Faktor Internal Perluasan dan Hambatan Jangkauan Pelayanan BPR

Beberapa permasalahan di atas merupakan hal yang umum dijumpai dalam upaya mengembangkan jangkauan pelayanan BPR, yang secara sistematis dapat dijelaskan sebagai berikut :

4.5.1 Faktor Internal

a. Permodalan dan Sumber Pendanaan BPR umumnya memiliki modal yang relatif kecil dan sulit untuk menambah modal apabila diperlukan, karena beberapa hal seperti terbatasnya kemampuan finansial pemilik yang sangat terbatas. BPR juga mengalami kesulitan akses keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam rangka pengembangan usaha maupun penanggulangan kesulitan likuiditas. Walaupun, hampir 53,02 persen seluruh sampel BPR memperoleh pinjaman dari Bank atau lembaga keuangan lain. Hal ini dikarenakan pada umumnya digunakan hanya untuk menjaga likuiditas BPR dan tidak bersifat program linkage bekerjasama dengan Bank Umum, sehingga suku bunga yang harus dibayarkan tersebut cukup memberatkan biaya operasional BPR. Fakta ini terlihat hanya 35,40 persen sampel BPR yang menggunakan linkage program dalam memenuhi kekurangan modal dalam mengembangkan penyaluran kreditnya. Alasan utama BPR kesulitan untuk bekerjasama dengan Bank Umum, adalah rendahnya tingkat kesehatan BPR dan lemahnya posisi tawar-menawar dengan Bank Umum. BPR sampel yang memperoleh program linkage dengan Bank Umum atau lembaga keuangan lain yang terletak pada BPR kecil sebesar 28,5 persen, BPR sedang sebesar 40,7 persen, dan BPR besar sebesar 39,13 persen. Hal yang menarik untuk disimak, BPR sedang lebih banyak memperoleh bantuan program linkage dibandingkan dengan BPR besar dan kecil. Persentase BPR yang memperoleh bantuan program linkage digambarkan secara lebih jelas pada Gambar 4.18. Gambar 4.18 Persentase BPR Memperoleh Bantuan Program Linkage BPR sampel yang memperoleh bantuan program linkage, mengindikasikan memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik dibandingkan BPR sampel lainnya. Hal ini pun didukung dari data survey, yang menunjukkan semakin besar jumlah BPR yang menerima program linkage disetiap kelompoknya, semakin kecil rata-rata NPL yang dimiliki setiap kelompok tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.18 dan Gambar 4.19. Gambar 4. 19 Rata-rata Rasio NPL BPR b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia SDM merupakan hal yang penting dalam memperluas jangkauan pelayanan BPR, karena upaya yang dilakukan BPR dalam memperluas jangkauan pelayanannya membutuhkan SDM yang handal. Sebagian besar upaya yang dilakukan BPR dalam memperluas jangkauan pelayanan dengan cara pemasaran intensif 61,7 dan proses yang dipercepat 30,4. Mekanisme dalam pemasaran intensif menggunakan rekomendasi dari nasabah lama yang memiliki riwayat pinjaman yang baik, keluarga, maupun dari tokoh masyarakat. Gambar 4.20 Upaya Memperluas Jangkauan Pelayanan BPR Namun, upaya yang direncanakan tersebut belum dapat dilaksanakan optimal oleh BPR. Hal ini dikarenakan BPR rata-rata memiliki Sumber daya manusia SDM yang rendah produktifitasnya. Hal ini terlihat pada Gambar 4.19, dari BPR sampel yang disurvey sebagian besar rata-rata SDM BPR merupakan lulusan SMA. Gambar 4.19 Rata-Rata Jumlah SDM Berdasarkan Pendidikan Tiap Kelompok Gambar 4.19 menjelaskan pendidikan pegawai tiap kelompok BPR sebagian besar didominasi oleh lulusan SMA dan S1. Keadaan ini tidak ada perbedaan antara kondisi umum dengan kelompok yang dimiliki oleh BPR. BPR dalam meningkatkan produktifitas, pada umumnya melakukan pelatihan secara berkala maupun insidentil kepada karyawannya. c. Inovasi di bidang Pemasaran Hasil survey menunjukkan sebagian besar 57,74 BPR tidak mampu mengembangkan produk-produk baru yang inovatif Gambar 4.20, yang mampu meningkatkan daya saing dengan lembaga keuangan berskala besar dan dengan LKM lainnya. Hal ini disebabkan karena umumnya LKM memiliki kualitas SDM yang rendah, dan dana yang terbatas untuk membiayai kegiatan riset dan pengembangan pasar. Gambar 4.20 BPR yang Melakukan Inovasi Produk Sebagian besar 35,40 inovasi pelayanan produk tersebut dalam bentuk Payment Point secara online. Kemampuan BPR dalam melakukan inovasi pelayanan tersebut, karena adanya bantuan teknologi dari BPR maupun lembaga lain dengan persyaratan yang ringan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Gambar 4.21 BPR yang Melakukan Pelayanan Payment Point

4.5.2. Faktor Eksternal