4.1.3 Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya beriklim tropis dengan suhu udara maksimum 32,6
C-36,5 C dan suhu minimum berkisar antara
19,2 C-22,0
C. Rata-rata curah hujan di Kabupaten ini berkisar antara 229,5- 1.093mm per tahun dengan keadaan musim berkisar:
- Musim hujan jatuh pada bulan September sampai dengan Februari
- Musim kemarau jatuh pada bulan Maret sampai dengan Agustus
4.2 Pemerintahan
Secara administrasi Kabupaten Kuantan Singingi beribukota di Teluk Kuantan yang dipimpin oleh seorang Bupati dengan dibantu oleh seorang Wakil
Bupati. Pada tahun 2001 Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 6 kecamatan definitif dan 6 kecamatan pembantu, yang mencakup 10 kelurahan, 189 desa
definitif dan satu desa persiapan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2002, maka jumlah kecamatan menjadi 12 kecamatan definitif dengan jumlah
keluarhan 10 dan 190 desa definitif. Pada tahun 2006 jumlah desa dan kelurahan masing-masing kecamatan berubah 189 desa dan 11 kelurahan dengan distribusi
masing-masing kecamatan sebagai berikut: -
Kecamatan Kuantan Mudik, membawahi 29 desa dan 1 kelurahan -
Kecamatan Hulu Kuantan, membawahi 11 desa -
Kecamatan Gunung Taor, membawahi 13 desa -
Kecamatan Singingi, membawahi 12 desa, 1 kelurahan -
Kecamatan Singingi Hilir, membawahi 12 desa -
Kecamatan Kuantan Tengah, membawahi 23 desa dan 3 kelurahan -
Kecamatan Benai, membawahi 24 desa dan 2 kelurahan -
Kecamatan Kuantan Hilir, membawahi 26 desa dan 2 kelurahan -
Kecamtan Pangean, membawahi 14 desa -
Kecamatan Logas Tanah Darat, membawahi 13 desa -
Kecamatan Cerenti, membawahi 10 desa dan 2 kelurahan -
Kecamatan Inuman, membawahi 11 desa
4.3 Kependudukan, Ketenagakerjaan dan Mata Pencaharian
Masalah kependudukan di Kabupaten Kuantan Singingi sama halnya dengan permasalahan kependudukan di Kabupaten-Kabupaten lainnya di
Indonesia, yaitu bagaimana untuk mencapai manusia yang berkualitas dan pertumbuhan penduduk yang terkendali.
Permasalahan tersebut coba diatasi oleh pemerintah daerah Kabupaten Kuantan Singingi dengan berbagai program kependudukan yang meliputi
pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta
pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus ditingkatkan. Penyebaran penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten
Kuansing dapat dilihat pada Tabel 8: Tabel 8. Sebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Kuantan
Singingi Tahun 2004-2005.
Laki-laki jiwa Perempuan jiwa
Kepadatan Pendudukkm
2
Kecamatan 2004 2005 2004 2005
Luas Km
2
2004 2005 Kuantan
Mudik 14.984 14.792 14.912 15.225 1.385,92 21,57 21,66
Hulu Kuantan 3.577
3.811 3.973
4.316 384,40
19,64 21,14
Gunung Taor 5.483
5.689 5.970
6.251 165,25
69,31 72,25
Singingi 11.424 10.665 10.545 11.837 1.953,66 11,25 11,52
Singingi Hilir 12.397
10.164 13.122
14.207 1.530,97 16,67 15,92 Kuantan Tengah
20.964 20.926
21.601 21.960
291,74 145,90
147,00 Benai 14.378
13.804 15.396
15.784 249,36
119,40 118,66
Kuantan Hilir 13.351
13.481 14.570
14.604 263,06
106,14 106,76
Pangean 7.466 7.579
7.829 8.055
145,34 105,24
107,57 Logas Tanah Darat
7.922 7.438
8.134 8.793 380,34 42,21 42,67 Cerenti 6.495
6.560 7.174
7.079 456,00
29,98 29,91
Inuman 6.279 6.624
8.152 7.919
450,01 32,07
32,32 Sumber: BPS Provinsi Riau 2006.
Masalah kependudukan akan selalu berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan dimana tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi
menimbulkan penyediaan supply tenaga kerja yang tinggi pula. Sedangkan penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diimbangi dengan kesempatan kerja
demand yang cukup maka akan menimbulkan pengangguran. Untuk Kabupaten Kuantan Singingi saat ini hanya mampu menyerap 49,30 tenaga kerja yang
tersebar di berbagai lapangan usaha seperti yang terlihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2004-2005.
Lapangan Usaha Persentase
Pertanian 68,43 Pertambangan 0,47
Industri 6,55 Listrik Gas dan Air
0,21 Konstruksi 2,30
Perdagangan 13,14 Transportasi dan Komunikasi
2,99 Keuangan -
Jasa 5,90 Lainnya
-
Sumber: BPS Provinsi Riau, 2006.
Tabel diatas menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Kabupaten Kuantan Singingi adalah di sektor pertanian karena tanah pertanian sangat erat
kaitannya dengan adat masyarakat Kuansing. Penggegas adat masa silam sudah menyadari bahwa kemakmuran masyarkat adat atau anak negeri sangat ditentukan
oleh keadaan hutan dan tanah maka dalam masyarakat Kuansing terdapat istilah delapan tapak tempat berpijak untuk mencari penghidupan antara lain; 1
berladang bertani sawah dan sayur-sayuran; 2 berkebun karet; 3 beternak aym itik kerbau sapi dan kambing; 4 Baniro membuat manisan dan gula dari
pohon enau; 5 Bapakarangan alat tangkap ikan; 6 mandulang mendulang; 7 bertukang; dan 8 berniaga.
Delapan tapak yang telah dirintis oleh para leluhur di Kabupaten Kuansing mulai ditinggalkan generasi saat ini. Padahal sistem ini menurut Firdaus 2006
mampu menjaga perekonomian rumah tangga agar tetap stabil karena dengan sistem ini setiap rumah tangga dapat memiliki dua atau tiga mata pencaharian.
Sehingga jika terjadi ekonomi sulit atau hama menyerang tanaman maka rumah tangga masih bisa bertahan karena masih memiliki sumber penghasilan lainnya.
4.4 Kondisi Perekonomian