Kondisi Perekonomian Kultur Masyarakat dan Kelembagaan

Tabel 9. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2004-2005. Lapangan Usaha Persentase Pertanian 68,43 Pertambangan 0,47 Industri 6,55 Listrik Gas dan Air 0,21 Konstruksi 2,30 Perdagangan 13,14 Transportasi dan Komunikasi 2,99 Keuangan - Jasa 5,90 Lainnya - Sumber: BPS Provinsi Riau, 2006. Tabel diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Kabupaten Kuantan Singingi adalah di sektor pertanian karena tanah pertanian sangat erat kaitannya dengan adat masyarakat Kuansing. Penggegas adat masa silam sudah menyadari bahwa kemakmuran masyarkat adat atau anak negeri sangat ditentukan oleh keadaan hutan dan tanah maka dalam masyarakat Kuansing terdapat istilah delapan tapak tempat berpijak untuk mencari penghidupan antara lain; 1 berladang bertani sawah dan sayur-sayuran; 2 berkebun karet; 3 beternak aym itik kerbau sapi dan kambing; 4 Baniro membuat manisan dan gula dari pohon enau; 5 Bapakarangan alat tangkap ikan; 6 mandulang mendulang; 7 bertukang; dan 8 berniaga. Delapan tapak yang telah dirintis oleh para leluhur di Kabupaten Kuansing mulai ditinggalkan generasi saat ini. Padahal sistem ini menurut Firdaus 2006 mampu menjaga perekonomian rumah tangga agar tetap stabil karena dengan sistem ini setiap rumah tangga dapat memiliki dua atau tiga mata pencaharian. Sehingga jika terjadi ekonomi sulit atau hama menyerang tanaman maka rumah tangga masih bisa bertahan karena masih memiliki sumber penghasilan lainnya.

4.4 Kondisi Perekonomian

Berbagai program pembangunan telah dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi untuk dapat lebih menggerakkan roda perekonomian di Kabupaten ini. Untuk itu pemerintah daerah Kabupaten Kuansing mengusahakan agar sektor-sektor perekonomian harus dapat menciptakan nilai tambah. Karena makin besar nilai tambah yang diaraih oleh suatu sektor maka semakin besar peranan sektor tersebut terhdap perekonomian daerah. Tentunya dalam mengejar nilai tambah tersebut perlu adanya evaluasi agar dapat mengukur tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh masing-masing sektor. Salah satu indikator tersebut adalah angka Produk Domestik Regional Bruto dimana sebaran PDRB Kabupaten Kuansing dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2003-2005. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 Pertanian 62,39 59,32 61,48 Pertambangan 2,10 4,29 4,97 Industri 16,12 17,95 16,80 Listrik Gas dan Air 0,19 0,18 0,16 Konstruksi 4,63 4,02 3,70 Perdagangan 5,76 5,37 5,37 Transportasi dan Komunikasi 1,40 1,38 1,19 Keuangan 1,05 1,13 1,01 Jasa 6,36 6,14 5,31 Sumber: BPS Provinsi Riau, 2007. Tabel 10 diatas menunjukkan bahwa sektor yang memberikan peranan terbesar dalam waktu 3 tahun terakhir 2003-2005 adalah sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan ciri mata pencaharian dari masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi yang masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor kedua yang memberikan peranan terhadap PDRB Kabupaten ini adalah sektor Industri.

4.5 Potensi Pertanian Kabupaten Kuantan Singingi

Kabupaten Kuantan Singingi memiliki potensi yang besar untuk pengembangan sektor pertanian terutama sektor perkebunan peternakan dan tanaman pangan. Ketersediaan lahan untuk perkebunan masih sangat memadai tetapi permasalahannya adalah para petani perkebunan tidak mampu mengelolah lahan lebih besar dan tidak optimalnya pemanfaatan lahanyang tidak tergarap dengan alasan ekonomi dan teknologi. Adapun program-program yang telah dilaksanakan pemerintah untuk mendorong potensi yang ada di Kabupaten ini antara lain: 1. Program peremajaan karet rakyat proyek peremajaan karet rakyat PPKR. 2. Proyek penganekaragaman tanaman perkebunan 3. Program pola inti rakyat perkebunan PIR BUN

