8.3 Strategi Pengembangan Biodiesel di Kabupaten Kuantan Singingi
Memperhatikan hasil analisis dimuka dan juga uraian tujuan penelitian ini yang yang berorientasi menghasilkan kajian tentang kelayakan usaha
pengembangan pabrik biodiesel berbasis limbah cair liquid waste dari pabrik pengolahan kelapa sawit PKS pada umumnya maka sasaran jangka pendek
dirumuskan “terwujudnya program pembangunan pabrik biodiesel di Kabupaten Kuantan Singingi yang dapat melibatkan kegiatan masyarakat setempat melalui
jaringan ekonomi”. Untuk itu, dirumuskan beberapa strategi dan arahan dalam pendirian pabrik biodiesel liquid waste di Kabupaten Kuantan Singingi dengan
teknik matriks SWOT sebagaimana yang terlihat pada Tabel 42. Tabel 42. Matriks SWOT
Kekuatan Strengths
1. Potensi ketersediaan bahan baku
2. Tersedianya sumberdaya manusia
3. Dukungan pemerintah 4. Meningkatnya kesadaran
masyarakat Kelemahan Weaknesses
1. Keterbatasan infrastruktur 2. Belum adanya peraturan
daerah 3. Pemanfaatan liquid waste
sebagai pupuk organik. Peluang Opportunity
1. Peningkatan harga dan kebutuhan energi.
2. Proyeksi produksi biodiesel
3. Terbukanya kesempatan bagi swasta
4. Kenaikan harga minyak mentah.
Strategi SO Pengembangan Industri
Biodiesel Kerakyatan Berbasis Ekonomi Jaringan
Strategi WO Pembuatan Peraturan Daerah
Tentang Pemanfaatan Liquid waste Sebagai Energi
Alternatif
Ancaman Threats 1. Adanya energi alternatif
lainnya. 2. Isu lingkungan
3. Konflik lahan
Strategi ST Integrasi Pabrik PKS di
Kabupaten Kuantan Singingi Strategi WT
Menyelenggarakan kerjasama dengan Pihak Asing Baik
dalam Permodalan, pengembangan Teknologi
dan pemasaran
Strategi SO merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan biodiesel liquid waste dan memanfaatkan peluang yang ada
untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan. Strategi yang diusulkan adalah pengembangan industri biodiesel kerakyatan berbasis ekonomi jaringan. Artinya,
industri biodiesel harus mengadopsi teknologi tinggi sebagai faktor pemberi nilai tambah terbesar dari proses ekonomi kerakyatan yang dibangun oleh perusahaan.
Faktor skala ekonomi dan efisiensi yang akan menjadi dasar kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai sentra-sentra
kemandirian ekonomi rakyat, skala kecil hingga besar dengan pola pengelolaan yang menganut siklus produksi yang pendek.
Strategi WO merupakan strategi yang berusaha meminimalkan kelemahan yang ada pada perusahaan biodiesel liquid waste untuk dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang diusulkan adalah pembuatan peraturan daerah mengenai pemanfaatan energi alternatif dalam hal ini biodiesel yang
memanfaatkan limbah cair liquid waste yang berasal dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Dalam
pembuatan peraturan daerah tersebut perlu dibuat naskah akademik yang mencakup analisis sisi teknis dan ekonomi sehingga kebijakan yang dikeluarkan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Strategi ST merupakan strategi yang memanfaatan kekuatan yang akan
dimiliki oleh perusahaan biodiesel liquid waste untuk mengatasi ancaman. Strategi yang diusulkan adalah perlunya integrasi pengolahan limbah cair liquid
waste antara pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Kuantan Singingi. Artinya, secara skala ekonomi jika pabrik-pabrik pengolahan kelapa
sawit berdiri sendiri dalam mengelolah limbah cairnya maka secara ekonomi akan memberikan harga pokok biodiesel yang lebih mahal. Sebaliknya, jika pabri-
pabrik pengolahan kelapa sawit dapat melakukan integrasi pengolahan limbah tersebut maka harga biodiesel liquid waste per satuannya akan lebih murah.
