kreativitas. Oleh karena itu, matematika dipelajari di sekolah oleh semua peserta didik baik SD hingga perguruan tinggi.
Menurut Suherman 2003:68, pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat terlepas dari sifat
–sifat matematika yang abstrak, maka terdapat beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika
adalah sebagai berikut. 1
Pembelajaran matematika adalah berjenjang. 2
Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. 3
Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif. 4
Pembelajaran matematika mengikuti kebenaran konsistensi. Guru dapat memilih dan menggunakan model, pendekatan, yang
melibatkan partisipasi peserta didik agar aktif dalam pembelajaran matematika. Peserta didik juga memperoleh pengalaman langsung melalui
aktivitas yang peserta didik lakukan seperti menebak, menemukan, mencoba sehingga pembelajaran matematika efektif.
2.1.4 Model Pembelajaran Resource Based Learning
Menurut Joyce, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai Trianto, 2007:5.
RBL atau belajar berdasarkan sumber adalah suatu proses pembelajaran yang langsung menghadapkan peserta didik dengan suatu
atau sejumlah sumber belajar secara individu atau kelompok dengan segala kegiatan yang bertalian dengan sumber belajar Sutrisno, 2010:1.
RBL adalah model pendidikan yang dirancang oleh instruktur, untuk secara aktif melibatkan para peserta didik dengan aneka ragam sumber
belajar, baik cetak maupun non-cetak Campbell, 2002: 3. Dalam model RBL, peserta didik belajar dengan menggunakan sumber belajar, teknologi
informasi dan komunikasi digunakan untuk mendukung pembelajaran dengan model RBL ini.
RBL tidak meniadakan peranan guru, juga tidak berarti bahwa guru dapat duduk bermalas-malasan. Guru terlibat dalam setiap langkah
proses belajar, dari perencanaan, penentuan dan mengumpulkan sumber- sumber informasi, memberi motivasi, memberi bantuan apabila diperlukan
dan bila dirasanya perlu memperbaiki kesalahan Nasution, 2011: 28. Jadi, dalam RBL kegiatan pembelajaran bukan dilakukan dengan cara
konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran kepada murid. Tugas utama guru adalah membimbing peserta didik untuk menemukan
dan menyimpulkan sendiri melalui sumber belajar yang tersedia. Dengan memanfaatkan sepenuhnya segala sumber informasi sebagai sumber
belajar maka diharapkan peserta didik dengan mudah dapat memahami
konsep materi pembelajaran serta mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan melalui sumber belajar yang tersedia.
RBL termasuk salah satu jenis teori konstruktivis. Memahami teori konstruktivis, prinsip-prinsip yang mendasarinya, dan bagaimana
kaitannya dengan RBL dapat membantu guru dalam menciptakan, merencanakan, dan mengajar dengan model RBL. Pada dasarnya, dalam
RBL ini pengetahuan diasumsikan tidak ditransmisikan tetapi pengetahuan itu dibangun oleh peserta didik Butler, 2012:5.
Adapun sintaks dari model pembelajaran RBL adalah sebagai berikut Sutrisno, 2010: 5.
1 Guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan model Resource Based Learning. 2
Pengenalan materi matematika dan penyelesaiannya. 3
Guru memberikan
contoh soal
dan cara
mengembangkannya menjadi sub – sub pertanyaan dan
penyelesaiannya. 4
Guru membagi peserta didik dalam kelompok – kelompok.
5 Guru membagi lembar kerja.
6 Peserta didik menyelesaikan masalah matematika yang
diajukan secara berkelompok . 7
Guru membimbing, mengawasi, dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan menyelesaikan
masalah matematika. 8
Peserta didik menuliskan hasil diskusi kelompok ke dalam lembar hasil diskusi.
9 Masing – masing kelompok yang telah selesai
melakukan diskusi
harus melaporkan
kerja kelompoknya kepada guru.
10 Guru meminta beberapa kelompok yang sudah selesai
untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
11 Guru menegaskan kembali hasil diskusi yang telah
disajikan peserta didik. 12
Guru melakukan evaluasi terhadap hasil diskusi peserta didik.
13 Mengadakan ulangan harian.
Melalui pelaksanaan model pembelajaran RBL ini, peserta didik diarahkan untuk belajar sehingga peserta didik lebih mandiri. Guru
berperan sebagai motivator dan fasilitator serta memberikan dorongan pada peserta didik agar dapat menyelesaikan masalah matematika. Guru
menciptakan suasana proses pembelajaran matematika yang kondusif agar belajar peserta didik lebih terarah. Pengajaran matematika yang akan
diterapkan di dalam kelas adalah pengajaran dimana peserta didik dituntut untuk aktif dalam mencari sumber belajar dan dalam memecahkan
masalah. Selain itu, peserta didik mampu menemukan dan membangun pengetahuan mereka kemudian menemukan solusi dari permasalahan yang
harus diselesaikan. Peserta didik juga sadar akan kekayaan pengetahuan yang dapat diperoleh dari berbagai sumber belajar.
2.1.5 Model Pembelajaran Problem Based Learning