4.5.1 Potensi Sektor Perkebunan

Perkebunan memiliki kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik di tingkat nasional maupun di tingkat regional. Tanaman perkebunan yang merupakan tanaman perdagangan yang cukup potensial di daerah ini ialah kelapa sawit dan karet. Data luas dan produksi tanaman perkebunan tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini. Tabel 11. Komoditas Perkebunan Kabupaten Kuantan Singingi Menurut Kecamatan Tahun 2005 Komoditi Perkebunan Karet Kelapa Sawit Lainnya Kecamatan Areal Ha Produksi Ton Areal Ha Produksi Ton Areal Ha Produksi Ton Kuantan Mudik 13.230,15 14.956,00 21.789,00 187.387,00 5.088,00 5.088,00 Hulu Kuantan 10.345,54 10.717,00 2.123,00 16.270,00 259,25 12.308,95 Gunung Taor 11.083,69 14.329,00 177,00 828,00 387,58 2.761,11 Singingi 16.335,75 18.944,00 14.699,00 168.315,00 519,00 3.890,11 Singingi Hilir 11.864,37 14.111,00 21.269,20 177.763,00 392,50 3.391,48 Kuantan Tengah 13.230,15 14.956,00 21.789,00 187.387,00 5.088,00 20.251,08 Benai 12.395,84 12.854,00 18.299,80 182.358,00 638,20 3.433,38 Kuantan Hilir 15.539,85 14.266,00 145,00 562,00 322,59 1.535,22 Pangean 9.717,69 13.243,00 2.564,00 12.666,00 354,30 826,94 Logas Tanah Darat 7.005,79 5.259,00 9.445,00 38.578,00 283,84 3.637,07 Cerenti 22.062,00 12.184,00 7.485,00 110.164,00 148,46 838,31 Inuman 10.600,00 8.629,00 4.326,00 37.621,00 101,39 352,93 Total 158.686,40 166.551,00 109.883,00 966.299,00 8.673,61 43.194,68 Sumber: Kuantan Singingi Dalam Angka Tahun 2005. Komoditi-komoditi diatas berpotensi untuk menyerap tenaga kerja dimana komoditi yang paling berpotensi adalah komoditi kelapa sawit. Pengembangan komoditas ini ditunjang dengan adanya pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan swasta. Sehingga komoditas ini merupakan keunggulan kompetitif bagi Kabupaten Kuantan Singingi dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD.

4.5.2 Potensi Sektor Peternakan

Berdasarkan data Dinas Peternakan Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2005 bahwa di setiap kecamatan memiliki usaha peternakan tradisional. Usaha peternakan yang sangat menonjol adalah peternakan kerbau sapi dan kambing. Jenis ternak ini jika ditinjau dari sejarah pemeliharaan dan perkembangannya maka ternak-ternak ini terutama sapi mulai dikenalkan oleh pemerintah Belanda dimana tujuan utamanya hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal akan kebutuhan daging. Sapi-sapi lokal di Kabupaten ini berpostur badan kecil dan berwarnah merah. Pembangunan sektor kehutanan di Kabupaten Kuantan Singingi tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi tetapi juga untuk memperbaiki gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan peternak Bappeda dan BPS Kabupaten Kuantan Singingi 2005. Populasi ternak di Kabupaten Kuantan Singingi selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jumlah Ternak Besar dan Kecil di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005. Jenis Ternak Ekor Kerbau Sapi Kecamtan Ayam Itik Jantan Betina Jantan Betina Kuantan Mudik 82.672 797 505 1.380 1.014 2.032 Hulu Kuantan 14.886 - 146 481 155 589 Gunung Taor 33.985 708 210 437 569 722 Singingi 49.585 1.836 773 1.151 152 302 Singingi Hilir 22.578 1.172 211 1.050 137 198 Kuantan Tengah 77.067 7.355 470 2.001 405 2.187 Benai 46.893 2.638 292 1.472 785 2.738 Kuantan Hilir 47.575 1.503 269 640 342 1.099 Pangean 28.085 3.969 255 1.473 224 1.384 Logas Tanah Darat 16.776 333 3 2 178 851 Cerenti 29.878 1.944 189 1.014 152 1.043 Inuman 28.541 3.249 202 804 398 1.400 Total 478.512 25.504 3.525 11.905 4.511 14.545 Sumber: Kuantan Singingi Dalam Angka Tahun 2005.

