Pencarian Informasi ... 36
5.3.3. Evaluasi Alternatif ... 37
5.3.4. Pembelian ... 39
5.3.5. Evaluasi Pasca Pembelian ... 41
5.4.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 43
5.4.1. Analisis Cochran Q Test ... 43
5.4.2. Analisis Index Value ... 44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN...49
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(10)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Model Perilaku Konsumen ... 6
2. Model Keterlibatan Konsumen ... 7
3. Proses Pengambilan Keputusan ... 7
4. Model Tahapan Evaluasi Alternatif ... 9
5. Model Lengkap Perilaku Konsumen yang Memperlihatkan Pembelian dan Hasil ... 14
6. Diagram Alir Kerangka Pendekatan Studi ... 18
(11)
DAFTAR TABEL
Halaman 1. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia Tahun
1998-2003...1
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 30
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 31
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 32
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan...33
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan...34
8. Motivasi Responden Mengkonsumsi Produk Agar-agar ... 35
9. Manfaat yang Dicari Responden Dari Membeli Produk Agar-agar ... 36
10. Sumber Informasi Responden Mengenai Produk Agar-agar ... 37
11. Faktor Utama yang Dipertimbangkan Responden Membeli Produk Agar-agar ... 38
12. Alasan Memilih Market Place Matahari Sebagai Tempat Berbelanja ... 38
13. Merek Produk Agar-agar yang Dibeli Responden ... 39
14. Jumlah Pembelian (Bungkus) Perbulan Responden ... 40
15. Cara Responden Memutuskan Pembelian... 41
16. Sikap Konsumen Pasca Pembelian ... 42
17. Alasan Responden Puas ... 42
18. Sikap Responden Bila Tidak Mendapatkan Produk Agar-agar yang Dicari... 43
19. Faktor-faktor yang dipertimbangkan responden Saat Akan Membeli Produk Agar-agar ... 44
20. Urutan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Produk Agar-Agar ... 45
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Data Mentah Karakteristik Umum Responden Produk Agar-agar di Market
Place Matahari Kota Bogor Tahun 2005... 53
2. Data Mentah Jawaban Kuisioner Dari Responden Produk Agar-agar di Market Place Matahari Kota Bogor, Tahun 2005... 57
3. Hasil Perhitungan Index Value... 59
4. Hasil Perhitungan Analisis Cochran Q Test... 60
(13)
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan bagian laut seluas
5,8 juta km2, atau tiga perempat dari luas total negara Indonesia. Wilayah laut ini terdiri dari 3,1 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 juta km2 perairan zona ekonomi eksklusif ( ZEE) ( LIPI 2000). Wilayah laut yang kaya akan tumbuhan laut ini merupakan mata pencaharian dari hampir 1,5 juta nelayan Indonesia.Rumput laut adalah salah satu tumbuhan laut Indonesia yang bernilai ekonomis tinggi dan merupakan salah satu sumber devisa non migas.
Perkembangan volume dan nilai ekspor rumput laut Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Perkembangan Volume Dan Nilai Ekspor Rumput Laut Indonesia Tahun 1998 - 2003.
Tahun Total Ekspor
(Kg Bobot Kering)
Nilai (FOB US $) 1998
1999 2000 2001 2002 2003(januari-juli)
4.625.798 18.246.211 17.075.739 22.079.928 24.274.496 17.779.324
2.911.996 9.783.744 10.002.809 10.886.091 11.835.597 8.346.621 Sumber : Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2002
Mengingat volume ekspor rumput laut dan potensinya yang cukup besar di Indonesia dengan potensi lahan atau perairan yang cocok untuk budidaya
mencapai 2,1 juta hektar, maka industri pengolahan rumput laut perlu
dikembangkan ( Dahuri 2002). Adapun untuk mengembangkan industri rumput laut, perlu dilakukan peningkatan daya guna rumput laut dengan cara
mengembangkan diversifikasi produk yang lebih luas.
Produk agar-agar siap saji yang kini banyak beredar di pasaran adalah salah satu bentuk dari diversifikasi rumput laut. Dengan adanya kemajuan teknologi
(14)
yang dicapai dewasa ini, bentuk dan kemasan agar-agar siap saji semakin beragam. Hal ini bertujuan untuk memudahkan penggunaan oleh konsumen dan untuk memberikan nilai tambah produk (value added) dikarenakan sifat
produknya yang berubah dari yang mudah busuk menjadi produkyang lebih tahan lama dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Produk agar-agar siap saji kini diproduksi dan dipasarkan oleh banyak perusahaan dengan beragam merek. Salah satu tempat pemasaran produk agar-agar siap saji adalah Market Place Matahari di Kota Bogor. Beberapa contoh merek produk agar-agar yang tersedia di pasar swalayan Market Place Matahari Kota di Bogor adalah Swallow Lily, Fujiyama, dan Swallow Globe. Setiap merek agar-agar tersebut memiliki atribut harga, kemasan, cara penyajian, variasi rasa dan cara penyajian yang berbeda sehingga membuat lebih banyaknya pilihan yang dihadapi konsumen saat memilih dan membeli produk agar-agar siap saji. Oleh karena itu perlu diketahui jenis atribut yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Variabel atribut tersebut dianalisis untuk mengetahui produk agar-agar yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginanan konsumen.
Selain pengaruh atribut produk, produsen juga perlu mengetahui
karakteristik umum konsumen dan tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk agar-agar siap saji. Hasil dari
penelitian mengenai perilaku konsumen dipelajari untuk membantu menetapkan strategi yang tepat dalam memasarkan produk agar-agar siap saji. Sehingga produsen agar-agar siap saji dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan meningkatkan volume penjualan produk agar-agar.
2.2. Perumusan Masalah
Jumlah merek (brand) produk agar-agar siap saji yang semakin beragam membuat konsumen dihadapkan pada banyak pilihan dan membuat persaingan antar produsen produk agar-agar siap saji untuk menarik pembeli semakin kompetitif . Hal ini menyebabkan konsumen harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai produk agar-agar yang akan dibeli. Sehingga dari banyaknya alternatif pilihan produk agar-agar yang tersedia di pasar konsumen dapat memilih
(15)
untuk membeli produk agar-agar yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Sedangkan produsen produk agar-agar yang ingin bertahan harus dapat
menerapkan strategi-strategi yang efektif dalam menarik konsumen untuk membeli.
Riset konsumen adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu menetapkan strategi menarik konsumen untuk membeli yang efektif, karena menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga konsumen dapat memperoleh produk sesuai kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dipelajari melalui proses pengambilan keputusan pembelian. Proses keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah atribut produk dan karakteristik konsumen, karena saat konsumen membeli produk agar-agar siap saji, konsumen terlebih dahulu melalui proses pengambilan keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana karakteristik umum konsumen produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor ?
2. Bagaimana perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor ? 3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian
produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor?
1.3. Tujuan dan Kegunaan 1.3.1. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik umum konsumen produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor
2. Mengetahui dan menganalisis perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor
3. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk agar-agar di pasar swalayan Market Place Matahari di Kota Bogor
(16)
1.3.2.Kegunaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
2. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai perilaku konsumen produk agar-agar bagi produsen untuk merumuskan strategi pemasaran. 3. Sebagai informasi awal bagi pihak-pihak yang ingin meneliti lebih lanjut
mengenai produk makanan agar-agar siap saji.
1.4. Hipotesis Penelitian
Karakteristik umum responden adalah perempuan yang telah menikah dan memiliki anak dengan usia produktif, berpendidikan dan memiliki pendapatan cukup tinggi. Responden memiliki tingkat pendidikan dan pendapatan yang cukup tinggi karena tempat penelitian adalah pasar swalayan yang ditujukan untuk kalangan menengah dan menegah atas.
Perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian melalui lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informa si, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian adalah rasa, keamanan, harga, ketersediaan, dan kandungan gizi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pembelian produk agar-agar ada sembilan faktor. Kesembilan faktor yang dipertimbangkan konsumen saat akan membeli produk agar-agar yaitu faktor harga, faktor kemasan, faktor kandungan gizi, faktor rasa dan variasi rasa, faktor cara penyajian, faktor iklan dan promosi, faktor pendapatan, faktor ketersediaan produk dan faktor
lingkungan. Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama (terima Ho) dan faktor yang paling berpengaruh adalah faktor rasa dan variasi rasa.
