88 rata kelas pada siklus I sebesar 72,50. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-
rata tes pratindakan ke nilai rata-rata siklus I mengalami peningkatan sebesar 12,75 poin. Pada siklus II siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau 8 dan
siswa yang tuntas belajar sebanyak 23 siswa atau 92. Nilai rata-rata kelas pada siklus II sebesar 81 yang berarti mengalami peningkatan sebesar 8,5 poin dari
siklus I dan 21,25 poin dari tes pratindakan. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II dianggap memuaskan bagi
peneliti. Hal tersebut dikarenakan hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Nilai rata-rata kelas yang
diperoleh pada siklus II yakni sebesar 81 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 92. Sedangkan kriteria keberhasilan yang ditentukan yakni rata-
rata kelas minimal 64 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 75. Perolehan hasil belajar tersebut membuktikan bahwa pembelajaran pada siklus II
berhasil.
4.2.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Data mengenai aktivitas belajar siswa dapat diperoleh melalui pengamatan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas belajar
siswa dilakukan selama proses pembelajaran siklus I dan II berlangsung. Aspek- aspek yang diamati meliputi: 1 kesiapan siswa dalam pembelajaran menulis puisi
2 keantusiasan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran 3 keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat 4 ketekunan siswa dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan guru. Melalui proses pengamatan dapat diperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I
89 yaitu sebesar 74,75 dengan kategori keaktifan siswa tinggi. Hasil tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu keaktifan siswa ≥ 75.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I siswa masih merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya maupun bertanya. Siswa lebih banyak duduk diam
pada saat pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Selain itu, siswa kurang serius ketika mengerjakan
tugas. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa.
Persentase keaktifan belajar siswa pada siklus I sebesar 74,75 dengan kategori tinggi. Pada siklus II persentase keaktifan belajar siswa meningkat
menjadi 85,75 dengan kategori keaktifan belajar sangat tinggi. Artinya terjadi peningkatan persentase keaktifan belajar siswa sebesar 11. Pada pelaksanaan
siklus II siswa sudah mulai tidak malu untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Perhatian siswa selama pelaksanaan siklus II juga mengalami
peningkatan. Siswa tidak lagi berbicara sendiri pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung sehingga suasana kelas lebih kondusif. Siswa ketika mengerjakan
tugas tepat waktu dan penuh dengan tanggung jawab. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus II.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning
pada siklus II berhasil. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus II yang telah mencapai kriteria yang telah ditentukan.
Persentase keaktifan siswa pada siklus II yakni sebesar 85,75 telah memenuhi
90 kriteria keberhasilan yang ditentukan yakni 75. Data mengenai peningkatan
aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini dapat dibaca pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
No. Nama Skor Perolehan
Peningkatan Keterangan Siklus I
Siklus II 1.
Gilang R. 10,5
13 2,5 Meningkat
2.
Mukhaenur 10 12,5
2,5 Meningkat
3.
Ahmad W. 11 11 0 Tetap
4.
Maulani 11,5 13,5 2 Meningkat
5.
Silviana Riska F 11,5 13 1,5 Meningkat
6.
Ika Nurjanah 12 14 2 Meningkat
7.
M. Sahrulloh 12 14,5
2,5 Meningkat
8.
M. Misbakh 12,5 13 0,5 Meningkat
9.
Nur Janahtin 13,5 14,5 1 Meningkat
10.
Abdan Fauzan 12,5 13,5 1 Meningkat
11.
Andrian Rizqi S 12,5
13 0,5 Meningkat
12.
Arnanda Dwi S. 12 13,5
1,5 Meningkat
13.
Miftakhul Huda 11 11,5
0,5 Meningkat
14.
M. Ibnu Arkan 11 13,5
2,5 Meningkat
15.
Rafi Kurniawan 12 15,5
3,5 Meningkat
16.
Siti Nur Aisyah 12 14,5
2,5 Meningkat
17.
Syifa Rizqi S. 12 14 2 Meningkat
18.
Tegar Cahyono 10 13 3 Meningkat
19.
Dea Trinanda P 12 15 3 Meningkat
20.
Anisa Tri W. 12 13,5
1,5 Meningkat
21.
Nobfita Sari 13 15 2 Meningkat
22.
Anis Qorry A. 12,5 14 1,5 Meningkat
23.
Putri Yuniar 13
14,5 1,5 Meningkat
24.
Tiara Oktavia P. 12,5 14 1,5 Meningkat
25.
Bagas 14,5 16 1,5 Meningkat
Jumlah 299 343 44 Meningkat
P
K
74,75 85,75 11 Meningkat
Kriteria Tinggi Sangat
Tinggi Meningkat
Tabel 4.9 menunjukkan peningkatan aktivitas belajar siswa. Jumlah skor aktivitas belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yakni sebanyak 299. Jumlah
tersebut meningkat pada siklus II. Jumlah skor aktivitas belajar yang siswa peroleh pada siklus II yakni sebanyak 343. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
91 jumlah skor aktivitas belajar yang siswa peroleh sebanyak 44. Persentase keaktifan
belajar siswa pada siklus I yakni sebesar 74,75. Persentase keaktifan belajar tersebut mengalami peningkatan pada pelaksanaan siklus II. Pada pelaksanaan
pembelajaran siklus II diperoleh persentase keaktifan belajar siswa sebesar 85,75. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan persentase keaktifan belajar siswa
sebesar 11. Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui terdapat satu orang siswa yang tidak mengalami peningkatan. Namun, secara klasikal skor aktivitas belajar siswa
telah mengalami peningkatan.
4.2.3 Hasil Pengamatan Performansi Guru