Fokus Berdasarkan Plafon Fokus Berdasarkan Penggunaan.

Bank Perkreditan Rakyat BPR membagi dalam tiga kategori dalam fokus penyaluran kreditnya, yaitu berdasarkan plafon, penggunaan, dan sektor ekonomi sektoral. Penjelasan mengenai jangkauan pelayanan BPR setiap kategori tersebut, dipaparkan sebagai berikut:

4.4.1. Fokus Berdasarkan Plafon

Berdasarkan plafon kredit, kredit dibagi 3 jenis kredit yaitu kredit mikro untuk pinjaman kurang dari Rp 50 juta, kredit kecil untuk pinjaman diatas Rp 50 juta sampai Rp 500 juta, kredit menengah untuk pinjaman diatas Rp 500 juta sampai Rp 5 milyar. Saat ini Industri BPR, menyalurkan kredit sebagian besar untuk kredit Mikro, Kecil, dan Menengah MKM. Hal ini ditunjukkan dengan sangat kecilnya penyaluran kredit besar pada tahun 2007, sebesar Rp 47.256.278 ribu atau 0,23 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan oleh BPR. Sedangkan kredit Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh proposi sebesar 69,88 persen, 24,43 persen, dan 5,46 persen dari keseluruhan kredit yang disalurkan oleh BPR. Hal ini mengindikasikan bahwa BPR lebih banyak menjangkau debitur Mikro dibandingkan yang lainnya, yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 bahwa sebesar 2.483.679 ribu nasabah atau 97,64 persen dari keseluruhan nasabah yang dilayani oleh BPR adalah debitur mikro. Tabel 4.1 Fokus Penyaluran Kredit BPR Berdasarkan Plafon Tahun 2007 dalam ribuan Mikro Kecil Menengah Besar Jumlah Rekening 2.483.679 59.355 870 8 2.543.912 Nasabah 97,64 2,33 0,03 0 100 Total Kredit 14.352.335.01 2 5.018.073.80 9 1.122.241.79 1 47.256.27 8 20.539.906.89 69,88 24,43 5,46 0,23 100 Total Kreditjumlah rek 5778,66 84543,41 1289933,09 5907034,7 5 7287289,91 0,08 1,16 17,7 81,06 100 Sumber: BI 2007,diolah Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut terlihat pula bahwa BPR akan lebih banyak menjangkau nasabah, apabila dana tersebut disalurkan kepada jenis kredit mikro. Fakta ini ditunjukkan dengan kecilnya proporsi dana yang disalurkan per nasabah kepada jenis kredit mikro sebesar 0,08 persen, dibandingkan dengan proporsi dana yang disalurkan per nasabah kepada jenis kredit kecil hingga besar.