(17)
2.1. Produk Agar-agar
Menurut Aslant 1998 produk agar-agar merupakan suatu asam sulfurik, ester dari galactin linier. Bentuk gel diekstrak dari Agarophyt yang berasal dari
kelompik Rhodophyceae. Rumput laut kelompok penghasil agar-agar antara lain : Gracilaria, Gellidium, Ahnfeltia, Pterocladia dan dari jenis Acan thopeltis. Agar-agar tidak larut dalam air dingin, tetapi larut dalam air panas. Pada temperatur 320C-390C berbentuk bekuan (solid) dan tidak mencair pada suhu di bawah 850C. Agar-agar digunakan dalam pembuatan makanan, yaitu berfungsi sebagai
thickneker (menebal) dan stabilizer (menstabilkan).
2.2. Definisi Konsumen
Menurut Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Penelitian ini menggunakan konsumen produk agar-agar siap saji sebagai konsumen utama. Konsumen yang akan diteliti adalah konsumen yang membeli produk agar-agar siap saji atas kebutuhan dan keinginan sendiri.
2.3. Perilaku Konsumen
Menurut Engel et al (1994) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Menurut Assael (1992) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu : (1) Konsumen individual, (2)Lingkungan yang mempengaruhi konsumen dan, (3) Stimuli pemasaran atau yang disebut juga strategi pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat di Gambar 1.
(18)
Konsumen Individu Pengaruh-pengaruh Lingkungan
Pembuatan Keputusan Konsumen Penerapan Dari
Perilaku Konsumen Pada Strategi pemasaran
Tanggapan Konsumen
Umpan balik bagi pemasaran Umpan balik bagi konsumen (evaluasi pasca pembelian)
Gambar 1. Model Perilaku Konsumen
2.4. Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan konsumen untuk menentukan jenis produk yang akan dibeli berkaitan erat dengan tingkat keterlibatan konsumen (consumer behavior) dalam pembuatan dan pemasaran suatu produk. Untuk memahami pembuatan keputusan konsumen, terlebih dahulu harus difahami sifat-sifat keterlibatan konsumen dalam produk.
Menurut Mowen (1995) tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu
pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan dan ditimbulkan oleh stimulus. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ada konsumen yang
memiliki tipe keterlibatan tinggi (high involvement) dalam pembelian suatu produk, dan ada juga konsumen yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah (low involvement) atas pembelian suatu produk.
Terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu keterlibatan situasional (situational involvement) dan keterlibatan tahan lama (enduring involvement). Keterlibatan situasional adalah tipe ke terlibatan yang hanya terjadi seketika pada situasi khusus dan bersifat temporer. Sedangkan tipe keterlibatan tahan lama memilki sifat yang lebih permanen dan berlangsung lebih lama. Model keterlibatan konsumen dapat dilihat pada Gambar 2.
(19)
Pengenalan masalah atau kebutuhan konsumen Pencarian berbagai informasi
Evaluasi berbagai alternatif merek produk Pilihan atas merek produk untuk dibeli Evaluasi pasca pembelian
1. Pentingnya produk terhadap citra diri
konsumen.
2. Daya tarik yang terus menerus.
3. Daya tarik emosional 4. Badge
Enduring involvement
Tingkat Pemasaran yang Lebih Tinggi
1. Resiko yang dirasakan 2. Badge
Situational Involvement
Consumer Complex Decision Maker Kondisi-kondisi keterlibatan konsumen
Sumber : Assael (1992)
Gambar 2 . Model Keterlibatan Konsumen
Menurut Assael (1992) proses keputusan konsumen tidak muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan yang terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Model proses pengambilan keputusan dapat dilihat pada Gambar 3.
Umpan balik
Sumber : Sutisna (2001)
(20)
2.4.1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen diawali dengan adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael (1992) disebut need arousal. Kesadaran pada kebutuhan terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang signifikan antara kondisi yang dia rasakan saat ini dengan kondisi ideal yang diinginkan.
2.4.2. Pencarian Berbagai Informasi
Ketika pengenalan kebutuhan telah muncul, maka konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Informasi yang diperoleh dari sumber yang bemacam-macam.
Menurut Kotler (1997), sumber informasi konsumen yang menjadi acuan konsumen terdiri dari empat kelompok, yaitu: (1) Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan) (2).Sumber komersial (iklan, tenaga penjual, pedagang perantara) (3) Sumber umum (media massa, organisasi penilai konsumen) dan; (4) Sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan penggunaan produk). Menurut Engel et al (1994) faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian adalah situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran, dan produk itu sendiri.
2.4.3. Evaluasi Alternatif
Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif dan membuat pertimbangan nilai yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus :
1. Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan 2. Memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan 3. Menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan
4. Memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir Model tahapan evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 5.
(21)
Menentukan kriteria investasi
Menilai kinerja alternatif Menerapkan kaidah keputusan
Menentukan alternatif pilihan
Sumber : Sutisna (2001)
Gambar 4 . Model Tahapan Evaluasi Alternatif
2.4.4. Pembelian
Menurut Engel et al (1995) pembelian diilustrasikan sebagai fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau pengaruh individu. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: (1) Produk dan merk, disebut sebagai pembelian yang terencana dimana konsumen lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga distribusi produk dapat lebih efektif, (2) Kelas produk, yaitu pembelian yang terencana jika pilihan merek dibuat ditempat penjualan. Sedangkan pada fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang menonjol.
2.4.5. Evaluasi Pasca Pembelian
Kegiatan evaluasi pasca pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui apakah alternatif yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan sesuai dengan yang diinginkan. Apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga diharapkan kepuasan konsumen yang berfungsi untuk mendapatkan loyalitas terhadap produk dapat tercapai dan konsumen akan melakukan kegiatan pembelian secara berulang-ulang. Hal ini akan bermanfaat untuk mempertahankan pelanggan lama dan bahkan
mendapatkan pelanggan baru.
Sedangkan, apabila hasil evaluasi pasca pembelian konsumen terhadap suatu produk dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka
(22)
hal ini akan berpengaruh negatif terhadap pembelian selanjutnya. Sehingga dapat mengakibatkan menurunnya loyalitas konsumen terhadap produk. Hal ini akan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum.
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Engel et al (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terbagi menjadi tiga golongan, yaitu faktor pengaruh lingkungan, faktor perbedaan individu, dan faktor proses psikologis.
Model lengkap proses keputusan konsumen yang memperlihatkan pembelian, dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5 tersebut, dapat dilihat bagaimana pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengaruh lingkungan dan perbedaan individu berpengaruh terhadap setiap tahapan proses keputusan konsumen, yang meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil pembelian. Sementara itu, proses psikologis lebih banyak terkait dengan tahapan pengenalan kebutuhan serta pencarian pada proses keputusan konsumen.
Gambar 5 menunjukkan bahwa apabila proses pembelian selesai dilakukan tidak secara otomatis proses evaluasi alternatif ikut selesai. Pemakaian produk memberikan informasi baru, yang dibandingkan dengan kepercayaan dan sikap yang ada. Jika hasil yang didapat berupa kepuasan menunjukkan bahwa proses yang terjadi sesuai dengan harapan. Anak panah umpan balik yang terputus-putus pada Gambar 6 memperlihatkan bagaimana kepuasan menguatkan niat pembelian pada masa yang akan datang. Jika hasil yang didapat adalah ketidakpuasan, maka proses alternatif dinilai kurang memberikan harapan. Ketidakpuasan ini dapat dijadikan insentif untuk mencari informasi yang lebih baik.
(23)
2.5.1. Pengaruh Lingkungan
Menurut Engel et al (1994) konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keputusan mereka adalah sebagai berikut:
1. Budaya
Dalam studi perilaku konsumen, istilah budaya mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran, dan evaluasi bagi anggota masyarakat. 2.Pengaruh Pribadi
Pengaruh pribadi berkaitan dengan cara-cara dimana sikap, kepercayaan, dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan.
3. Kelas Sosial dan Status Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang terdiri dari individu-individu dengan berbagai nilai, minat, dan perilaku yang sama, yang membedakan mereka adalah perbedaan status sosial mulai dari yang rendah hingga yang tinggi. Status sosial dapat me nghasilkan berbagai macam bentuk perilaku konsumen yang berbeda.
4. Keluarga
Menurut Engel et al (1994) keluarga adalah kelompok individu yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Studi tentang keluarga dalam hubungannya dengan pembelian dan konsumsi menjadi penting karena dua alasan. Pertama, banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Kedua, ketika keputusan dibuat oleh individu, keputusan individu yang bersangkutan mungkin dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. 5. Situasi
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul karena faktor khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik objek. Pengaruh situasi dapat timbul karena :
(24)
b. Lingkungan sosial (ada tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan) c. Waktu (sifat sementara dari situasi)
d. Tugas (tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam situasi) e. Keadaan antiseden (suasana hati sementara)
2.5.2. Perbedaaan Individu
Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakkan dan mempengaruhi perilaku konsumen. Terdapat lima determinan penting yang menjadi pembeda konsumen yaitu:
1. Sumber daya konsumen
Konsumen memiliki tiga sumber daya utama yang digunakan dalam proses pertukaran, yaitu ekonomi, temporal dan kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa pemasar konsumen bersaing untuk mendapatkan waktu, uang dan perhatian. Biasanya terdapat keterbatasan yang jelas untuk ketersediaan masing-masing, sehingga memerlukan pengalokasian yang cermat.
2. Motivasi dan keterlibatan
Menurut Engel et al (1994), perilaku yang termotivasi didorong oleh
pengaktifan dan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan merupakan perbedaan yang didasari keadaan ideal dan keadaan sebenarnya yang menandai untuk
mengaktifkan perilaku. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada
ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau disukai.
3. Pengetahuan
Menurut Engel et al (1994) dalam bidang pemasaran, tipologi pengetahuan seringkali dibedakan dalam tiga bidang umum : pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk dalam kategori produk, terminologi produk, atribut atau ciri produk, serta kepercayaan tentang kategori produk secara umum. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi mengenai di mana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi.
(25)
4. Sikap
Engel et al (1994) mendefinisikan sikap sebagai suatu evalauasi menyeluruh yang memungkinkan orang merespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap konsumen terhadap berbagai atribut produk menentukan peranan penting dalam menentukan sikap terhadap suatu produk.
5. Kepribadian, gaya hidup dan Demografi.
Kepribadian, gaya hidup dan demografi merupakan salah satu hal yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku di antara manusia. Oleh karena itu strategi pemasaran harus berfokus pada kecocokan kepribadian konsumen dengan kepribadian produk. Faktor demografik antara lain mencakup ukuran pertumbuhan, kepadatan, dan distribusi.
2.5.3. Proses Psikologis
Menurut Engel et al (1995) proses psikologis mencakup bagaimana orang menerima, mengolah, dan mengerti komunikasi pemasaran, serta proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap atau perilaku, dapat diteliti untuk memahami perilaku konsumen. Proses psikologis membentuk aspek motivasi dan perilaku konsumen. Terdapat tiga proses sentral dalam
pembentukan motivasi dan perilaku tersebut, yaitu : pemrosesan informasi, pembelajaran, dan perubahan sikap atau perilaku.
(26)
Masukan
Informasi
Stimulus didominasi pemasar lain-lain
Pencarian informasi
Ingatan Pemaparan
Perhatian Pemahaman Penerimaan Retensi
Pencarian
eksternal Ketidakpuasan Kepuasan
Hasil Pembelian
Evaluasi Alternatif Pencarian Pengenalan kebutuhan
Pemrosesan Keputusan
Nilai Sikap Keperca yaan
Perbedaan individu Sumber Daya Konsumen Motivasi dan keterlibatan
Pengetahuan Sikap Kepribadian Gaya Hidup Demografi
Pengaruh Lingkungan Budaya
Kelas Sosial Keluarga
Situasi
Sumber : Engel, Blackwell, dan Miniard (1995)
(27)
2.6. Atribut Produk
Suatu Produk pada dasarnya adalah sekumpulan atribut-atribut dan setiap barang atau jasa dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Simamora (2003) menyatakan bahwa pengambilan keputusan berdasarkan atribut memerlukan pengetahuan tentang apa saja atribut suatu produk dan bagaimana kualitas atribut tersebut. Asumsinya adalah bahwa keputusan diambil secara rasional dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi terhadap atribut yang akan digunakan
Limbong dan Sitorus (1987) mendefinisikan barang dalam arti sempit yaitu kumpulan atribut dan sifat kimia yang secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. Sedangkan definisi barang dalam bidang tataniaga adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba.
Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen. Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk terdiri dari:
1. Features (ciri-ciri atau rupa), dapat berupa ukuran , karakteristik estetis, komponen atau bagiannya, bahan dasar, proses manaufaktur, penampilan dan lain-lain. 2. Functions lebih sering disebutkan sebagai ciri-ciri atau manfaat
3. Benefit dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan panca indera.
2.7. Kajian Penelitian Terdahulu
Hidayat (2005) melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian ikan kaleng di Kotamadya Bogor. Dalam penelitiannya, Hidayat melihat perilaku konsumen dari proses keputusan pembelian yang
dipengaruhi oleh faktor rasa, keamanan dalam mengkonsumsi, praktis, mudah diperoleh dan kemasan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analasis index value.Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik index value , diperoleh lima faktor teratas dari sebelas faktor yang diteliti yakni, rasa, keamanan dalam mengkonsumsi, praktis, mudah diperoleh, dan kemasan.
(28)
Wardhani (2005) melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen kerupuk udang di Perumahan Dumai Indah, Kelurahan Klagen, Kecamatan Kartaharjo, Kota Madiun, Jawa Timur. Apenelitiannya bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen adalam tahap-tahap pengambilan keputusan pembelian kerupuk udang dan pengaruh variabel pendapatan terhadap konsumsi kerupuk udang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitataif.Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa pendapatan yang dimiliki konsumen mempengaruhi konsumsi kerupuk udang perbulan. Semakin tinggi tingkat pendapatan, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi kerupuk udang.
Analisis kualitatif menunjukkan bahwa tahap-tahap pengambilan keptusan pembelian kerupuk udang semuanya dilalui. Mulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
(29)
persaingan dalam industri agar-agar semakin ketat, sehingga produsen produk agar-agar harus melakukan strategi-strategi untuk dapat bertahan dalam persaingan. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan
mengembangkan dan menerapkan strategi perusahaan yang berorientasi pada konsumen yang diperoleh melalui analisis perilaku konsumsi dan pembelian konsumen. Hal ini mewajibkan perusahaan agar-agar harus lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk agar-agar sangat bermanfaat untuk keeksistensian perusahaan.
Analisis perilaku konsumen meliputi proses pengambilan keputusan pembelian, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, dan karakteristik konsumen yang melakukan pembelian.. Karakteristik umum konsumen produk agar-agar meliputi usia, jenis kelamin, alamat tinggal, daerah asal, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, status pernikahan, dan jumlah
tanggungan, proses ini dianalisis secara deskriptif
Proses pengambilan keputusan pembelian produk agar-agar dianalisis melalui lima tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Selain itu proses keputusan pembelian produk agar-agar juga dipengaruhi oleh faktor konsumen individual, lingkungan konsumen, stimuli pemasaran dan faktor-faktor lain seperti harga, kemasan, variasi rasa, cara penyajian,merek, iklan, potongan harga dan ketersediaan. Proses ini dianalisis dengan analisis index value.
Dengan mengetahui proses keputusan pembelian dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, produsen produk agar-agar dapat menerapkan strategi
(30)
Gambar 6. Diagram Alir Kerangka Pendekatan Studi Kebutuhan Pengetahuan Produsen
Agar-agar Mengenai Perilaku Konsumen
Rekomendasi Alternatif Kebijakan Pemasaran Karakteristik Umum
Konsumen
Index Value Perilaku Konsumen
Faktor-Faktor yang Diduga Mempengaruhi Keputusan Pembelian:
1.Konsumen Individual 2.Lingkungan Konsumen
3.Stimuli Pemasaran 4. Faktor-faktor Lain Proses
Keputusan Pembelian
Produk Agar-agar Analisis
Deskriptif
Keterangan : Alat analisis ………… Batasan Penelitian
Produk Agar-agar siap saji di Market Place Matahari
(31)
4.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Satuan kasus yang digunakan adalah konsumen produk agar-agar di Market Place Matahari di Kota Bogor. Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang sifat-sifat tertentu serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu. Menurut Nazir (1999) studi kasus adalah penelitian mengenai status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik data khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian ini dapat berupa individu, kelompok, lembaga.
4.3. Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel accidental sampling dan purpossive sampling. Metode pengambilan sampel accidental sampling yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara kebetulan, sedangkan metode pengambilan sampel purpossive sampling yaitu penentuan sampel yang dilakukan secara sengaja berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Metode accidental sampling digunakan untuk penentuan responden (konsumen) produk agar-agar siap saji. Responden yang diwawancarai adalah responden yang memenuhi kriteria yaitu sedang melakukan pembelian, pernah melakukan pembelian dengan merek produk agar-agar yang sama dan telah dapat membuat keputusan pembelian sendiri. Hal ini bertujuan agar responden dapat memahami dan menjawab pertanyaan dengan baik sehingga penilaian responden yang didapat akurat. Jumlah responden yang akan dipilih untuk mengisi kuisioner adalah 50 orang yang dilakukan berdasarkan syarat minimal alat analisis statistika yaitu sebanyak 30 orang, namun untuk meminimalkan tingkat kesalahan maka responden yang diambil sebanyak 50 orang.