4.5.3 Potensi Sektor Pertanian Tanaman Pangan

Tanaman pangan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena sumber air khususnya irigasi cukup tersedia. Selain itu adanya dukungan ketersediaan lahan yang cukup dan layak namun permasalahannya adalah kurangnya peran dari kelembagaan pertanian baik kelembagaan irigasi maupun kelompok tani dalam pengoptimalan pemanfaatan lahan melalui peningkatan intensitas tanam dan diversifikasi tanaman. Kabupaten Kuantan Singingi merupakan wilayah yang memiliki lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi sawah. Tanaman ini juga merupakan komoditas unggulan untuk menunjang ketahanan pangan penduduk di Kabupaten ini sehingga pemerintah membuat program kawasan unggulan pangan. Untuk mendukung program tersebut pemerintah daerah telah membangun prasarana irigasi dan pengairan yang jumlahnya mencapai 35 daerah irigasi DI dan daerah pengairan DP yang tersebar hampir di seluruh kecamatan dengan luas mencapai 7.940 hektar. Namun kecamatan-kecamatan di Kabupaten ini masih ada yang defisit beras seperti yang terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Jumlah Kebutuhan Ketersediaan Dan Kekurangan Beras Di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005. Ketersediaan Kecamatan Kebutuhan Beras Ton Produksi Ton Gabah Ton Beras Ton Kelebihan Kekurangan Ton Kuantan Mudik 3.516,60 4.671,00 4.437,45 2.884,45 -632,26 Hulu Kuantan 882,24 1.507,60 1.432,22 930,94 48,70 Gunung Taor 1.339,80 5.490,96 5.216,41 3.390,67 2.050,87 Singingi 2.679,12 295,83 281,04 182,68 -2.496,44 Singingi Hilir 3.143,52 0,00 0,00 0,00 -3.143,52 Kuantan Tengah 5.010,52 7.819,26 7.428,30 4.828,39 -182,21 Benai 3.338,28 7.126,10 6.769,79 4.400,37 1.062,09 Kuantan Hilir 3.159,96 3.838,44 3.646,52 2.370,24 -789,72 Pangean 1.958,76 5.695,07 5.410,32 3.516,71 1.557,95 Logas Tanah Darat 1.752,24 550,00 522,50 339,63 -1.412,62 Cerenti 1.555,32 1.372,50 1.303,87 847,52 -707,80 Inuman 1.612,56 1.880,69 1.786,66 1.161,33 -451,23 Total 29.949,00 39.697,45 38.265,08 24.852,80 -5.096,20 Sumber: Kuantan Singingi Dalam Angka Tahun 2005. Sebagian besar dari kecamatan-kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi menghasilkan padi dari sawah irigasi. Jika pemanfaatan sistem air irigasi secara optimal maka produksi beras dan gabah akan lebih meningkat karena saat ini masyarakat hanya menanam sekali dalam setahun Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Kuantan Singingi, 2005. Tabel 14. Produksi Berbagai Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2005 Ton. Jenis Komoditas Pertanian Tanaman Pangan Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 Kuantan Mudik 30 48 60 140 10 5 - Hulu Kuantan 3 16 20 105 20 20 - Gunung Taor 40 16 40 315 - - - Singingi 160 232 580 980 - 165 - Singingi Hilir 465 976 700 1.715 300 115 - Kuantan Tengah 60 168 160 175 - 40 - Benai 170 200 500 1.330 80 95 - Kuantan Hilir 35 8 40 - 80 15 - Pangean 85 112 - 490 20 10 - Logas Tanah Darat 110 144 260 770 220 110 - Cerenti 45 16 - 210 50 - 18,30 Inuman 30 16 40 35 - - - Total 1.260 1.952 2.400 6.265 780 575 18,30 Ket:1=Kacang Panjang; 2=CabeLombok; 3=Terong; 4=Ketimun; 5=Kangkung; 6=Bayam; 7=Tomat Sumber: Kuantan Singingi Dalam Angka Tahun 2005. Produksi tanaman pangan yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Kuantan Singingi masih bersifat skala mikro dan bersifat musiman. Untuk memenuhi kekurangan produk tanaman pangan di kabupaten ini maka pemerintah daerah mendatangkan dari Provinsi Riau dan daerah lain yang memiliki surplus produksi tanaman pangan. Jenis tanaman pangan yang sering terjadi kekurangan adalah tomat dan cabe.

