Pembelajaran IPA di SD

suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut Depdiknas: 2006 . e IPA meliputi empat unsur yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimentasi, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

3. Pembelajaran IPA di SD

Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini maupun sebelumnya, pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada Aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan siswa menjadi lebih baik. Sesuai dengan karakteristik IPA, pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diharapkan dapat menjadi wahana sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Cakupan IPA di Sekolah Dasar tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang berbeda. Uraian karakteristik pembelajaran IPA di SD sebagai berikut : a Proses pembelajaran IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. b Pembelajaran IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara teknik. Misalnya observasi, ekplorasi, dan eksperimentasi. c Pembelajaran IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena indera manusia sangat terbatas dan kurang obyektif sementara IPA mengutamakan obyektifitas. Contohnya pengamatan untuk mengukur suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer. d Pembelajaran IPA merupakan proses aktif. Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta ketrampilan aspek psikomotor seorang siswa, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran mengisyaratkan adanya interaksi antara pengajar dengan siswa. Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Dari pengertian dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD adalah proses belajar mengajar yang dapat merubah siswa baik secara motorik, sensorik maupun psikomotorik yang menitik beratkan pada proses pembelajaran di SD secara inkuiri dan berpikir secara ilmiah sehingga siswa mendapat kebermaknaan dalam menerima materi yang dipelajarinya. IPA merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan yang melibatkan keaktifan siswa BNSP, 2006: 142 . Pendidikan IPA diharapkan menjadi sarana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mendemonstrasikan dan mempraktikkan ketrampilan secara langsung sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA, menekankan pada aktivitas belajar siswa yang menghubungkan produk IPA dan dunia pengalaman siswa. Karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan ketrampilan proses agar mereka mampu memecahkan masalah mengenai alam sekitar. Ketrampilan proses tersebut meliputi ketrampilan mengamati, ketrampilan menggunakan dan bahan secara benar, ketrampilan mengajukan pertanyaan, ketrampilan mengklasifikasikan, ketrampilan menafsirkan data dan ketrampilan mengkomunikasikan hasil temuan-temuannya. Untuk mencapai tujuan IPA sesuai dengan kurikulum seorang guru dituntut untuk dapat merancang model pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan pengetahuan siswa. Guru merupakan motor utama yang mendapat tanggung jawab langsung untuk menterjemahkan kurikulum ke dalam Aktivitas belajar mengajar. Kinerja guru merupakan faktor penentu bagi kualitas proses belajar mengajar yang diorganisasikan di dalam kelas. Pada gilirannya apabila proses belajar mengajarnya baik dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Hartati S, 2000 : 2. Oleh karena itu ketrampilan guru dalam mengajar sangat diperlukan. Melalui pembelajaran CTL , siswa akan belajar dengan cara menemukan konsep pengetahuannya dengan pengalaman sehingga pembelajaran sangat menyenangkan bagi siswa.

F. Teori Belajar yang Mendukung Pembelajaran IPA di SD a

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBASIS LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS V SDN BRINGIN 02

0 4 303

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGAWEN 5 DEMAK

0 7 184

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN GEBUGAN 03 KABUPATEN SEMARANG

0 6 209

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SDN 02 PRAWOTO PATI

0 7 221

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SDN WEDING 1 DEMAK

0 4 221

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD

0 4 15

Contextual Teaching and Learning dan Pem (1)

0 2 10

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM P (1)

0 0 22