Implikasi lainnya, apabila hanya kegiatan fisik yang diterima anak, tidak cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak yang
bersangkutan. Ide-ide anak harus selalu dipakai. Kesimpulannya, menurut Piaget, proses pembelajaran di kelas
harus menekankan anak sebagai faktor yang utama. Anak harus diberi kebebasan
untuk melakukan
kegiatan-kegiatn konkrit
dan mempresentasikan ide-ide mereka. Peran guru sebagai seseorang yang
mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar yang luas.
G. Model Pembelajaran CTL
1. Pengertian dan Konsep Dasar CTL
Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
untuk dapat menerapkan dalam kehidupan mereka. Nurhadi dan Senduk 2003 : 5 menyatakan bahwa
pembelajaran CTL adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah diciptakan dalam proses
belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
Hakikat Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah sistem yang mendorong pembelajar untuk membangun keterkaitan, independensi,
relasi-relasi penuh makna antara apa yang dipelajari dengan realitas, lingkungan personal, sosial dan kultural yang terjadi sekarang ini
Moh. Imam Farisi, 2005 . Ada tiga konsep yang harus dipahami dalam pembelajaran
Contextual Teaching and Learning yaitu pertama, CTL menekankan kepada keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran akan tetapi proses mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan
situasi kehidupan nyata yang artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dapat menghubungkan materi
yang ditemukan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan yang
artinya bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi dalam konteks CTL bukan untuk di tumpuk di otak dan kemudian dilupakan,
akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran CTL yaitu : a
Activiting Knowledge artinya apa yang dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari dengan demikian pengetahuan
yang akan diperoleh adalah pengetahuan yang utuh yang dimiliki keterkaitan satu sama lain.
b Acquiring Knowledge artinya menambah pengetahuan yang baru.
Caranya dengan deduktif pembelajaran dimulai dari keseluruhan kemudian memerhatiakan detailnya.
c Understanding Knowledge artinya pengetahuan yang diperoleh
tidak hanya dihafal tetapi untuk dipahami dan dinyakini misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan
yang diperoleh dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
d Applying Knowledge artinya pengetahuan yang diperoleh harus
diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
e Reflecting Knowledge artinya melakukan refleksi sebagai umpan
balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
2. Asas-asas CTL