Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan Remaja

40 Hal ini didukung oleh hasil penelitian Lis Binti Muawanah, Suroso Herlan Pratikto 2012: 6-14 yang menyatakankematangan emosi secara parsial berhubungan linear, berlawanan arah, dan signifikan. Kematangan emosi akan menjauhkan remaja dari kemungkinan berperilaku nakal. Semakin matang emosi, semakin kecil kemungkinan remaja berperilaku nakal. Semakin tidak matang emosi, semakin besar potensi remaja berperilaku nakal. Jadi kematangan emosi remaja akan mempengaruhi remaja dalam melakukan kenakalan.

C. Kenakalan Remaja

1. Pengertian Kenakalan Remaja

Remaja sangat rentan terhadap penyimpangan perilaku, tidak sedikit remaja yang berada pada posisi yang sulit karena melakukan hal yang bertentangan dengan nilai dan norma sosial, yang mana hal tersebut digolongkan dalam kenakalan remaja. Menurut Dr. Kusumanto Sofyan S. Wills: 2005:89. “Juvenile delinquency atau kenakalan anak dan remaja ialah tingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan pendapat umum yang dianggap sebagai acceptable dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di suatu masyarakat yang berkebudayaan”. Jika dilihat dari pendapat Sarlito W. Sarwono 2002: 209, kenakalan remaja didefinisikan sebagai perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum. Kedua pendapat ahli tersebut memiliki perbedaan, menurut Kusumanto, dapat dikatakan kenakalan remaja jika remaja melakukan pelanggaran yang bertentangan dengan pendapat umum 41 lingkungan sosial, sedangkan menurut Sarlito W. Sarwono kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang melanggar hukum. Pendapat Kusumanto tersebut sejalan dengan pendapat Sofyan S. Wills yang menyatakan kenakalan remaja ialah tindak perbuatan para remaja yang bertentangan dengan hukum, agama, dan norma-norma masyarakat sehingga akibatnya merugikan orang lain, menganggu ketentraman umum serta merusak dirinya sendiri. Berdasarkan pendapat ini, dapat dipahami bahwa kenakalan remaja dilakukan oleh anak remaja yang bertentangan dengan aturan lingkungan sosialnya, tidak hanya melanggar hukum Sofyan S. Wills, 2005: 90. Hal ini juga didukung oleh pendapat Sudarsono 2004: 11 114 yang mengatakan bahwaJuvenile deliquency kenakalan remaja bukan hanya merupakan perbuatan anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk perbuatan yang melanggar norma masyarakat, anti sosial, anti susila, dan menyalahi norma-norma agama. Dari pendapat beberapa ahli, peneliti setuju dengan pendapat dari Kusumanto, Sofyan S. Wills, dan Sudarsono yang menjelaskan kenakalan remaja sebagai perilaku menyimpang remaja yang melanggar syarat-syarat umum atau pendapat umum seperti aturan-aturan, nilai, norma masyarakat umum dan atau melanggar aturan agama dan hukum yang berlaku. Jadi tidak hanya perilaku remaja yang melanggar hukum yang dapat dikatakan kenakalan remaja tetapi juga perilaku yang menyimpang dari aturan, nilai, norma dan pendapat umum di lingkungan sosialnya. Hal ini dapat 42 digambarkan seperti anak remaja yang berpakaian “nyentrik”, remaja laki- laki yang memakai anting-anting ditelinga dan bibirnya di lingkungan sekolah dan sebagainya. Hal tersebut tentunya tidak melanggar hukum, tetapi jika digunakan di lingkungan sekolah tentunya akan melanggar peraturan sekolah, dan dapat dikatakan sebagai kenakalan remaja.

2. Bentuk- Bentuk Kenakalan Remaja