48
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan contoh paragraf beserta gagasan utamanya.
1 Contoh paragraf deduktif
Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik pula. Cara yang dapat dilakukan dengan menampilkan tokoh kartun, boneka, badut yang lucu,
tetapi mengandung unsure pendidikan. Tokoh binatang yang cerdik pun dapat pula mewakili pesan moral. Misalnya, kancil menipu buaya atau sejenisnya.
Tokoh orang bertubuh raksasa, tetapi sangat baik terhadap sesama.
Gagasan Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak Kalimat Utamanya : Bacaan yang baik untuk anak berisi contoh yang baik-baik
pula.
1 Contoh paragraf induktif
Sudah ada ide tetapi sukar untuk dituangkan. Selalu dihadapkan dengan persoalan apa yang hendak ditulis? Seberapa panjang tulisan yang akan ditulis.
Keringnya pengetahuan terhadap topik yang hendak dikembangkan. Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar menulis.
Gagasan Utamanya : Pengalaman belajar menulis Kalimat Utamanya : Demikianlah pengalaman seseorang pada awal belajar
menulis
2.2.2 Metode Think, Pair, and Share
Metode think, pair, and share atau berpikir, berpasangan, dan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Di dalam pembelajaran think, pair, and share siswa dituntut
49
mampu berinteaksi atau berdiskusi dengan siswa lain untuk memecahkan suatu permasalahan. Siswa dilatih untuk bernalar dan berpikir kritis. Pembelajaran
think, pair, and share memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, merespon, dan saling membantu dengan siswa lain.
Arends dalam Trianto 2007:61 menyatakan bahwa langkah-langkah yang digunakan guru dalam think, pair, and share sebagai berikut.
Langkah 1 : Berpikir Thinking
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir
sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir.
Langkah 2 : Berpasangan Pairing
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat
menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru
memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : Berbagi Sharing
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk
berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melajutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
50
Hal senada juga di ungkapkan oleh Suprijono 2009:91 bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode think, pair, and share ini diawali
dengan guru memberikan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada mereka
memikirkan jawabannya ―Thinking‖. Selanjutnya ―Pairing‖, pada tahap ini guru meminta peserta didik berpasang-pasangan untuk berdiskusi. Hasil diskusi di tiap-
tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. tahap ini dikenal dengan ―Sharing‖. Dalam tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab yang
mendorong pada pengontruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.
Menurut Iru dkk 2012:62 think, pair, and share atau berpikir, berpasangan, dan berbagi merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Think, pair, and share berkembang dari penelitian mengenai pembelajaran kooperatif. Prosedur yang
digunakan dalam think, pair, and share dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa metode think, pair, and share merupakan bagian dari model pembelajaran
kooperatif yang memberi kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan respon dan saling membantu serta melatih siswa untuk berpikir dan menemukan
struktur dari pengetahuan yang dipelajarinya.
51
2.2.3 Metode Membaca Kalimat