Metode purpossive sampling digunakan untuk memilih Kota Bogor dan Market Place Matahari sebagai tempat pengambilan responden. Pemilihan Kota Bogor sebagai kota tempat penelitian adalah karena lokasi yang strategis (dekat
(32)
dengan terminal kota dan kawasan wisata), tempat berbelanja produk yang luas dan merk (brand) pasar swalayan yang memasyarakat.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan berdasarkan sumbernya dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data supplier produk agar-agar serta data penelitian sebelumnya dan dari literatur yang diperoleh melalui sumber informasi yang berhubungan dengan topik penelitian.
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan langsung yaitu pengamatan terhadap produk agar-agar di Market Place Matahari di Kota Bogor dan melalui pengisian kuesioner oleh responden yang melakukan
pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari di Kota Bogor. Jenis pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner ini terdiri dari pertanyaan tertutup berupa pertanyaan dengan jawaban yang telah disediakan dan pertanyaan terbuka dengan memberikan kebebasan pada responden dalam memberikan jawabannnya. Pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini meliputi karakteristik responden, proses keputusan pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengambilan data primer melalui kuisioner ini dilakukan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu dan pada pukul 12.30 WIB - pukul 17.00 WIB dengan pertimbangan jumlah responden yang relatif tinggi pada ketiga hari tersebut. Adapun data sekunder yang dikumpulkan meliputi data supplier produk agar-agar seta data penelitian sebelumnya dari literatur yang diperoleh melalui sumber informasi yang berhubungan dengan topik penelitian.
4.4. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis Cochran Q test dan analisis index value.
4.4.1. Metode Analisis Deskriptif
Metode Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik umum responden (konsumen) dan proses keputusan pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari. Data kualitatif yang dihasilkan dari kuisioner dan
(33)
wawancara ditabulasikan dalam kerangka tabel kemudian dianalisis. Karakteristik responden yang dilihat dalam penelitian ini adalah dari faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan status pernikahan. Proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk agar-agar meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian.
4.4.2. Metode Analisis Cochran Q Test
Menurut Simamora (2002) atribut adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan tentang
pembelian suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian produk itu sendiri. Atribut produk agar-agar yang akan diuji dalam penelitian ini adalah rasa dan variasi rasa, kandungan gizi, lingkungan, iklan dan promosi, cara penyajian, ketersediaan produk, pendapatan, kemasan dan harga.
Metode analisis Cochran Q test digunakan untuk menguji atribut mana yang paling valid dan sah dalam memberikan pengaruh terhadap frekuensi pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari. Metode ini memberikan pertanyaan tertutup kepada responden, sehingga responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan produk yang akan diuji. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui atribut apa saja yang diduga kan dipertimbangkan oleh
konsumen saat akan melakukan pembelian. Langkah pertama dalam analisis ini adalah menyusun daftar pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Setelah wawancara dilakukan, dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut :
(
)
∑
∑
∑
∑
− − − = n i n i k i k i Ri Ri k Ci Ci k k Q 2 2 2 1 Dimana : Q = Q hitung k = Derajat bebas(34)
Ci = Jumlah responden yang menjawab pertanyaan ke-i dengan jawaban ya Ri = Jumlah pertanyaan yang dijawab ya oleh responden ke-i
Hipotesis yang diuji dalam menentukan atribut-atribut dalam penelitian di Matahari Market Place adalah sebagai berikut:
Ho : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama. H1 : Semua atribut yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang berbeda.
Nilai Q hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai Q tabel dengan menggunakan a = 0.05 dan derajat bebas (dk) = k-1. Apabila nilai Qhitung yang diperoleh lebih kecil daripada nilai Qtabel maka keputusan terima Ho dan berarti semua faktor yang diuji memiliki proporsi jawaban ya yang sama (semua responden dianggap sepakat mengenai semua taribut sebagai faktor yang
dipertimbangkan) sedangkan apabila nilai Q hitung lebih besar daripada nilai Q tabel maka keputusan adalah tolak Ho dan berarti semua faktor yang diuji
memiliki proporsi jawaban ya yang tidak sama (belum ada kesepakatan di anatara responden mengenai atribut).
4.4.3.Metode Analisis Index Value
Metode Analisis index value digunakan untuk data kuantitatif , yaitu dengan meranking faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sehingga akan diketahui faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi proses keputusan pembelian produk agar-agar. Rumus index value (Rangkuti 2002) adalah sebagai berikut :
index value = {(Frekuensi sangat tidak mempengaruhi X 1)+( Frekuensi tidak mempengaruhi X 2) +( Frekuensi cukup mempengaruhi X 3)+( Frekuensi mempengaruhi X 4)+( Frekuensi sangat mempengaruhi X 5)}
Sebelum menghitung menggunakan teknik index value, faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian produk agar-agar dibuat terlebih dahulu dengan menggunakan skala likert.
Skala Likert merupakan hasil dari teknik pengukuran studi sikap yang paling luas dan digunakan dalam riset pemasaran (Umar 2000). Skala ini
(35)
Jenis pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup. Skala Likert
berhubungan dengan pernyataan seseorang terhadap sesuatu, misal senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, dan lainnya.
Menurut Umar (2000) langkah-langkah dalam skala likert adalah :
1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat didefinisikan dengan jelas.
2. Memberikan pernyataan-pernyataan di atas kepada kelompok responden untuk diisi dengan benar.
3. Respon dari tiap pernyataan dihitung dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisten nilai angka yang selalu sama . misal angka lima untuk yang sangat positif dan angka 1 untuk yang sangat negatif.
4. Penyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.
Pada penyusunan skala likert dibuat pilihan jawaban mengenai tingkat pengaruh faktor-faktor yang diteliti terhadap proses keputusan pembelian produk agar-agar. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Pilihan jawaban pada penelitian ini sebanyak lima jawaban, antara lain :
1. Sangat tidak mempengaruhi : Pembobotan nilai 1 2. Tidak mempengaruhi : Pembobotan nilai 2 3. Cukup Mempengaruhi : Pembobotan nilai 3 4. Mempengaruhi : Pembobotan nilai 4 5. Sangat mempengaruhi : Pembobotan nilai 5
4.5. Definisi Operasional, Batasan dan Pengukuran
1. Produk agar adalah berupa produk makanan berbahan baku utama agar-agar yang telah dikemas dalam keadaan siap untuk diolah oleh konsumen yang dinyatakan dalam bungkus / kemasan .
(36)
2. Konsumsi produk agar-agar adalah jumlah dan merek produk agar-agar yang dimanfaatkan dalam satuan bungkus (gram) .
3. Pasar Swalayan adalah suatu pranata penjualan eceran yang bersifat besar dan mempunyai struktur fundamental.
4. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan total rumah tangga responden yang berasal dari pendapatan anggota rumah tangga yang me mpunyai penghasilan, yang dinyatakan dalam rupiah perbulan.
5. Atribut produk adalah karakteristik atau sifat suatu produk, umumnya mengacu pada karakteristik yang berfungsi sebagai kriteria evaluatif selama pengambilan keputusan.
6. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk membeli produk agar-agar dalam rupiah perbungkus (gram).
7. Promosi adalah informasi produk agar-agar yang disebarkan produsen melalui berbagai media ( cetak dan elektronik).
8. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi untuk memberikan ciri kepada produk dari seseorang atau sekelompok penjual, serta untuk memberikan perlindungan hukum.
9. Rasa adalah sensasi empirik yang dialami melalui indera perasa.
10.Keamanan Produk adalah sifat dari sebuah produk yang dicirikan aman untuk dikonsumsi seperti tidak menggunakan bahan pengawet.
11.Umur adalah usia responden yang dinyatakan dalam tahun.
12.Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden.
13.Jumlah anggota rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap atau rumah atas tanggungan kepala keluarga yang dinyatakan dalam jumlah orang.
4.7. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di Market Place Matahari di kota Bogor. Hari dan waktu penelitian adalah pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu pada bulan November dan bulan Desember pada pukul 12.30 WIB – pukul 17.00 WIB.
(37)
5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Keadaan umum lokasi penelitian dilihat dari tiga faktor. Ketiga faktor yang dilihat ini adalah faktor sejarah, faktor visi, misi, dan tujuan perusahaan serta faktor struktur organisasi perusahaan.
