Hubungan antara Jangkauan Pelayanan dan Index Kinerja

kata lain BPR tersebut dalam memperluas jangkauan pelayanannya tidak memperhatikan aspek-aspek sustainability yang dapat membuat BPR tersebut kedepannya mengalami vailid. Temuan lainnya yang menarik untuk diperhatikan, adalah nilai rasio BOPO bukan penentu paling utama dari index kinerja BPR. Hal ini terlihat dari adanya BPR yang memiliki rasio BOPO yang rendah, dan modal inti yang sedang dan besar, tapi tergolong pada BPR dengan kinerja menengah dan buruk. Faktor yang menyebabkan hal tersebut dikarenakan rasio lain pembentuk index kinerja memiliki nilai yang buruk. Artinya setiap variabel rasio memiliki pengaruh terhadap penentuan kinerja BPR, walaupun yang digunakan brenchmark dalam pembentukkan index kinerja tersebut adalah BOPO. Besarnya pengaruh suatu variabel rasio dan jumlah nasabah terhadap index kinerja ditentukan oleh besar nilai loading faktor yang dimiliki oleh variabel rasio tersebut. Selain hal tersebut, Tabel 5.4 memperlihatkan pula BPR kecil yang ada saat ini terkonsentrasi pada kinerja yang buruk. Hal ini dicirikan dengan tingginya nilai BOPO dan NPL yang dimiliki oleh BPR tersebut. Salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah berbagai aturan yang disamakan dengan BPR besar. Oleh karena itu, diperlukan perbedaan kebijakan antar kelompok BPR, agar BPR kecil dapat berkembang menjadi BPR yang lebih besar. Serta diperlukan adanya bimbingan dan pengawasan dari Bank Indonesia, agar BPR dapat mencapai rasio BOPO antara 0.7-0.8, sehingga memiliki kinerja yang baik.

VI. KESIMPULAN dan SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Kondisi BPR yang terus berkembang, maka terjadi fenomena karakteristik jangkauan pelayanan outreach BPR yang sangat beragam di Indonesia. Hal ini lebih tercermin apabila dilakukan pengelompokkan berdasarkan modal inti. 2. Hambatan dan upaya meningkatkan pelayanan jangkauan pelayanan selain dipengaruhi oleh faktor internal juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama persaingan dari sesama BPR dan bank umum. 3. Jangkauan pelayanan berpengaruh terhadap index kinerja, tetapi pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan kecilnya nilai loading factor yang dimiliki oleh jangkauan pelayanan. 4. Jangkauan pelayanan sangat dipengaruhi oleh variaabel-variabel rasio financial sustainability . Hal ini terlihat pada Table 5.4, umumnya dengan semakin baiknya indikator financial sustainability akan semakin meningkatkan jangkauan pelayanan.

6.2 Saran

1. Bank Indonesia perlu melakukan kebijakan yang mendorong peningkatan

jangkauan pelayanan terhadap sektor UMKM dengan tetap menjaga kesehatan industry perbankan BPR, melalui pembedaan kebijakan bagi setiap kelompok BPR. 2. BPR dalam meningkatkan jangkauan pelayanannya harus tetap memperhatikan sustainable yang dimilikinya, agar BPR tersebut dapat terus menjalankan usahanya di masa yang akan datang.