adalah Rp. 33,37 miliar; artinya investasi di bidang ini dinyatakan menguntungkan atau diterima.
7.2.9 Internal Rate of Return IRR
IRR merupakan suku bunga maksimal untuk mencapai NPV yang bernilai sama dengan nol, jadi dalam keadaan batas impas. Nilai IRR untuk pabrik
biodiesel berkapasitas 10.000 literhari yang digabungkan dengan usaha perkebunan kelapa sawit dengan luas 10.000 ha dan pabrik pengolahan minyak
kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBSjam adalah 41,51; artinya kegiatan perkebunan ini dapat dilanjutkan.
7.2.10 Break Event Point BEP
BEP merupakan menentukan pada tingkat produksi dan harga untuk memberikan titik dimana penjualan akan impas menutup biaya tetap dan biaya
variabel. Nilai BEP untuk pabrik biodiesel berkapasitas 10.000 literhari yang digabungkan dengan usaha perkebunan kelapa sawit dengan luas 10.000 ha dan
pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dengan kapasitas 60 ton TBSjam adalah 2 tahun; artinya kegiatan perkebunan akan memperoleh keuntungan pada tahun
ke-2 setelah mulai dilakukan kegiatan produksi atau tahun ke 4 setelah penanaman kelapa sawit.
BAB VIII ANALISIS INTERNAL-EKSTERNAL
PABRIK BIODIESEL DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
Penggunaan liquid waste untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel perlu dipertimbangkan. Untuk proses pembuatan biodiesel mungkin
dapat ekonomis karena harga liquid waste cukup rendah. Potensi ekstraksi bahan baku biodiesel dari liquid waste diperkirakan mencapai dua persen dari total
produksi Crude Palm Oil. Secara ekonomi pengembangan biodiesel berbahan baku liquid waste cukup kompetitif karena harga liquid waste tersebut hanya
Rp.400 per kilogram Wirawan, 2004, tetapi volume ketersediaan liquid waste pada suatu pabrik pengolahan kelapa sawit PKS sangat terbatas, sehingga untuk
pengembangan biodiesel skala ekonomi akan muncul masalah dalam pengangkutan dan pengumpulan. Lokasi pabrik pengolahan kelapa sawit PKS
yang tersebar berakibat pada meningkatnya biaya untuk pengumpulan dan pengangkutan liquid waste dari pabrik pengolahan kelapa sawit PKS ke pabrik
biodiesel sehingga akan mempengaruhi keekonomian penggunaan liquid waste sebagai sumber bahan baku biodiesel.
Pendirian pabrik Biodiesel liquid waste di Kabupaten Kuantan Singingi memerlukan strategi dan arahan dalam pelaksanaan agar optimasi antara berbagai
pihak dapat dicapai. Strategi dan arahan tersebut dapat diperoleh dengan mengetahui faktor internal dan eksternal yang sering disebut dengan analisis
SWOT Strength, Weaknesees, Opportunities and Treats. Kekuatan dan kelemahan merupakan faktor internal yang mempengaruhi pendirian pabrik
Biodiesel liquid waste di Kabupaten Kuantan Singingi. Sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pendirian pabrik
tersebut yang bisa secara nasional maupun internasional. Faktor internal yang ada dilakukan pembobotan dan perangkingan yang
kemudian dimasukkan kedalam tabel IFAS Iternal Strategic Factors Analysis Summary. Sedangkan faktor eksternal akan dimasukkan kedalam tabel EFAS
External Strategic Factors Analysis Summary. Kedua tabel diatas dapat dilihat berikut ini: