Penghitungan dosis obat pada anak

Fluharty, 2011. Metode yang lebih lama dalam penghitungan dosis anak adalah rumus Fried dan rumus Young, yang berdasarkan umur anak, dan rumus Clark yang berdasarkan berat badan anak Kee, 1996. a. Dosis berdasarkan berat badan Penghitungan dosis obat anak adalah penting untuk memastikan bahawa anak mendapat dosis yang tepat dalam batas terapeutik yang disetujui. Salah satu metode pemberian dosis yang aman adalah metode berdasarkan berat badan kg Kee, 1996. Pemberian dosis berdasarkan berat badan harus mempertimbangkan faktor obesitas. Hal ini karena, obesitas dapat menyebabkan konsentrasi dosis standard yang diberikan tidak adekuat Haug, 2011. Selain itu, obesitas juga dapat menyebabkan perubahan fisiologis termasuk peningkatan massa otot dan jaringan adiposa. Keadaan ini dapat mempengaruhi distribusi, metabolisme dan juga clearance dari suatu obat. Pada pasien obesitas juga terjadi peningkatan dari protein plasma yang boleh menyebabkan komposisi obat yang tidak terikat kepada protein berkurang, seterusnya efek obat turut berkurang Grace, 2012. b. Dosis berdasarkan umur Proses pemberian dosis pada anak menjadi sulit apabila terdapat variasi dosis untuk umur yang berbeda. Contohnya, menurut Summary of Product Charateristics , SPC merekomendasikan berbeda usia di mana peningkatan dosis harus terjadi. Misalnya, peningkatan dosis yang signifikan untuk Amoxycillin terjadi pada usia 10 tahun, sementara fenoksimetilpenisilin langkah peningkatan direkomendasikan pada 1 dan 6 tahun. Ekin-Daukes et al, 2003 Metode lain untuk penyesuaian dosis berdasarkan usia yaitu anak dibagi menjadi subkategori prematur bayi baru lahir, bayi cukup bulan, bayi, balita, anak-anak dan remaja dan dosis yang dipilih sesuai dengan usia anak. Metode ini tidak memperhitungkan perubahan karena pertumbuhan perkembangan yang terjadi dalam setiap kelompok usia. Meskipun kapasitas metabolisme hepatik dari seorang anak berusia 5 tahun benar-benar berbeda dari neonatus, pendekatan ini gagal dalam menggambarkan kematangan metabolisme antara anak umur satu dan enam bulan. Di sisi lain, mungkin tidak ada perbedaan dalam metabolisme obat di antara remaja dan orang dewasa. Cella et al., 2010 c. Dosis berdasarkan luas permukaan tubuh LPT Takaran dosis dari orang dewasa juga dapat dilakukan dengan normalisasi berdasarkan luas permukaan tubuh LPT, dengan asumsi bahwa proses metabolisme pada manusia adalah konstan bila diekspresikan sebagai fungsi dari LPT. Namun, beberapa kelemahan membatasi penerapan metode ini yaitu kesulitan dalam menghitung LPT karena kompleksitas dan ketidaktelitian dari rumus yang dapat digunakan dan kecenderungan untuk overdosis neonatus dan bayi. Ada juga sedikit pembenaran untuk LPT dari perspektif farmakokinetik: perubahan parameter farmakokinetik seluruh populasi anak tidak berubah secara proporsional dengan LPT, karena LPT tidak mendeskripsikan fungsi metabolik misalnya skala dengan LPT tidak dapat memprediksi kurangnya enzim saat lahir, menyebabkan overdosis neonatus Lack, 1997.

2.2.6. Lama Pemberian antibiotik

Kepekaan kuman terhadap antimikroba tertentu tidak menjamin efektivitas klinis suatu pengobatan. Terdapat faktor lain yang dapat menjadi penyebab kegagalan terapi, salah satunya adalah durasi pemberian obat yang kurang. Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk tiap jenis infeksi perlu diberikan antimikroba tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah ditinggalkan Ganiswarna, 1995. Pada umumnya para ahli lebih cenderung melakukan individualisasi masa terapi, yang sesuai dengan tercapainya respons klinik yang memuaskan Esposito, 2012 . Lama pemberian antimikroba merupakan salah satu dari faktor penting dalam mencapai penyembuhan infeksi dan pencegahan relaps Paul, 2006. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kedua tujuan ini sangat bervariasi. Ada infeksi yang dapat disembuhkan dengan pemberian antimikroba beberapa hari sahaja dan adapula infeksi yang memerlukan terapi yang lama, misalnya pada pengobatan tuberkulosis paru. Variasi lama terapi ini dipengaruhi oleh: Imam, 2008 a. Kemampuan mikroba melawan mekanisme pertahanan tubuh pasien. b. Lokasi infeksi yang cukup untuk menghambat atau mematikan mikroba tersebut. c. Potensi daya antimikroba yang ditentukan dengan nilai kadar hambat minimal KHM dan Kadar Bakterisida Minimal KBM. d. Frekuensi terjadinya resistensi terhadap antimikroba. Pemberian antimikroba dalam jangka waktu yang pendek tetapi efektif mungkin dapat mengurangkan kadar efek samping Esposito, 2012. Dalam pemberian antibiotik, perlu difikirkan efek samping suatu obat jika diberikan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya dalam penggunaan obat antimikroba jenis aminoglikosida, terdapat dua jenis toksisitas yang dapat disebabkan oleh pemakaian obat tersebut yaitu nefrotoksisitas dan ototoksisitas. Oleh itu, pemberian obat aminoglikosida perlu diberikan dalam jangka masa yang singkat agar tidak terjadi efek toksisitas yang berkepanjangan McKenzie, 2011. Lama pemberian antimikroba juga bergantung kepada jenis antimikroba yang diberikan. Misalnya pada tonsillo-pharyngitis, durasi pengobatan selama 10 hari dengan penisilin merupakan terapi pilihan, tetapi ada penelitian yang menunjukkan penggunaan obat cephalosporin dan azithromycin dapat memberikan efek yang lebih baik dalam hal eradikasi bakteri dengan durasi yang lebih singkat yaitu tiga hari Esposito, 2012 Selain itu, lama pemberian juga bergantung kepada jenis penyebab infeksi yang dialami pasien. Untuk infeksi tertentu seperti infeksi bakterimia oleh Staphylococcus aureus dan Enterococcal endokarditis, terbukti memerlukan durasi pengobatan yang lama untuk mencegah terjadinya relaps. Menurut Moussaoui et al. 2006, durasi pengobatan selama tiga hari adalah mencukupi bagi community-acquired pneumonia tanpa komplikasi berbanding durasi pengobatan sekarang yang memerlukan pengobatan selama tujuh hingga 10 hari. Pada pasien dengan infeksi hospitalized-acquired pneumonia dan ventilator- acquired pneumonia, kebanyakan pasien menerima pengobatan dalam waktu 10- 14 hari, tetapi bagi pasien yang mengalami infeksi oleh organisme non-fermentasi laktosa seperti Pseudomonas aeruginosa, durasi pengobatan adalah lebih lama yaitu 14-21 hari Esposito, 2012.