Strategi WT merupakan strategi yang berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta mencegah ancaman. Strategi yang diusulkan adalah
menyelenggarakan kerjasama dengan “pihak asing” dalam pengelolaan pabrik biodiesel liquid waste baik dari segi modal, teknologi dan pemasaran. Hal ini
sangat berarti karena dana yang dibutuhkan untuk membangun suatu pabrik biodiesel cukup besar dan tidak ada alokasi anggaran pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Sedang dari sisi teknologi, akan terkait dengan penggunaan teknologi mutakhir untuk membuat kegiatan efisien. Apabila nantinya kebutuhan
dalam negeri dapat tercukupi, perlu untuk memasarkannya ke luar negeri ekspor dan saat itulah pentingnya ada kerjasama dengan pihak asing.
8.4 Program Pembangunan Biodiesel Berbasis Liquid Waste Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Daerah di Kabupaten Kuantan
Singingi. Dalam situasi saat ini, setiap orang sepertinya sedang merasakan
banyaknya kebijakan publik yang implementasi dan kinerjanya tidak seperti yang diharapakan, seperti program ketenagakerjaan yang tidak memenuhi target,
kampanye lingkungan yang bahkan mengasilkan hal yang sebaliknya, dan kebijakan lainnya. Dengan bertolak dari rumusan strategi jangka pendek yang
telah diutarakan dimuka dan juga menguntungkan kebanyakan dari berbagai kebijakan tersebut dalam implementasinya ternyata memberikan hasil yang sangat
berlainan dengan yang diharapkan sehingga diperlukan pengendalian yang efektif. Misalnya; dalam program deregulasi industri yang seharusnya dapat
meningkatkan kompetensi industrinya, namun dalam kenyataan malah makin memperkuat terbentuknya konglomerasi.
Persoalan substansial dari suatu kebijakan sangat dibutuhkan dalam membentuk produk kebijakan yang baik dan benar. Karena itu dibutuhkan
penjelasan tentang bagaimana kebijakan tersebut dapat diimplementasikan agar sesuai dengan yang diharapkan. Menurut Pakpahan 2002 terdapat tiga hal yang
biasanya perlu diperhatikan dalam membentuk produk kebijakan yang baik dan benar, yaitu: 1 proses kelembagaan, yang dimulai dengan disepakatinya aturan
main, etika dan nilai yang ingin diterapkan; 2 pengembangan hubungan kolektif antara pelaku; dan 3 pengembangan budaya pelaku, cara bentidak dan
legistimasinya. Dengan demikian, kebijakan prioritas mengenai penciptaan energi
alternatif biodiesel yang berbasis liquid waste di Kabupaten Kuantan Singingi juga harus memperhatikan rangkaian tujuan pembangunan lima tahun pemerintah
2005-2009 yang terdiri dari: 1. Peningkatan kesempatan kerja
2. Penanggulangan kemiskinan 3. Peningkatan investasi dan ekspor
4. Revitalisasi pertanian 5. Revitalisasi perikanan
6. Revitalisasi kehutanan
7. Peningkatan perdesaan 8. Peningkatan pendidikan
9. Peningkatan kesehatan Dari kesembilan target pemerintah di atas yang sekaligus terkait erat
dengan pengembangan pabrik biodiesel berbasis liquid waste di Kabupaten Kuantan Singingi, antara lain adalah peningkatan kesempatan kerja,
penanggulangan kemiskinan, peningkatan investasi dan ekspor serta peningkatan perdesaan.
Terkait hasil analisis SWOT, yang menunjukkan empat strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung program pembangunan di Kabupaten Kuantan
Singingi, maka urutan prioritasnya disusun, sebagai berikut: 1. Pembuatan Peraturan Daerah Tentang Pemanfaatan Liquid waste Sebagai
Energi Alternatif. 2. Integrasi pengolahan limbah Pabrik PKS di Kabupaten Kuantan Singingi.
