Lama Pemberian antibiotik Distribusi

b. Lokasi infeksi yang cukup untuk menghambat atau mematikan mikroba tersebut. c. Potensi daya antimikroba yang ditentukan dengan nilai kadar hambat minimal KHM dan Kadar Bakterisida Minimal KBM. d. Frekuensi terjadinya resistensi terhadap antimikroba. Pemberian antimikroba dalam jangka waktu yang pendek tetapi efektif mungkin dapat mengurangkan kadar efek samping Esposito, 2012. Dalam pemberian antibiotik, perlu difikirkan efek samping suatu obat jika diberikan dalam jangka waktu yang lama. Contohnya dalam penggunaan obat antimikroba jenis aminoglikosida, terdapat dua jenis toksisitas yang dapat disebabkan oleh pemakaian obat tersebut yaitu nefrotoksisitas dan ototoksisitas. Oleh itu, pemberian obat aminoglikosida perlu diberikan dalam jangka masa yang singkat agar tidak terjadi efek toksisitas yang berkepanjangan McKenzie, 2011. Lama pemberian antimikroba juga bergantung kepada jenis antimikroba yang diberikan. Misalnya pada tonsillo-pharyngitis, durasi pengobatan selama 10 hari dengan penisilin merupakan terapi pilihan, tetapi ada penelitian yang menunjukkan penggunaan obat cephalosporin dan azithromycin dapat memberikan efek yang lebih baik dalam hal eradikasi bakteri dengan durasi yang lebih singkat yaitu tiga hari Esposito, 2012 Selain itu, lama pemberian juga bergantung kepada jenis penyebab infeksi yang dialami pasien. Untuk infeksi tertentu seperti infeksi bakterimia oleh Staphylococcus aureus dan Enterococcal endokarditis, terbukti memerlukan durasi pengobatan yang lama untuk mencegah terjadinya relaps. Menurut Moussaoui et al. 2006, durasi pengobatan selama tiga hari adalah mencukupi bagi community-acquired pneumonia tanpa komplikasi berbanding durasi pengobatan sekarang yang memerlukan pengobatan selama tujuh hingga 10 hari. Pada pasien dengan infeksi hospitalized-acquired pneumonia dan ventilator- acquired pneumonia, kebanyakan pasien menerima pengobatan dalam waktu 10- 14 hari, tetapi bagi pasien yang mengalami infeksi oleh organisme non-fermentasi laktosa seperti Pseudomonas aeruginosa, durasi pengobatan adalah lebih lama yaitu 14-21 hari Esposito, 2012. Durasi optimal pengobatan tidak hanya berbeda pada setiap individu, melainkan berbeda antara orang dewasa dan anak Esposito, 2012. Contohnya pada pengobatan bakterial sinusitis akut BSA. Menurut Infectious Diseases Society of America IDSA , lama pemberian terapi antibiotik untuk sinusitis akut bakterial adalah lima hingga tujuh hari pada orang dewasa dan lebih lama pada anak-anak yaitu 10-14 hari Chow et al., 2012. Namun, hal ini tidak terjadi pada semua jenis infeksi, karena terdapat penelitian menyatakan durasi pengobatan untuk community-acquired pneumonia pada anak dan orang dewasa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan Esposito, 2012. Menurut Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotika yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011, lama pemberian antibiotik berdasarkan efikasi klinis untuk eradikasi mikroba atau sesuai protokol terapi untuk penyakit tertentu, adalah sebagai berikut:  Sebagian besar infeksi seperti Pneumonia, Septikemia : 5 – 7 hari  Cystitis : 3 hari  Streptococcal pharingitis : 10 hari  Endokarditis : 2 – 6 minggu  Pyelonephritis : 2 minggu  Osteomyelitis : beberapa minggubulan  Septic arthritis : 2-6 minggu  Lung abscess : 4-6 minggu  Liver abscess : 1-4 bulan BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional

1. Antibiotik adalah obat antimikroba yang digunakan untuk eradikasi mikroorganisme penyebab pada pasien anak dengan gastroenteritis. 2. Ketepatan dosis adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek terapi terhadap suatu penyakit atau gejala sakit. Pasien anak yang didiagnosa gastroenteritis Pemberian terapi antibiotik  Ketepatan dosis  Lama pemberian Lama perawatan Kategori:  Tepat dosis : bila dosis antibiotik sesuai dengan pedoman pengobatan.  Tidak tepat dosis : bila dosis antibiotik tidak sesuai dengan pedoman pengobatan. 3. Lama pemberian adalah rentang waktu pasien anak menggunakan antibiotik untuk pengobatan gastroenteritis karena bakteri berdasarkan pedoman pengobatan. 4. Lama perawatan berdasarkan rentang waktu mulai pasien masuk sampai keluar dari RSUP Haji Adam Malik Medan. 5. Anak adalah individu yang berumur satu tahun sampai 14 tahun menurut klasifikasi bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.3 Hipotesis

Adanya hubungan antara ketepatan dosis dan lama pemberian antibiotik dengan lama perawatan.