Pembukuan dan Akuntansi

4. Pembukuan dan Akuntansi

a. Pembukuan Pembukuan atas transaksi belanja dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran.

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/ Lembaga. Bendahara wajib menatausahakan seluruh uang yang dikelolanya dan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja.

Bendahara wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PER‐ 3/PB/2014, pembukuan bendahara terdiri dari Buku Kas Umum (BKU), buku pembantu, dan Buku Pengawasan Anggaran. Buku pembantu bendahara pengeluaran sekurang‐kurangnya terdiri atas Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP/TUP, Buku Pembantu LS Bendahara, Buku Pembantu Pajak dan Buku Pembantu Lain ‐lain.

Pembukuan tersebut dilakukan dengan aplikasi yang dibuat dan dibangun oleh Kementerian Keuangan cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Dalam hal aplikasi tersebut tidak dapat digunakan, bendahara dapat menyelenggarakan pembukuan secara manual.

Hal ‐hal yang diperhatikan dalam pembukuan oleh bendahara yaitu: ƒ

Setiap transaksi harus segera dicatat dalam BKU sebelum dibukukan dalam buku ‐buku pembantu dan pengawasan anggaran.

ƒ PA/KPA dapat menentukan buku‐buku bantu/register selain BKU. ƒ

Pembukuan dilaksanakan berdasarkan asas bruto. ƒ

KPA melaksanakan pemeriksaan kas sekurang‐kurangnya satu kali dalam satu bulan dalam rangka pengawasan penatausahaan kas dan ketertiban pembukuan.

166 2014 | Pusdiklatwas BPKP

ƒ Buku, catatan dan dokumen lain yang menjadi dasar perhitungan PNBP wajib disimpan selama sepuluh tahun. Terhadap instansi pemerintah yang ditunjuk atas permintaan menteri untuk menagih, memungut dan menyetorkan PNBP juga dapat diperiksa khusus oleh instansi yang berwenang.

Pembukuan oleh bendahara dilakukan berdasarkan dokumen sumber. Dokumen sumber adalah seluruh dokumen terkait dengan uang yang dikelola Bendahara serta transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja, antara lain:

ƒ DIPA yang telah mendapat pengesahan. ƒ

SPM ‐UP/SPM‐TUP/SPM‐GUP/SPM‐LS yang telah diterbitkan SP2D ƒ

Kwitansi/dokumen pembayaran atas uang yang bersumber dari UP atau LS‐ Bendahara

ƒ Faktur pajak atas potongan uang yang bersumber dari UP atau LS‐Bendahara Bendahara wajib menyusun LPJ Bendahara atas uang yang dikelolanya secara

bulanan. LPJ tersebut dibuat berdasarkan pembukuan yang diselenggarakan bendahara yang telah diperiksa dan direkonsiliasi oleh KPA. LPJ Bendahara Pengeluaran dituangkan sebagaimana Format Lampiran IX Peraturan Menteri Keuangan Nomor PER‐3/PB/2014.

b. Akuntansi Penyelenggaraan akuntansi terkait dengan kewajiban Satuan Kerja sebagai unit

akuntansi untuk dapat menyampaikan laporan keuangan yang akan dikonsolidasi sampai ke tingkat Pengguna Anggara (K/L). Sistem akuntansi yang digunakan adalah Sistem Akuntansi Instansi, yang dalam kaitan belanja negara akan menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran yang menyajikan anggaran dan realisasi pendapatan dan belanja satuan kerja dalam satu tahun anggaran. Untuk menampung transaksi aset/Barang Milik Negara (BMN) digunakan Sistem Informasi dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) yang akan menyajikan nilai aset tetap pada neraca.

Dalam pencatatan transaksi akuntansi belanja sebagai dasar pencatatan estimasi belanja adalah DIPA Kementerian Negara/Lembaga atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPA. Dokumen sumber sebagai dasar

Manajemen Pemerintahan Pusat 167 Manajemen Pemerintahan Pusat 167

Pembahasan lebih lanjut mengenai akuntansi terkait SAI dan Pelaporan Keuangan pada BAB VI PELAPORAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA.