2.1.4. Diagnosis
Penyakit gastroenteritis pada kebanyakan anak biasanya berlaku dalam masa yang singkat dan membaik apabila dehidrasi teratasi. Hal ini menyebabkan
jarang dilakukan pemeriksaan atau tes diagnostik khusus untuk mencari penyebab dari gastroenteritis South-paul E. et. al, 2004. Namun, pemeriksaan laboratorium
atau kultur untuk bakteri dan parasit tetap harus dilakukan apabila gejala seperti demam, tinja berdarah dan diare menetap sampai satu minggu atau lebih. Adanya
leukosit pada tinja menunjukkan adanya infeksi inflamasi. Pada anak yang terlihat dehidrasi, evaluasi awal pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan
elektrolit, blood urea nitrogen BUN, kreatinin dan urinalisis dilakukan pada anak dengan diare sedang sampai berat sebagai indikator hidrasi terutama pada
anak yang dirawat inap dan mendapat terapi cairan Marcdante J. et. al, 2011.
2.1.5 Penatalaksanaan
Hal utama yang perlu ditangani pada pasien gastroenteritis adalah dehidrasi. Kebanyakan kasus gastroenteritis yang menyebabkan kematian adalah
disebabkan hidrasi yang tidak ditangani secepatnya Burkhart M., 1999. Menurut Kementerian kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, 2011, tatalaksana
penderita diare yang standar di sarana kesehatan melalui lima langkah tuntaskan diare LINTAS Diare telah dilaksanakan sebagai satu strategi dalam
pengendalian penyakit diare. Lima langkah tuntaskan diare termasuklah pemberian oralit, pemberian obat zinc, pemberian air susu ibu ASI makanan,
pemberian antibiotika hanya atas indikasi dan pemberian nasehat. 1. Pemberian oralit
Menurut American Academy Pediatrics AAP B. Clair Eliason, Lewan B. Richard,1998, pemberian cepat cairan rehidrasi dalam empat sampai enam jam
dengan elektrolit glukosa oral direkomendasikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi diikuti dengan pemberian susu cair. Cairan oralit yang diberikan adalah
oralit dengan osmolaritas rendah yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Bila penderita tidak dapat minum oralit secara oral, harus segera dibawa ke saran
kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus Kemenkes RI, 2011. Penatalaksanaan diare dengan pemberian oralit perlu didasarkan pada derajat
dehidrasi penderita. Derajat dehidrasi dibagi dalam 3 klasifikasi yaitu: a Diare tanpa dehidrasi
b Diare dehidrasi ringan sedang c Diare dengan dehidrasi berat
2. Pemberian obat zinc Zinc merupakan mikronutrien yang penting dalam tubuh. Pemberian zinc
selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada tiga bulan berikutnya Black, 2003. Penelitian di Indonesia menunjukkan bahawa zinc mempunyai efek protektif terhadap diare
sebanyak 11 dan menurut hasil pilot study menunjukkan bahwa zinc mempunyai tingkat hasil guna sebesar 67 Hidayat, 1998 dan Soenarto, 2007.
Berdasarkan ini semua anak diare harus diberi zinc segera saat menaglami diare. Dosis pemberian zinc pada balita:
- umur 6 bulan : ½ tablet 10 mg per hari selama 10 hari
- umur 6 bulan 1 tablet 20 mg per hari selama 10 hari
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc adalah dengan melarutkan tablet dalam satu sendok makan
air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare Kemenkes, 2011. 3. Pemberian ASI makanan
Pemberian makan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI.Anak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia enam