5.1.1. Sejarah Singkat Matahari
Matahari didirikan pada tahun 1958 oleh Bapak Hari Darmawan dan istrinya Anna Janti yang pada waktu itu masih berupa sebuah toko kecil yang menjual pakaian di area Pasar Baru Jakarta. Nama Matahari baru digunakan pada tahun 1973 sebagai nama dari toko tersebut. Pada tahun 1986 PT. Matahari Putra Prima Tbk telah termasuk sebagai department store dengan format toko Matahari Departement Store. Lima buah toko beroperasi di daerah Jakarta, Bandung, Bogor dan Surabaya.
PT. Matahari Putra Prima Tbk mulai membuat variasi operasional di luar Pulau Jawa dengan membuka toko di Medan, Sumatra Utara di tahun 1989.
Kemajuan ekonomi pada tahun 1993 dan 1994 mendukung pertumbuhan Matahari yang mulai membuka toko-toko baru di Indonesia. Me mbuka toko Galeria yang ditujukan kepada kalangan menengah ke atas di tahun 1993 dan toko Super Ekonomi pada tahun 1994 yang memiliki sasaran pelanggan toko-toko kecil.
Pertumbuhan ekonomi yang kontinue pada tahun 1995 mendukung
Matahari untuk agresif mengembangkan rencana dengan membuka lebih banyak toko-toko pada banyak lokasi di Indonesia. Memperkenalkan konsep hypermarket Eropa dengan membuka toko hypermarket Mega M di daerah Metropolitan.
Pada tanggal 13 Juni 1995, kerusuhan sosial terjadi di daerah Senen, Jakarta menyebabkan sebuah toko Matahari terbakar dan pada bulan Mei 1998 kerusuhan semakin meluas yang menyebabkan 6 toko dibakar dan 6 toko lainnya rusak. Tahun perbaikan untuk Matahari, formulasi dan tahap implementasi inisial dari blue print ( produk jangkauan kemajuan, operasi toko, HRD dan lain-lain). Nama toko Galeria dan Mega M diubah kembali ke Matahari. Pembukaan kembali dari toko Lippo Karawaci (setelah dibakar pada kerusuhan bulan Mei
(38)
1998), hasil kemantapan finansial dan efisiensi operasional masa depan adalah fokus management. Kini untuk lebih memperluas dan menjadikan Matahari sebagai logo yang selalu diiingat oleh pelanggan maka Matahari membuka lebih banyak toko-toko di berbagai wilayah di Indonesia.
5.1.2. Visi, Misi, dan Tujuan Matahari
Visi Matahari adalah menjadi Internasional player di bidang Ritel
Supermarket, sedangkan Misi Matahari adalah menjadikan Matahari Supermarket sebagai One Stop Shopping dengan produk fresh food (makanan segar) sebagai daya tarik bagi konsumen untuk datang berbelanja serta memberikan pelayanan yang baik.
Untuk mencapai tujuan visi dan misi ini, Matahari menawarkan produk yang bermacam-macam yang diantaranya termasuk merek dalam negeri dan merek luar negeri. Walaupun kontribusi utamanya masih berasal dari pakaian, Matahari juga menawarkan produk lain seperti tas, aksesori, kosmetik, mainan, peralatan rumah tangga, kebutuhan pangan, perlengkapan kamar mandi, hingga hiasan atau ukiran yang terbuat dari kayu.
One Stop Shopping ini didukung oleh :
a. Tersedianya produk penunjang lain seperti bunga, produk kecantikan, kafé dan lain-lain.
b. Selalu berusaha menambah item-item (jenis produk) baru untuk menunjang kelengkapan barang yang dijual.
c. Menjaga kelengkapan barang dengan meningkatkan service level /tingkatan pelayanan.
Fresh food (makanan segar) mencakup antara lain : a. Meliputi bakery (roti), meat (daging) dan sea food. b. Meyediakan barang yang segar dan berkualitas.
c. Menjadikan produk fresh food (makanan segar) sebagai daya tarik dan diharapkan konsumen akan tertarik untuk berbelanja produk lainnya.
(39)
Pelayanan yang baik dimaksudkan untuk : a. Memberikan harga yang bersaing
b. Konsumen nyaman berada di area belanja c. Kemudahan dalam mencari barang
d. Instore promo yang dilakukan seperti pemberian sample produk gratis, demo masak, potongan harga dan lain-lain.
e. Kemudahan transaksi pembayaran, seperti tersedianya ATM (Anjungan Tunai Mandiri), Debit Card (kartu debit) dan Tarik Tunai.
f. Tersedianya fasilitas penunjang seperti trolley (troli) dan toilet pelanggan. g. Program bantuan kasir dan helper untuk memperlancar transaksi di kassa. h. Komitmen untuk memberikan soft drink (minuman ringan) secara gratis
apabila kasir tidak melakukan salah satu program Customer Care yaitu salam, tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
5.1.3. Struktur Organisasi Matahari
Struktur organisasi Matahari Suppliers Club dimaksudkan untuk mengetahui supplier yang meyuplai barangnya ke Matahari. Struktur organisasi Matahari dipimpin oleh seorang manajer toko yang di bawahnya terdapat 2 orang asisten manajer toko. Asisten manajer toko satu membawahi bagian / divisi checkout (pemeriksaan), Grocery, General Marchandise dan non food sedangkan asisten manajer toko 2 membawahi bagian / divisi loss prevention, produce, dairy frozen, bakery, meat dan receiving. Bagan Struktur organisasi Matahari Market Place Ekalokasari Bogor dapat dilihat pada Gambar 8.
(40)
Management Store Management
Dwi Juliawan Asisten Manager
Agus Tri. R.
Asisten Manager Tri Andri. N.
Checkout Supervisior Kulsum Bambang.H.S Cashier Edp Kassa Finance Cust. Service Adm. Store Visual. M. Grocery Supervisior Diah.W. Bambang.H.S Sales Asist N. Food Supervisior Witono. N. Sales Asist General Marchandise Supervisior Hendra .S. Sales Ast Bakery Supervisior Bakery Rahmat Hidayat Tajudin. F. Receiving Staff Edp Ekspedisi Maintenance Adm Po Produce Supervisior Dian. H Sales Asist
Gambar 7 : Struktur Organisasi Market Place Matahari Ekalokasari Bogor Sumber : Market Place Matahari Bogor, Tahun 2005.
Dairy Frozen Sales Asist Budi. H. Ginanjar Meat Supervisior Suparman Butchers Loss Prevention
Sales Asist. Nana.L. B. Suhendar Kiki Supriadi Kristina Receiving Storekeeper Sophan Receiving Staff Edp Ekspedisi Maintenance Adm Po
(41)
5.2. Karakteristik Umum Responden.
Kuisioner yang disebarkan kepada 50 orang responden di Market Place Matahari menjelaskan berbagai karakteristik responden produk agar-agar.
Karakteristik umum responden produk agar-agar dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin responden, usia responden, tingkat pendidikan responden, pekerjaan responden, pendapatan responden dan status pernikahan responden.
5.2.1. Jenis Kelamin
Berdasarkan ciri demografis jenis kelamin, dalam penelitian ini jenis kelamin responden dibagi menjadi dua yaitu perempuan dan laki-laki.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelami n dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2005.
Jenis Kelamin Responden
Jumlah
Orang Persentase(%)
1. Perempuan 2. Laki-laki
45 5
90 10
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan jumlah responden sebanyak 45 orang (90 %), sedangkan responden laki-laki sebanyak 5 orang (10%). Jumlah konsumen perempuan yang lebih mendominasi karena pada umumnya perempuan
mempunyai peranan sebagai pihak yang bertanggung jawab menyediakan dan menyiapkan makanan dalam suatu kebutuhan rumah tangga terutama dalam penyediaan makanan, sehingga kegiatan berbelanja lebih banyak dilakukan oleh perempuan.
(42)
5.2.2. Usia
Sebaran konsumen produk agar-agar yang melakukan pembelian produk agar-agar di Market Place Matahari dibagi ke dalam lima kelompok yaitu usia 11-20 tahun, usia 21-30 tahun, usia 31-40 tahun, usia 41-50 tahun dan usia 51-60 tahun . Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Tahun 2005.
Usia Responden (Tahun)
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. 11-20 2. 21-30 3. 31-40 4. 41-50 5. 51-60
1 24 18 6 1
2 48 36 12 2
Total 50 100
Sumber: Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa sebaran usia yang terbesar adalah pada selang usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 24 orang (48%) dan selang usia dengan jumlah responden paling sedikit adalah selang usia 51-60 tahun yaitu hanya berjumlah 1 orang (2%). Responden pada selang usia 21-30 tahun dan 31-40 lebih mendominasi sedangkan jumlah responden dengan selang usia 51-60 tahun dan 11-20 tahun berjumlah paling sedikit. Hal ini dikarenakan proses pembelian dipengaruhi oleh tahap daur hidup keluarga, yaitu tahap-tahap yang dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Sehingga pada usia 21 hingga 40 tahun biasanya seseorang menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan makanan dalam rumah tangga. Sedangkan jumlah responden dengan selang usia 51-60 tahun berjumlah paling sedikit karena pada usia ini seseorang biasanya tidak lagi mengurus keperluan makanan dalam rumah tangga karena perannya telah diganti oleh anak yang telah dewasa dan atau anggota keluarga lain. Selain itu responden yang lebih didominasi oleh usia dewasa juga dikarenakan sebelum dikonsumsi, produk agar-agar perlu pengolahan (dimasak) terlebih dahulu.
