Worth to clients Nilaimanfaat bagi nasabah Cost to clients Biaya yang dikeluarkan nasabah Depth Kedalaman Breadth Luas Length Jangka waktu

proverty approach adalah peningkatan outreach suatu LKM yang ditargetkan kepada masyarakat menengah ke bawah yang tidak bankabel untuk dibiayai oleh perbankan. Pendekatan the proverty approach dalam pelaksanaannya memerlukan bantuan dari para donasi untuk menutupi selisih antara keuntungan dengan biaya. The self- sustainabilty approach adalah peningkatan outreach yang ditargetkan kepada masyarakat menengah ke bawah yang bankable untuk dibiayai oleh perbankan. Kedua pendekatan tersebut digambarkan oleh 6 aspek outreach, yaitu worth manfaat, cost biaya, depth kedalaman, breadth luas, length jangka waktu, dan scope cakupan. The proverty approach memiliki ciri narrow breadth, short length , dan limited scope. Sedangkan the self-sustainabilty approach memiliki ciri wide breadth , long length, dan ample scope.

a. Worth to clients Nilaimanfaat bagi nasabah

Nilai outreach dapat didefinisikan sebagai willingness to pay para nasabah. Worth to clients tergantung pada beberapa faktor seperti akad kontrak kredit hingga kendala dan peluang yang dihadapi nasabah. Worth to clients relatif sulit untuk diukur karena tergantung pada dua sisi yang berbeda yaitu manfaat subjektif yang diterima dari kontrak kredit serta tidak diketahuinya apa yang akan terjadi tanpa kehadiran lembaga keuangan mikro LKM.

b. Cost to clients Biaya yang dikeluarkan nasabah

Cost to clients merupakan jumlah biaya hargabunga price costs dan biaya transaksi transaction costs. Dalam hal ini, biaya bunga dan fee merupakan bagian dari price costs dan merupakan pendapatan bagi LKM. Sedangkan biaya transaksi merupakan non-price costs yang terdiri dari a non cash opportunity costs seperti waktu yang diperlukan untuk pengajuan kredit, dan b pengeluaran tunai tidak langsung indirect cash expenses seperti biaya untuk transportasi, dokumen, konsumsi dan pajak yang diperlukan untuk menggunakan kontrak kredit.

c. Depth Kedalaman

Depth kedalaman merupakan manfaat yang diperoleh masyarakat secara umum. Hanya saja, relatif sulit mengukur depth melalui pendapatan dan kesejahteraan. Pengukuran yang lebih sederhana dapat dilihat dari pendekatan tidak langsung seperti jenis kelamin, lokasi, edukasi, etnis, tipe rumah dan akses terhadap layanan publik. Bagi UMK, kriteria ini disesuaikan misalnya berdasarkan asset maupun omset usaha, status kepemilikan, jumlah dan kualitas tenaga kerja.

d. Breadth Luas

Breadth mengandung pengertian jumlah nasabah. Indikator ini sangat erat kaitannya dengan kendala anggaran yang dimiliki LKM. Hal ini dikarenakan bahwa selain dapat meningkat profitabilitas LKM, perluasaan jangkauan operasional maupun nasabah akan membawa konsekuensi pada penambahan biaya.

e. Length Jangka waktu

Length menunjukkan jangka waktu time frame dari supply microfinance. Pengukuran length relatif sulit karena hal tersebut terjadi di masa depan. Salah satu proxy yang dapat diaplikasikan adalah profit. Hal ini dikarenakan profit merupakan sinyal bahwa LKM memiliki kemampuan untuk mendapatkan sumberdaya.

f. Scope Cakupan