KONSEPSI AUDIT INTERNAL
A. KONSEPSI AUDIT INTERNAL
1. Pengertian Definisi audit intern menurut The Institute of Internal Auditor atau IIA adalah kegiatan
pemastian (assurance) dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan tata kelola.
Sesuai dengan definisi audit internal di atas, maka kegiatan utama audit intern adalah pemberian jasa assurance (pemastian) dan consultancy (konsultasi). Perbandingan antara jasa assurance dan consultancy adalah sebagai berikut:
Tabel
7.1 Perbandingan Jasa Assurance dan Jasa Pemastian
Aspek Jasa Pemastian
Jasa Konsultasi
Definisi Pemeriksaan yang objektif terhadap
Kegiatan pemberian jasa nasihat
bukti ‐bukti dengan tujuan
(advisory) dan jasa yang terkait
memberikan penilaian yang
dengan klien, dimana sifat dan ruang
independen terhadap tata kelola,
lingkupnya disepakati dengan klien,
manajemen risiko, dan proses
dan dimaksudkan untuk menambah
pengendalian organisasi.
nilai dan meningkatkan menambah
Contoh: keuangan, kinerja,
nilai dan meningkatkan tata kelola
ketaatan, keamanan sistem, dan
organisasi, manajemen risiko, dan
penugasan due diligence.
proses pengendalian, tanpa auditor intern memikul tanggung jawab
Manajemen Pemerintahan Pusat 249
Aspek Jasa Pemastian
Jasa Konsultasi
manajemen. Contoh: pemberian nasihat, saran, fasilitasi, dan pelatihan.
Maksud utama Memberikan penilaian independen Memberikan jasa nasihat, diklat, penugasan atau fasilitasi
Pihak yang
Ada dua pihak, yaitu: terlibat
Ada tiga pihak, yaitu:
1. Auditan/pemilik proses:
1. Klien: orang/ kelompok yang
orang/kelompok yang terlibat
meminta/menerima jasa
langsung dalam suatu proses,
2. Auditor intern: orang/kelompok
sistem, atau hal lainnya
yang menawarkan/memberikan
2. Auditor intern: orang/ kelompok
jasa
yang melakukan penilaian
3. Pengguna: orang/kelompok yang menggunakan hasil penilaian independen
Lingkup Ditentukan oleh auditor intern
Sifat dan lingkupnya ditentukan kegiatan oleh klien dengan persetujuan auditor
Output Penilaian, opini, atau simpulan
Pemberian nasihat, saran, dan penambahan nilai terhadap tata kelola organisasi, manajemen risiko, dan proses pengendalian.
Di sektor publik/pemerintah, audit intern merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui audit intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan ketentuan, rencana, dan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, audit intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government serta mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Auditor intern pemerintah harus mampu merespons secara aktif berbagai permasalahan dan perubahan yang terjadi, baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial melalui program dan kegiatan pengawasan. Selain itu, pelaksanaan audit intern diarahkan pada
250 2014 | Pusdiklatwas BPKP 250 2014 | Pusdiklatwas BPKP
Audit intern di lingkungan pemerintah Indonesia dilakukan oleh APIP. Pengertian APIP menurut Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama APIP.
Pengertian auditor intern bisa merujuk pada individu yang melakukan audit maupun institusi yang memerintahkannya. Dalam struktur pemerintahan Indonesia, institusi atau unit kerja yang berperan sebagai internal auditor pemerintah (APIP) terdiri atas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian, unit pengawasan pada Lembaga Pemerintah Non‐Kementerian (LPNK) dan lembaga negara, dan Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sedangkan unit kerja yang diaudit atau auditan, menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 adalah orang/instansi pemerintah yang diaudit oleh APIP. Dalam pengertian umum, auditan adalah pihak yang melaksanakan dan bertanggung jawab atas hal yang dinilai oleh auditor.
Dengan demikian auditan adalah seluruh instansi pemerintahan. Pengertian instansi di sini mencakup semua tingkatan satuan organisasi dalam pemerintahan. Sebagai contoh, auditan bisa berupa pemerintah pusat (kementerian/lembaga), pemerintah daerah (provinsi, kabupaten/kota), departemen, direktorat jenderal, unit pelaksanan teknis, dinas di provinsi/kabupaten/kota, atau pelaksana kegiatan pada suatu dinas tertentu.
Tata cara pengawasan pelaksanaan rencana pembangunan yang dilakukan oleh Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang‐undangan.
2. Jenis Audit Internal
Sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, APIP melakukan pengawasan intern melalui:
Manajemen Pemerintahan Pusat 251 Manajemen Pemerintahan Pusat 251
secara independen, objektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.
b. Reviu Reviu adalah penelaahan ulang bukti‐bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
c. Evaluasi Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi suatu kegiatan
dengan standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor ‐ faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
d. Pemantauan Pemantauan adalah proses penilaian kemajuan suatu program/kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Kegiatan Pengawasan Lainnya Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan,
pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan. Kegiatan pengawasan lainnya lebih banyak bersifat konsultasi.