(43)
5.2.3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden yang cukup tinggi akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan mengenai produk, antara lain pengetahuan mengenai kandungan gizi dan manfaat produk. Pengetahuan mengenai kandungan gizi dan manfaat produk dapat memotivasi seseorang untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu dimulai dari tingkat pendidikan SLTA, tingkat pendidikan Diploma dan tingkat pendidikan Sarjana. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2005. Tingkat Pendidikan
Responden
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. SLTA 2. Diploma 3. Sarjana
18 17 15
36 34 30
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (40%), sedangkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan Diploma dan Sarjana masing-masing sebanyak 17 orang (34%) dan 15 orang (30%). Tingkat
pendidikan responden yang cukup tinggi merupakan indikator tinggi pula tingkat pengetahuan responden, menurut Sumarwan (2003) pengetahuan yang baik
mengenai suatu produk akan mendorong seseorang untuk menyukai suatu produk. Pengetahuan dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden mengenai produk agar-agar, baik dari segi kandungan gizi maupun manfaat yang akan diperoleh. Selain itu, pada tahap proses pembelian produk seseorang yang memiliki pengetahuan cukup tinggi akan memiliki pertimbangan lebih banyak (selektif) sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk.
(44)
5.2.4. Pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan pekerjaan dalam penelitian ini dibagi menjadi tujuh, yaitu pelajar / mahasiswa, pegawai negeri, karyawan swasta (pegawai swasta), wiraswasta, ibu rumah tangga, pensiunan dan belum bekerja / tidak bekerja. Karakteristik responden ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan, Tahun 2005.
Pekerjaan Responden Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Pelajar / Mahasiswa 2. Pegawai Negeri 3. Karyawan Swasta 4. Wiraswasta
5. Ibu Rumah Tangga 6. Pensiunan
7. Belum Bekerja / Tidak Bekerja
3 5 21 3 15 1 2
6 10 42 6 30 2 4
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan karyawan swasta memiliki jumlah (persentase) terbesar dari keseluruhan responden produk agar-agar, yaitu dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (42%) sedangkan responden yang bekerja sebagai pensiuan berjumlah 1 orang (2%). Pekerjaan sebagai karyawan swasta yang paling mendominasi karena pada umumnya karyawan swasta memiliki waktu luang yang relatif lebih sedikit sehingga cenderung menyukai produk agar-agar yang sifatnya praktis untuk dikonsumsi. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai pensiunan memiliki jumlah terkecil karena seorang pensiunan biasanya telah berusia lanjut (Tabel 2) dan pada usia ini biasanya peran untuk melakukan pembelian dan persiapan makanan dalam keluarga digantikan oleh anak yang telah dewasa dan atau anggota keluarga yang lain.
(45)
5.2.5. Pendapatan Rumah Tangga Responden
Menurut Sumarwan (2003) pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen karena dengan pendapatan ini konsumen akan membiayai kegiatan konsumsinya. Pendapatan rumah tangga responden produk agar-agar dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
<Rp500.000,00, Rp 500.001,00-Rp1.000.000,00 Rp 1.000.001,00-Rp
1.500.000,00, Rp 1.500.001,00 - Rp2.000.000,00 dan > Rp 2.000.000,00. sebaran karakteristik berdasarkan pendapatan rumah tangga responden dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Rumah Tangga, Tahun 2005.
Pendapatan Rumah Tangga Responden (Rupiah/Bulan)
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. < Rp 500.000,00
2. 500.001,00- 1.000.000,00 3. 1.000.001,00-1.500.000,00 4. 1.500.001,00-2.000.000,00 5. > 2.000.000,00
2 9 3 10 26
4 18 6 20 52
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan rumah tangga > Rp 2.000.000,00 yaitu sebanyak 26 orang (52%) sedangkan responden yang memiliki pendapatan rumah tangga < Rp 500.000,00 hanya sebanyak 2 orang (4%). Pendapatan responden yang cukup tinggi ini dikarenakan target pasar dari Market Place Matahari adalah kalangan menengah dan menengah ke atas. Tingkat pendapatan responden yang cukup tinggi ini akan berpengaruh terhadap sensitivitas harga produk, yaitu menjadi lebih tidak sensitif. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga seseorang maka semakin tidak berpengaruhnya perubahan harga produk (sensitifitas
(46)
5.2.6. Status Pernikahan
Status pernikahan responden produk agar-agar dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu belum menikah, menikah dan cerai. Karakteristik responden ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan, Tahun 2005. Status Pernikahan
Responden
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Belum Menikah 2. Menikah
9 41
18 82
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Prime r, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukan bahwa status pernikahan responden yang paling mendominasi adalah status pernikahan menikah dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (82%), sedangkan responden dengan status pernikahan belum menikah sebanyak 9 orang (18%). Status pernikahan responden menikah akan berpengaruh pada motivasi dan tujuan responden membeli produk agar-agar. Menurut sebagian besar responden, motivasi dan tujuan membeli produk agar-agar adalah untuk dinikmati bersama keluarga dan juga karena adanya permintaan dari anak mereka untuk mengkonsumsi produk agar-agar.
5.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian produk agar-agar yang dilakukan konsumen melalui suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan dalam proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi pasca pembelian (Engel, Miniard, Blackwell Tahun 1994).
5.3.1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pengambilan keputusan pembelian produk agar-agar diawali dengan tahap pengenalan kebutuhan untuk mengkonsumsi produk agar-agar. Pada tahap ini konsumen mulai menyadari akan kebutuhan dan keinginnya untuk
(47)
agar-agar diketahui dari motivasi awal dan manfaat yang dicari konsumen saat akan membeli produk agar-agar.
Tabel 8. Motivasi Responden Mengkonsumsi Produk Agar-agar, Tahun 2005.
Motivasi Jumlah
Orang Persentase(%)
1. Kandungan Gizi 2. Rasa Enak
3. Sudah mengkonsumsi sejak dahulu.
18 31 1
36 62 2
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Motivasi awal konsumen adalah hal-hal yang mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk agar-agar. Menurut Sumarwan (2003) motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan konsumen. Pengenalan kebutuhan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada diri konsumen (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior).
Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden memiliki motivasi awal untuk mengkonsumsi produk agar-agar adalah karena rasa produk agar-agar yang enak yaitu sebanyak 31 orang (62%) sedangkan jumlah responden dengan jumlah paling sedikit adalah karena sudah mengkonsumsi sejak dahulu sebanyak 1 orang (2%).
Rasa yang enak menjadi hal yang paling mendorong responden untuk mengkonsumsi produk agar-agar dikarenakan responden merasa puas dengan rasa yang enak pada kegiatan mengkonsumsi produk agar-agar sebelumnya, sehingga mendorong responden untuk melakukan pembelian ulang. Responden yang memiliki motivasi untuk mengkonsumsi produk agar-agar karena sudah mengkonsumsi sejak dahulu memiliki persentase terkecil menunjukkan bahwa konsumen sekarang tidak terpaku pada suatu kebiasaan dalam pengambilan keputusan pembelian.
(48)
Manfaat yang dicari adalah sesuatu yang diharapkan akan diperoleh dan berguna setelah seseorang mengkonsumsi suatu produk. Menurut Sumarwan (2003) pengetahuan tentang manfaat produk adalah penting bagi konsumen karena pengetahuan ini akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Manfaat yang dicari responden dari mengkonsumsi produk agar-agar dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Manfaat yang Dicari Responden Dari Membeli Produk Agar-agar, Tahun 2005.
Manfaat yang Dicari Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Kesehatan 2. Makanan
Pendamping 3. Makanan selingan
45 1
4
90 8
2
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan memanfaatkan produk agar-agar untuk kesehatan memiliki jumlah persentase terbesar yaitu sebanyak 45 orang (90 %), sedangkan responden yang
memanfaatkan produk agar-agar sebagai pendamping makanan utama memiliki jumlah persentase terkecil yaitu sebanyak 1 orang (2%). Persentase responden yang memanfaatkan produk agar-agar untuk kesehatan yang mendominasi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden akan manfaat produk agar-agar yang baik untuk kesehatan cukup tinggi. Hal ini terkait dengan karakteristik responden yang memiliki tingkat pendidika n yangcukup tinggi (Tabel 4).