4.6 Kultur Masyarakat dan Kelembagaan

Masyarakat Kuantan Singingi mempunyai kultur budaya yang berpotensi dan relevan untuk dikembangkan menjadi barometer pembangunan seperti budaya dalam mengelola hutan atau tanah milik suatu puak suku hutan atau tanah biasa, disebut tanah ulayat yang berasal dari tanah wilayah, yakni tanah dilokasi bersangkutan yang dikuasai atau dimiliki oleh suatu kaum dimana pemakainnya diatur oleh sistem tata nilai adat suku yang bersangkutan. Tanah ulayat tersebut ada yang dimiliki oleh suatu persukuan dan ada pula yang merupakan milik bersama semua warga Hamidi 2000. Lebih lanjut dikatakan bahwa hutan atau tanah yang merupakan milik bersama atau milik persukuan ini tidak bisa diperjualbelikan. Tanah ulayat berdasarkan fungsi dapat dibagi menjadi: 1 tanah pekarangan; 2 tanah perladangan dan kebun; 3 rimba simpanan atau rimba terlarang; 4 padang gembala atau tanah kandang; 5 tanah pekuburan rimba kampung sialang; dan 6 tanah Koto. Berdasarkan fungsi-fungsi diatas maka tanah ulayat dapat dibagi ke dalam tiga kategori pertama, kelompok tanah pekarangan yang terdiri dari tanah koto tanah pekuburan dan tanah rimba kepungan sialang. Kedua, kelompok tanah perladangan dan kebun dimana fungsi tanah perladangan sebagai sumber pendapatan untuk kebutuhan makanan sedangkan kebun untuk mendapatkan belanja tambahan keperluan lainnya. Ketiga, kelompok rimba simpanan yakni suatu kawasan hutan yang dibiarkan lestari yang biasanya dilarang mengelolah atau mengambil hasilnya yang akan menyebabkan hutan itu menjadi rusak. Tanah pekarangan dan kebun adalah tanah yang dimiliki oleh keluarga suatu suku sebagai tempat usaha tani, dan menjadi sumber mata pencaharian utama baik dengan usaha bertanam padi maupun sebesar tempat beternak termasuk usaha perkebunan karet dan kebun kelapa. Tanah perladangan dan kebun ini dalam adat diperbolehkan untuk diperjualbelikan sepanjang diketahui oleh ninik mamak tetua adat. Rimba simpanan atau hutan larangan adalah ketentuan adat yang menganjurkan pada masyarakat untuk senantiasa menjaga dan melestarikan hutan termasuk satwa yang ada di dalamnya. Kawasan hutan ini memberikan kesempatan kepada fauna dan satwa untuk tetap hidup dalam lingkungannya tetapi karena perkembangan industri yang sangat pesat saat ini yang diiringi oleh berdirinya perusahaan besar yang membabat hutan menjadi hutan industri maka hutan sebagian besar telah punah begitu juga satwa di dalam. Selanjutnya padang gembala dan tanah kandang juga merupakan tanah yang dimiliki oleh suku yang ditetapkan oleh adat. Lahan ini diperuntukkan khusus bagi peternak seperti ternak kerbau dan ternak sapi. Tanah kandang oleh adat tidak dapat diperjualbelikan kepada siapapun sepanjang masih dipergunakan untuk kepentingan peternakan masyarakat. Apabila ketiga kelompok tanah ulayat tersebut terpelihara dan dikelola dengan baik menurut kelembagaan adat yang ada dan sesuai dengan fungsinya masing-masing maka dapat menopang tatanan kehidupan masyarakat dalam berusaha.

BAB V KONDISI PERKEBUNAN

KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 5.1 Profil Industri Perkebunan Usaha perkebunan adalah kegiatan usaha tani yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil utama sektor perkebunan di Kabupaten ini antara lain kelapa sawit, karet dan kakao dimana pengembanganya dilakukan melalui: a. Pola swadayapartial, dimana pembangunan kebun dilakukan oleh masyarakat dan pengadaan bibit serta penyuluhan dilakukan oleh petugas dinas perkebunan. b. Pola UPP Unit Pelayanan Pengembangan, dimana pembangunan kebun dan penyuluhan dilakukandibantu aparat UPP, sedang pendanaannya melalui kredit lunak jangka panjang. c. Pola PIR, dimana pelaksanaan pembangunan kebun dilakukan oleh perusahaan perkebunan dari lahan kebun, lahan tanaman pangan, pekarangan dan rumah dengan menggunakan kredit lunak jangka panjang. d. Pola pembangunan perkebunan besar, dimana pembangunan kebun dilakukan oleh Perkebunan Besar Swasta PBS maupun BUMN dengan hak guna usaha. Dari beberapa pola pembangunan sektor perkebunan di Kabupaten Kuantan Singingi dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkebunan swasata besar dan perkebunan rakyat.

5.1.1 Perkebunan Besar Swasta

Jumlah perkebunan besar swasta yang terdapat di Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2000 adalah 21 perusahaan dengan luas peruntukan lahan sebesar 227.251 ha. Namun dari 21 perusahaan tersebut hanya 14 perusahaan yang aktif dengan luas lahan yang digunakan sebesar 89.366 ha Dinas Perkebunan Kabupaten Kuantan Singingi, 2001. Untuk tahun 2006 jumlah