LINGKUP PEMERIKSAAN
A. LINGKUP PEMERIKSAAN
Pemerintah mengemban amanat untuk menjalankan tugas pemerintahan melalui peraturan perundang ‐undangan. Untuk penyelenggaraan pemerintahan dimaksud, pemerintah memungut berbagai macam jenis pendapatan dari rakyat, kemudian membelanjakannya untuk penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan kepada rakyat. Dalam hal ini, kedudukan pemerintah adalah sebagai agen dari rakyat sedangkan rakyat sebagai prinsipalnya. Sebagai agen, pemerintah wajib mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangannya kepada rakyat yang diwakili oleh DPR.
Dalam pola hubungan antara pemerintah sebagai agen dan DPR sebagai wakil dari prinsipal, terdapat ketidakseimbangan pemilikkan informasi. Lembaga perwakilan tidak mempunyai
Manajemen Pemerintahan Pusat 255 Manajemen Pemerintahan Pusat 255
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD RI Tahun 1945, pemeriksaan yang menjadi tugas BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan negara. Oleh karena itu, kepada BPK diberikan kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan yaitu: pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
1. Pemeriksaan Keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah. Pemeriksaan ini dilakukan dalam rangka pemberian opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Hasil pemeriksaan keuangan oleh BPK akan menghasilkan opini yang merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan. Kriteria untuk pemberian opini adalah sebagai berikut:
a. kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan;
b. kecukupan pengungkapan;
c. kepatuhan terhadap peraturan perundang‐undangan; dan
d. efektivitas sistem pengendalian intern. Penilaian atas empat kriteria di atas akan menentukan pemberian opini terhadap laporan
keuangan yang meliputi lima jenis sebagai berikut:
256 2014 | Pusdiklatwas BPKP 256 2014 | Pusdiklatwas BPKP
b. wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas,
c. wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
d. tidak wajar (adversed opinion), dan
e. pernyataan menolak memberikan opini (disclaimer of opinion). Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) diberikan jika pos‐pos laporan keuangan tidak
mengandung salah saji material dan laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar. Opini WTP dengan paragraf penjelas diberikan apabila terdapat permasalahan yang belum dapat dituntaskan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kewajaran laporan keuangan. Opini wajar dengan pengecualian jika terdapat pos ‐pos tertentu dalam laporan keuangan mengandung salah saji secara material namun secara keseluruhan tidak mengganggu kewajaran laporan keuangan. Opini tidak wajar diberikan jika pos‐pos laporan keuangan mengandung salah saji material sehingga laporan keuangan secara keseluruhan tidak wajar. Opini disclaimer diberikan jika pemeriksa tidak dapat memperoleh keyakinan atas kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja sering juga disebut value for money audit. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan efisiensi, serta pemeriksaan atas efektivitas. Pemeriksaan ini lazim dilakukan oleh aparat pengawasan intern untuk kepentingan jajaran manajemen. Namun demikian UUD RI Tahun 1945 juga mengamanatkan kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan kinerja, terutama untuk mengidentifikasi area‐area yang potensial untuk peningkatan kinerja yang menjadi perhatian lembaga perwakilan.
Hasil pemeriksaan kinerja adalah temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Pemeriksaan kinerja antara lain dilakukan dengan melakukan evaluasi atas efisiensi pelaksanaan kegiatan serta efektivitas suatu program. Pemeriksaan kinerja tidak dapat dilepaskan dari hierarki kriteria dan indikator kinerja. Hierarki tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
Manajemen Pemerintahan Pusat 257
Gambar
8.1 Hierarki Kriteria dan Indikator Kinerja
Policy Goals
Program Objectives
Planned Outcomes
process
Actual Outcomes
Effectiveness
Planned Outputs
process
Actual Outputs
Efficiency
Planned Inputs
process
Actual Inputs
Compliance
Adapun bagi pemerintah, pemeriksaan kinerja ini dimaksudkan untuk mengarahkan agar sumber daya yang tersedia dimanfaatkan secara efisien dan efektif untuk pelayanan kepada masyarakat.
3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan ini adalah pemeriksaan atas hal‐hal lain yang bersifat keuangan, pemeriksaan atas sistem pengendalian intern, dan pemeriksaan investigatif.
Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah kesimpulan. Dalam hal pemeriksaan investigatif, apabila diketemukan adanya indikasi tindak pidana atau tindakan yang membawa dampak pada kerugian negara, BPK segera melaporkannya kepada instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang‐undangan.
258 2014 | Pusdiklatwas BPKP