5.3.2. Pencarian Informasi
Tahap kedua dalam proses pengambilan keputusan pembelian adalah tahap pencarian informasi. Pada tahap ini konsumen akan mencari informasi mengenai produk agar-agar yang akan dibeli yang dapat dilakukan dengan pencarian internal dan atau dengan pencarian eksternal. Analisis pada tahap ini dijabarkan pada Tabel 10.
(49)
Tabel 10. Sumber Informasi Responden Mengenai Produk Agar-agar, Tahun 2005.
Sumber Informasi Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Iklan 2. Teman 3. Keluarga 4. Lingkungan
33 3 11
3
66 6 22
6
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Tabel 10 menunjukkan bahwa mayoritas responden memperoleh sumber informasi eksternal mengenai produk agar-agar adalah dari iklan dengan jumlah responden sebanyak 33 orang (66%). Sumber informasi responden lain adalah teman dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (6%), keluarga dengan jumlah responden 11 orang (22%) dan lingkungan dengan jumlah responden 3 orang (6%). Iklan adalah sumber informasi komersial yang digunakan pemasar sebagai media untuk menarik minat membeli dari konsumen potensial sehingga
diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa iklan adalah sumber informasi yang memiliki persentase terbesar merupakan indikator bahwa iklan yang merupakan strategi promosi produsen produk agar-agar berjalan cukup efektif, sehingga iklan yang dipaparkan oleh pemasar sebagai stimulus dapat menarik perhatian orang yang melihat dan atau mendengar untuk memperhatikan, memahami dan menerima dan selanjutnya tertarik untuk membeli.
5.3.3. Evaluasi Alternatif
Tahap ketiga dalam proses keputusan pembelian adalah tahap evaluasi alternatif. Tahap evaluasi alternatif merupakan proses dimana alternatif dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahap ini konsumen menentukan alternatif-alternatif untuk kemudian dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu yang pada setiap konsumen berbeda yang dianggap paling sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tahap ini diketahui dari faktor yang paling dipertimbangkan responden pada saat akan membeli produk
(50)
agar-agar dan alasan responden memilih Market Place Matahari sebagai tempat membeli produk agar-agar. Analisis pada tahap ini dijabarkan pada tabel 11.
Tabel 11. Faktor Utama yang Dipertimbangkan Responden Membeli Produk Agar-agar, Tahun 2005.
Alasan Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Harga
2. Kandungan Gizi 3. Rasa 4. Lainnya 5 6 36 3 10 12 72 6
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 11 menunjukkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama responden sebelum membeli produk agar-agar di Market Place Matahari. Persentase terbesar faktor yang menjadi pertimbangan utama responden membeli produk agar-agar adalah rasa dengan jumlah responden sebanyak 36 orang (72 %) sedangkan responden yang mempertimbangkan faktor lainnya (sudah mengkonsumsi sejak dahulu) sebagai faktor utama saat akan membeli produk agar-agar memiliki persentase responden terkecil yaitu sebanyak 3 orang (6%). Menurut responden rasa produk agar-agar yang enak dan sesuai dengan selera akan membuat mereka lebih loyal terhadap merek produk agar-agar tertentu, karena apabila rasa suatu produk enak dan sesuai dengan selera maka kecenderungan untuk mengkonsumsi ulang lebih tinggi.
Tabel 12. Alasan Memilih Market Place Matahari Sebagai Tempat Berbelanja, Tahun 2005.
Alasan Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Nyaman
2. Harga Bersaing 3. Dekat Dengan Rumah
46 1 3 92 2 6
Total 50 100
(51)
Responden produk agar-agar yang memilih Market Place Matahari sebagai tempat berbelanja sebagian besar dikarenakan tempat dan suasana yang nyaman. Jumlah responden yang memilih alasan ini sebanyak 46 orang (92%) sedangkan responden yang memilih berbelanja di Market Place Matahari karena harga bersaing memiliki persentase terkecil yaitu sebanyak 1 orang (2%). Responden produk agar-agar yang memilih Market Place Matahari sebagai tempat berbelanja karena tempat dan suasana yang nyaman disebabkan Market Place Matahari sangat memperhatikan masalah kebersihan dan keindahan tata ruang karena kedua hal ini diyakini dapat menarik konsumen untuk datang dan berbelanja. Sehingga dengan banyaknya konsumen yang datang dan betah berlama-lama diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan.
5.3.4. Pembelian
Tahap keempat dalam proses keputusan pembelian adalah tahap pembelian. Tahap pembelian adalah tahap dimana konsumen sudah mengambil keputusan (memilih alternatif) produk yang akan dibeli. Tahap ini dilihat dari merek produk agar-agar yang dibeli, jumlah produk (frekuensi pembelian) yang dibeli responden perbulan dan cara memutuskan pembelian.
Tabel 13. Merek Produk Agar-agar yang Dibeli Responden, Tahun 2005.
Merek Jumlah
Orang Persentase(%)
1. Swallow Globe 2. Swallow Lily
45 5
90 10
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Merek agar-agar yang memiliki persentase terbesar dibeli responden adalah agar-agar dengan merek Swallow Globe dengan jumlah responden sebanyak 45 orang (90%) sedangkan responden yang membeli merek Swallow Liliy sebanyak 5 orang (10%). Pada umumnya alasan responden yang membeli produk agar-agar dengan merek Swallow Globe adalah karena merasa sudah familiar dengan merek tersebut, rasanya yang enak dan pas di mulut dan juga karena telah mengkonsumsi sejak dahulu, sedangkan responden yang membeli merek Swallow lily karena
(52)
harganya yang paling murah diantara merek produk agar-agar yang lain dan juga karena Swallow Lily diproduksi oleh perusahaan yang sama dengan Swallow Globe sehingga responden percaya bahwa Swallow Lily memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dengan Swallow Globe.
Tabel 14. Jumlah (bungkus) Pembelian Perbulan Responden, Tahun 2005. Jumlah (bungkus)
pembelian perbulan
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. 1-2 2. 3-4 3. 5-6 4. 7-8 5. >8
22 19 4 1 4
44 38 8 2 8
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Data pada Tabel 14 menunjukkan bahwa frekuensi pembelian responden yang terbesar adalah sebanyak 1-2 bungkus perbulan dengan jumlah responden sebanyak 22 orang (44%). Persentase terbesar responden selanjutnya adalah dengan frekuensi pembelian sebanyak 3-4 bungkus perbulan yaitu sebanyak 19 orang (38%), frekuensi pembelian 5-6 bungkus perbulan dan frekuensi pembelian lebih dari 8 bungkus perbulan masing-masing sebanyak 4 orang(8%), sedangkan responden yang membeli produk agar-agar dengan frekuensi 7-8 bungkus
perbulan hanya 1 orang (2%). Frekuensi pembelian yang relatif tidak terlalu tinggi ini dikarenakan responden membeli produk agar-agar yang disesuaikan dengan kebutuhan. Karakteristik responden yang berada pada kisaran usia 21-30 tahun dengan status pernikahan menikah dan sebagian besar memiliki jumlah anak 1 orang akan berpengaruh pada jumlah kebutuhan produk pangan (produk agar-agar) tidak terlalu tinggi. Selain itu sebagian besar responden berusia muda yaitu antara 20 hingga 30 tahun (Tabel 3) dimana pada usia ini responden pada
umumnya belum menikah atau telah menikah tetapi belum memiliki banyak anak sehingga kebutuhan akan produk pangan (produk agar-agar) masih relatif kecil.
(53)
Tabel 15. Cara Responden Memutuskan Pembelian, Tahun 2005. Cara Memutuskan
Pembelian
Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Terencana 2. Tidak Terencana
(Mendadak) 3. Tergantung Situasi
40 6
4
80 12
8
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Data pada Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memutuskan pembelian dengan terencana yaitu dengan jumlah responden sebanyak 40 orang (80%). Responden yang memutuskan cara pembelian secara tidak terencana sebanyak 6 orang (23%) sedangkan responden yang memutuskan pembelian tergantung situasi sebanyak 4 orang (8%). Cara memutuskan
pembelian produk agar-agar yang terencana karena responden mengetahui
manfaat produk agar-agar yang baik untuk kesehatan sehingga dalam setiap bulan responden melakukan kegiatan pembelian produk agar-agar secara rutin yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden lebih bersedia meluangkan waktu dan energi sehingga distribusi produk dapat lebih efektif.
5.3.5. Evaluasi Pasca Pembelian
Tahap terakhir dalam proses keputusan pembelian adalah tahap evaluasi pasca pembelian. Pada tahap ini konsumen akan menilai kesesuaian antara harapan yang diinginkan pada saat sebelum membeli produk agar-agar dengan setelah konsumen mengkonsumsi produk agar-agar, sehingga konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tahap ini dianalisis melalui pertanyaan tingkat kepuasan konsumen beserta alasannya dan sikap konsumen bila produk yang akan dibeli tidak ada.
(54)
Tabel 16. Sikap Konsumen Pasca Pembelian, Tahun 2005.
Sikap Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Puas 2. Biasa Saja
45 5
90 10
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Data pada Tabel 16 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan produk agar-agar yang mereka konsumsi. Jumlah responden yang menyatakan puas sebanyak 45 orang (90%) sedangkan responden yang menyatakan biasa saja setelah mengkonsumsi produk agar-agar hanya berjumlah 5 orang (10%). Pada Tabel 17 terlihat alasan responden merasa puas setelah
mengkonsumsi produk agar-agar. Responden yang merasa puas karena rasa enak sebanyak 48 orang (96%) sedangkan responden yang merasa puas karena produk agar-agar dinilai praktis hanya sebanyak 2 orang (4%).
Tabel 17. Alasan Responden Puas, Tahun 2005
Alasan Jumlah
Orang Persentase (%)
1. Rasa Enak 2. Praktis
48 2
96 4
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005
Tingkat loyalitas konsumen terhadap suatu merek produk agar-agar dilihat dari bagaimana sikap mereka apabila merek produk yang mereka cari tidak mereka dapatkan. Konsumen yang loyal adalah konsumen yang tidak mudah beralih ke merek lain.
(55)
Tabel 18. Sikap Responden Bila Tidak Mendapatkan Produk Agar-agar yang Dicari, Tahun 2005.
Sikap Jumlah
Orang Persentase
1. Membeli Produk Lain 2. Mencari di tempat
Lain
3. Tidak Jadi Membeli 4. Menunggu Sampai
Ada
10 12
27 1
20 24
54 2
Total 50 100
Sumber : Diolah Dari Data Primer, Tahun 2005.
Hasil penelitian pada Tabel 18 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden tidak jadi membeli produk agar-agar apabila tidak mendapatkan produk agar-agar dengan merek yang diinginkan. Responden yang mengambil sikap ini sebanyak 27 orang (54%). Responden yang akan mencari di tempat lain sebanyak 12 orang (24%), responden yang akan membeli produk dengan merek lain
sebanyak 10 orang (20%) sedangkan responden yang akan menunggu sampai produk agar-agar dengan merek yang diinginkan ada hanya 1 orang (2%). Hal ini menunjukkan produsen produk agar-agar harus selalu menjaga ketersediaan produk guna mengantisipasi penurunan tingkat penjualan akibat calon konsumen yang tidak jadi membeli karena ketiadaan produk.
5.4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Produk Agar-agar.
5.4.1. Analisis Cochran Q Test
Analisis asosiasi dengan Cochran Q test digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen pada saat akan membeli produk agar-agar. Analisis ini dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan tertutup kepada responden sehingga responden tinggal memilih atribut mana yang dianggap berkaitan dengan produk. Analisis ini dijabarkan pada Tabel 19.
(1)
Lampiran 2. Data Mentah Jawaban Kuisioner Dari Responden produk Agar-agar Di Market Place matahari Kota Bogor, Tahun 2005.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 2 4 1 4 4 1 1
2 3 3 5 5 4 4 3 3 5
3 4 2 4 5 4 5 3 3 4
4 2 4 5 5 3 3 4 5 5
5 4 3 5 5 4 5 4 4 5
6 4 3 4 5 3 5 3 3 5
7 3 3 4 5 3 3 4 3 5
8 2 4 5 5 3 3 4 3 3
9 4 4 4 4 3 5 4 4 4
10 4 3 5 5 4 5 4 4 5
11 2 2 4 4 4 5 2 4 5
12 4 4 5 4 4 3 2 4 4
13 3 2 5 3 2 5 4 3 3
14 2 2 4 3 4 4 2 2 4
15 2 2 2 1 2 2 2 2 2
16 3 5 3 5 5 5 3 5 2
17 3 2 5 5 3 4 4 3 4
18 4 3 5 5 3 5 3 3 3
19 2 4 5 5 3 3 4 3 4
20 3 4 5 5 4 4 4 4 5
21 3 3 4 4 3 4 4 4 5
22 3 4 5 5 4 5 5 5 5
23 2 3 4 4 5 5 5 5 4
24 2 2 5 5 3 3 2 3 5
25 3 4 4 5 4 4 4 4 4
26 2 4 5 5 4 3 3 3 4
27 3 1 2 3 1 3 3 3 1
28 4 3 5 5 5 5 2 3 3
29 2 2 2 5 3 3 2 3 2
30 1 3 5 5 2 2 2 3 5
31 2 2 5 5 4 4 4 3 5
32 4 4 4 4 5 5 4 4 5
33 2 2 4 4 4 4 2 4 4
34 4 4 5 5 4 5 2 4 4
35 2 3 5 5 3 1 2 2 4
36 3 4 3 3 2 2 2 3 4
(2)
58
Lanjutan Lampiran 2. Data Mentah Jawaban Kuisioner Dari Responden produk Agar-agar Di Market Place matahari Kota Bogor, Tahun 2005.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
38 2 4 4 5 5 4 3 2 3
39 2 3 3 3 3 3 2 3 3
40 4 3 5 5 3 5 4 4 5
41 2 4 4 3 5 5 2 2 5
42 1 2 5 5 3 2 2 4 5
43 1 2 5 5 3 2 2 3 5
44 2 2 5 5 3 3 2 3 5
45 1 2 4 4 4 5 2 4 5
46 4 2 2 4 4 5 4 2 5
47 2 3 4 4 3 2 2 3 5
48 2 3 5 5 3 2 2 3 5
49 2 2 2 4 4 3 2 2 2
50 1 2 5 3 3 2 4 4 5
Keterangan :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemasan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan Gizi. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa dan variasi rasa.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan dalam penyajian.. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklan dan promosi.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan.
8. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan produk. 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengaruh lingkungan. .
(3)
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Index Value.
Faktor Tingkat Pengaruh
1 2 3 4 5 Jumlah
Harga 7 20 11 12 0 50
kemasan 3 17 15 14 1 50
kandungan Gizi 0 7 3 15 25 50
rasa dan variasi rasa 1 0 8 12 29 50
kepraktisan dalam penyajian 2 4 21 17 6 50
iklan dan promosi 2 8 12 10 18 50
Pendapatan 1 21 8 18 2 50
ketersediaan produk 1 8 22 15 4 50
pengaruh lingkungan 2 4 7 13 24 50
Faktor Frekuensi
Jumlah Frekuensi
Index Value
Harga 14 20 22 24 0 100 51.2
kemasan 6 34 30 28 2 100 57.2
kandungan Gizi 0 14 6 30 50 100 83.2
rasa dan variasi rasa 2 0 16 24 58 100 87.2
kepraktisan dalam penyajian 4 8 42 34 12 100 68.4
iklan dan promosi 4 16 24 20 36 100 73.6
Pendapatan 2 42 16 36 4 100 59.6
ketersediaan produk 2 16 44 30 8 100 65.2
pengaruh lingkungan 4 8 14 26 48 100 81.2
Perhitungan :
Faktor Harga = {(14 x 1) + (20 x 2) + (22 x 3) + (24 x4) + (0 x 5)}/5 = 51.2 Faktor kemasan = {(6 x 1) + (34 x 2) + (30 x 3) + (28 x 4) + (2 x 5)}/5 = 57.2
(4)
60
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Analisis Cochran Q Test. Atribut yang diuji Anda Pertimbangkan
Ya Tidak
Harga 18 2
Kemasan 20 0
Kandungan gizi 20 0
Rasa dan variasi rasa 20 0
Cara penyajian 19 1
Iklan dan promosi 19 1
Pendapatan 18 2
Ketersediaan produk 20 0
Lingkungan 20 0
n A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 Ri Ri2
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 49
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 49
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 64
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 64
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 81
18 20 20 20 19 19 18 20 20 174 1522
324 400 400 400 361 361 324 400 400 3370
∑
∑
∑
∑
− − − = n i n i k i k Iii Ri Ri k Ci Ci k K Q 2 2 2 ) ( ) 1 ( 81812 . 9 44 432 1522 174 9 174 ) 1 9 ( ) 3370 ) 1 9 ( 9 ( 2 = = − × × − − × − × = Qhitung(5)
59
(6)
60 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Contoh Produk Tempat Penelitian
Sumber : Data Primer Tahun 2005
Responden Responden