Analisis Instrumen Tes METODE PENELITIAN

tersebut dilakukan karena keterbatasan jumlah pengamat, sehingga pengamatan hanya dilakukan oleh seorang observer pada setiap pertemuan.

3.6 Analisis Instrumen Tes

3.6.1 Validitas Item

Anderson, sebagaimana dikutip oleh Arikunto 2009:65, mengungkapkan bahwa sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini, untuk mengetahui validitas butir soal, digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut. ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y N : Banyaknya subjekpeserta didik yang diteliti ∑ : Jumlah skor tiap butir soal ∑ : Jumlah skor total ∑ : Jumlah kuadrat skor butir soal ∑ : Jumlah kuadrat skor total Arikunto, 2009:72. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment, dengan taraf nyata . Jika maka item tersebut valid. Nilai untuk N = 32 dan taraf nyata adalah 0,349. Pada analisis tes uji coba dari 8 soal uraian yang diujicobakan diperoleh 8 soal valid karena mempunyai . Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 12.

3.6.2 Reliabilitas Tes

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Arikunto, 2009:86. Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus alpha sebagai berikut. [ ] ∑ Keterangan: : reliabilitas tes secara keseluruhan : banyaknya item ∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item ∑ : varians total Arikunto, 2009:109. dengan rumus varians total : ∑ ∑ Keterangan: ∑ : jumlah skor total kuadrat ∑ : kuadrat dari jumlah skor N : jumlah peserta tes Arikunto, 2009:112 Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu nilai dikonsultasikan dengan harga tabel, jika maka item tes yang diujicobakan reliabel. Berdasarkan analisis tes uji coba diperoleh . Dari tabel r product moment diperoleh untuk N = 32 dan taraf nyata adalah 0,349. Karena sehingga soal reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 13.

3.6.3 Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal diperlukan untuk mengetahui soal tersebut mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan sebagai berikut. � dengan, TK : tingkat kesukaran, dan Mean : rata-rata skor peserta didik Zulaiha, 2007:32. Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut Zulaiha, 2007:32: 1 Soal dengan � adalah soal sukar; 2 Soal dengan � adalah soal sedang; 3 Soal dengan � adalah soal mudah. Berdasarkan analisis uji coba diperoleh 8 soal dengan kriteria sedang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 14.

3.6.4 Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah. Setelah kelompok atas dan kelompok bawah ditentukan, indeks daya pembeda dihitung dengan rumus berikut. Keterangan: : proporsi peserta didik di kelompok atas yang menjawab benar : proporsi peserta didik di kelompok bawah yang menjawab benar Basrowi, 2012:198. Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda digunakan kriteria berikut Basrowi, 2012:199. Tabel 3.2. Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda Keterangan Sangat memuaskan Memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali Perlu direvisi Disisihkan atau direvisi secara total Dalam penelitian ini, digunakan kriteria daya pembeda sebagai berikut. 1 Soal dengan adalah soal dengan kriteria sangat memuaskan. 2 Soal dengan adalah soal dengan kriteria memerlukan revisi kecil atau tidak sama sekali. 3 Soal dengan adalah soal dengan kriteria perlu direvisi. 4 Soal dengan adalah soal dengan kriteria disisihkan atau direvisi secara total. Dari 8 soal yang telah diujicobakan diperoleh dua soal dengan kriteria sangat memuaskan yaitu soal nomor 5 dan 6; tiga soal dengan kriteria memerlukan revisi kecil yaitu nomor 3, 7, dan 8; dua soal dengan kriteria perlu direvisi yaitu nomor 1 dan 4; satu soal dengan kriteria disisihkan yaitu nomor 2. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 15. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan empat butir soal. Empat butir soal tersebut telah mewakili indikator dan disesuaikan dengan tipe soal pemecahan masalah.

3.7 Analisis Data Awal