4.4.2. Fokus Berdasarkan Penggunaan.

Berdasarkan penggunaannya, kredit dibagi menjadi 3 yaitu kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi. Menurut data Bank Indonesia dari tahun 2005-2007, sebagian besar debitur BPR 58,7-62,2 menggunakan kredit tersebut untuk tujuan modal kerja. Proporsi selanjutnya digunakan untuk tujuan konsumtif 35,9- 38,4 dan investasi 1,9-2,7. Hal ini dijelaskan secara rinci pada Gambar 4.11. Sumber: BI, 2007 diolah Gambar 4.11 Jumlah Nasabah BPR Berdasarkan Penggunaan Peningkatan kredit konsumsi dari tahun 2006 ke tahun 2007, dikarenakan adanya salah satu strategi yang digunakan untuk mengurangi resiko kredit yaitu dengan mekanisme pembayaran potong gaji. Mekanisme tersebut membuat BPR sudah memiliki kepastian pengembalian kredit dari nasabah setiap bulannya dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Walaupun terjadi peningkatan kredit konsumsi dari tahun ke tahunnya, tidak mengurangi peranan BPR terhadap sektor UMKM. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran potong gaji dalam kredit konsumsi, komposisinya cukup besar yang digunakan untuk modal usahakerja Gambar 4.12. Gambar 4.12 Penggunaan Kredit Sistem Potong Gaji Nasabah yang dilayani oleh BPR sebagian besar terkonsentrasi di daerah Pulau Jawa, terutama di Propinsi Jateng, Jabar, dan Jatim Gambar 4.13. Hal ini dikarenakan sebaran UMKM yang merupakan pangsa pasar BPR sebagian besar 70 berada di Pulau Jawa Depkop, 2008. Gambar 4.13 Jumlah Nasabah Berdasarkan Penggunaan Per Propinsi Berdasarkan Gambar 4.13, di setiap propinsi sebagian besar menyalurkan kreditnya untuk modal kerja, dan BPR pada Propinsi Jatim memiliki jangkauan pelayanan yang paling luas 76,07 untuk jenis kredit modal kerja. Jangkauan pelayanan yang luas untuk jenis penggunaan kredit konsumsi dimiliki oleh propinsi DKI sebesar 74,56, sedangkan jenis kredit investasi mengalami jangkauan pelayanan paling kecil di setiap propinsi. BPR berdasarkan kelompok modal intinya memiliki karakteristik yang berbeda, dimana semakin besar strata BPR pada tahun 2007 akan semakin berkurang jangkauan pelayanannya terhadap jenis kredit untuk penggunaan modal kerja dan akan semakin meningkat jangkauan pelayanannya terhadap kredit konsumsi. Hal ini berbeda dengan kondisi pada tahun 2006, dimana pada strata sedang memiliki jangkauan pelayanan yang lebih besar pada kredit modal kerja dibandingkan dengan strata lainnya, dan BPR strata kecil dan besar memiliki jangkauan nasabah yang besar pada jenis kredit Investasi dan konsumsi. Hal ini dijelaskan secara rinci pada Gambar 4.14. Gambar 4.14 Rata-Rata Nasabah Berdasarkan Penggunaan 2006-2007 4.4.3. Fokus berdasarkan Sektor Ekonomi Berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan oleh BPR dibagi menjadi 4 jenis kredit yaitu kredit sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan, sektor jasa-jasa, dan sektor lainnya. Selama tahun 2005-2006, sebagian besar dana kredit BPR disalurkan kepada debitur di sektor perdagangan Gambar 4.15. Hal ini dikarenakan sektor perdagangan memiliki perputaran uang yang baik dan lebih stabil dibandingkan dengan sektor lainnya. Namun, sektor tersebut mengalami penurunan debitur yang cukup signifikan dari 44,72 persen pada tahun 2006 menjadi 41,16 persen pada tahun 2007. Penurunan ini dikarenakan peningkatan kredit lainnya dari 38,16 persen menjadi 40,66 persen, yang merupakan kredit konsumsi. Hal ini disebabkan adanya salah satu strategi yang digunakan untuk mengurangi resiko, yaitu mekanisme pembayaran potong gaji. Proposi berikutnya diikuti oleh sektor pertanian 10,20, jasa-jasa 6,61 dan perindustrian 1,37, yang mengalami peningkatan proposi setiap tahunnya, seperti yang digambarkan pada Gambar 4.15. Gambar 4.15 Proposi Jumlah Nasabah Berdasarkan Sektor Ekonomi Debitur yang dilayani oleh BPR berdasarkan sektor ekonomi, terkonsentrasi pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Jangkauan pelayanan yang besar pada setiap propinsinya pada sektor perdagangan atau sektor lainnya, dengan propinsi Jabar untuk jangkauan pelayanan paling luas pada sektor perdagangan dan propinsi DKI untuk sektor lainnya Gambar 4.16 Gambar 4.16 Gambar Proposi Nasabah Berdasarkan Sektor Ekonomi BPR dalam penyaluran kredit untuk sektor ekonomi pun memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, jika dilihat berdasarkan modal inti. BPR dengan strata modal inti kecil dan besar memiliki jangkauan pelayanan yang besar untuk sektor perdagangan sebesar 45 persen dan 40 persen. Sedangkan BPR dengan strata modal inti sedang lebih mengutamakan jangkauan nasabah kredit pada sektor perdagangan dan lainnya secara merata sebesar 31 persen dan 32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa jangkauan pelayanan suatu BPR dalam menyalurkan kredit berdasarkan sektor ekonomi tidak ditentukan oleh besarnya modal inti yang dimiliki oleh BPR tersebut Gambar 4.17. Gambar 4.17 Rata-Rata Jumlah Nasabah Berdasarkan Sektor Ekonomi

4.5 Perluasan dan Hambatan Jangkauan Pelayanan BPR