3. Mengadakan kerjasama dengan Pihak Asing Baik dalam Permodalan, pengembangan Teknologi dan pemasaran.
4. Pengembangan Industri Biodiesel Kerakyatan Berbasis Ekonomi Jaringan. Implementasi dari kebijakan prioritas diatas akan terjabarkan melalui
penetapan fokus kegiatanprogram dan penanggungjawabnya. Melalui mekanisme tersebut, diharapkan koordinasi dan sinergi serta kejelasan tanggungjawab dari
masing-masing pelaksana pada masing-masing level dapat terbangun sejak perumusan programkegiatan dilakukan sampai dengan implementasi di lapangan.
Rincian fokus programkegiatan dan masing-masing penaggungjawabnya dapat dilihat pada Tabel 43.
Tabel 43. Fokus Program dan Masing-masing Penanggungjawabnya dalam
Pendirian Pabrik Biodiesel Berbasis Liquid Waste di Kabupaten Kuantan Singingi.
Kebijakan Fokus ProgramKegiatan
Penanggungjawab Melakukan Studi
ANDAL Melakukan workshop
tentang energi alternatif yang bersumber dari
liquid waste Pembuatan Peraturan
Daerah Tentang Pemanfaatan Liquid
waste Sebagai Energi Alternatif
Sosialisasi dan membangun komitmen
dari pemerintah daerah Kabupaten Kuantan
Singingi dengan menghasilkan peraturan
daerah yang efektif Pemilik pabrik, dunia
pendidikan, lembaga swadaya masyarakat,
DPRD dan pemerintah daerah kabupaten
Kuantan Singingi
Membangun komitmen diantara para PKS yang
terkait dengan penyediaan bahan baku
liquid waste Integrasi Pabrik PKS di
Kabupaten Kuantan Singingi
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi
yang dapat menghubungkan antara
PKS dengan pabrik biodiesel liquid waste.
Pemilik pabrik, pabrik pengolahan kelapa sawit
PKS dan pemerintah daerah Kabupaten
Kuantan Singingi
Promosi mengenai potensi liquid waste
sebagai salah satu energi alternatif subsitusi BBM
Pemilik pabik dan pemerintah daerah
Kabupaten Kuantan Singingi
Mengadopsi teknologi terbaru dalam
pengelolaan liquid waste menjadi biodiesel
teknologi ramah lingkungan
Mengadakan kerjasama dengan Pihak Asing
Baik dalam Permodalan, pengembangan
Teknologi dan pemasaran
Mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan
lain dalam penampungan hasil olahan biodiesel
Pemilik pabrik
Sosialisasi tentang manfaat penggunaan
biodiesel Pengembangan Industri
Biodiesel Kerakyatan Berbasis Liquid waste
Pemberdayaan industri kecil dan menengah yang
Pemilik pabik dan pemerintah daerah
Kabupaten Kuantan Singingi
menggunakan energi yang bersumber dari
biodiesel liquid waste Perekrutan tenaga kerja
lokal Pemilik pabrik
BAB IX KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Penelitian ini telah berhasil menunjukkan tingkat kelayakan usaha untuk membangun pabrik biodiesel liquid waste yang menguraikan kaitan
dengan program pembangunan wilayah disekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji kelayakan teknis pembangunan pabrik yang dinyatakan
layak didirikan di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau.
2. Dengan kelayakan tersebut, masalah pengendalian limbah pabrik pengolahan kelapa sawit PKS yang selama ini dilakukan akan dapat
ditangani dengan konsep pengolahan melalui pabrik biodiesel di Kecamatan Benai. Dengan demikian secara ekonomi ditemukan nilai
tambah bagi “side product” dari PKS. Keberhasilan membangun pabrik dengan memakai teknologi yang memadai akan dapat menghasikan
biodiesel sebagai nproduk subsitusi BBM yang bersumber dari fosil. Dengan demikian program ini akan dapat menangani dua masalah besar
yang dihadapi diwilayah-wilayah perkebunan kelapa sawit secara khusus. 3. Untuk pedoman operasional dari optimasi proses pembangunan
dirumuskan uraian kerangka perencanaan strategi sebagai berikut: Visi pengembangan biodiesel berbasisi liquid waste di Kabupaten Kuantan
Singingi diformulasikan sebagai berikut:
“Menghasilkan Biodiesel dengan memanfaatkan Limbah Cair Liquid waste dari Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PKS yang ikut mendukung
penanggulangan krisis energi BBM”